Gawat! Ada Unsur Pornografi di Buku Pelajaran SD Ini
A
A
A
NGANJUK - Para orang tua siswa sekolah dasar (SD) di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur resah dengan adanya buku pelajaran Bahasa Jawa untuk siswa kelas VI SD yang mengandung unsur pornografi.
Diduga buku ini telah menyebar di seluruh SD di Kabupaten Nganjuk dan dipergunakan sebagai bahan pelajaran untuk para siswa.
Menurut Sukadi salah satu wali murid, para orang tua siswa merasa resah dengan buku ini karena di dalamnya memuat cerita berbahasa Jawa yang mengandung unsur pornografi.
Yakni menceritakan tentang kisah seorang raja yang sedang berburu di dalam hutan.
Sukadi menjelaskan, dalam cerita tersebut disebutkan sang raja sangat merindukan istrinya yang cantik jelita hingga air sahwatnya (maninya) keluar dan jatuh di sungai lalu dimakan ikan hingga ikan-ikan yang merupakan jelmaan dari para dewi hamil.
“Para orang tua menilai kalimat yang dimuat dalam pelajaran bahasa Jawa ini sangat tidak pantas dan tidak layak dibaca oleh anak didik yang masih duduk di bangku sekolah dasar, “ kata Sukadi, Kamis (28/5/2015).
Sebab, kata dia, cerita seperti ini akan membuat siswa berimajinasi tentang kalimat air sahwat (air mani) yang keluar saat sang raja mengingat istrinya yang cantik jelita.
“Kami orang tua siswa mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk segera menarik buku ini agar tidak merusak pikiran dan moral anak-anak sekolah dasar, “ timpalnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk, Widyasti Sidharti mengaku telah memerintahkan seluruh UPTD Dinas Pendidikan di Nganjuk untuk langsung melakukan penarikan buku pelajaran bahasa Jawa ini dari sekolah-sekolah.
Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk, kata Widyasti, juga sudah berkoordinasi dengan kejaksaan untuk menyelidiki ada tidaknya unsur kesengajaan dari penulis dan penerbit terkait kalimat-kalimat yang tidak pantas dimuat di dalam buku pelajaran siswa SD tersebut.
“Sebenarnya buku pelajaran bahasa Jawa ini sudah dipergunakan oleh sekolah-sekolah di Kabupaten Nganjuk sejak 2012 lalu. Namun karena saat itu tidak ada yang mempermasalahkannya buku tersebut terus dipakai dan baru dilakukan penarikan sekarang, “ kata Widyasti.
Diduga buku ini telah menyebar di seluruh SD di Kabupaten Nganjuk dan dipergunakan sebagai bahan pelajaran untuk para siswa.
Menurut Sukadi salah satu wali murid, para orang tua siswa merasa resah dengan buku ini karena di dalamnya memuat cerita berbahasa Jawa yang mengandung unsur pornografi.
Yakni menceritakan tentang kisah seorang raja yang sedang berburu di dalam hutan.
Sukadi menjelaskan, dalam cerita tersebut disebutkan sang raja sangat merindukan istrinya yang cantik jelita hingga air sahwatnya (maninya) keluar dan jatuh di sungai lalu dimakan ikan hingga ikan-ikan yang merupakan jelmaan dari para dewi hamil.
“Para orang tua menilai kalimat yang dimuat dalam pelajaran bahasa Jawa ini sangat tidak pantas dan tidak layak dibaca oleh anak didik yang masih duduk di bangku sekolah dasar, “ kata Sukadi, Kamis (28/5/2015).
Sebab, kata dia, cerita seperti ini akan membuat siswa berimajinasi tentang kalimat air sahwat (air mani) yang keluar saat sang raja mengingat istrinya yang cantik jelita.
“Kami orang tua siswa mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk segera menarik buku ini agar tidak merusak pikiran dan moral anak-anak sekolah dasar, “ timpalnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk, Widyasti Sidharti mengaku telah memerintahkan seluruh UPTD Dinas Pendidikan di Nganjuk untuk langsung melakukan penarikan buku pelajaran bahasa Jawa ini dari sekolah-sekolah.
Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk, kata Widyasti, juga sudah berkoordinasi dengan kejaksaan untuk menyelidiki ada tidaknya unsur kesengajaan dari penulis dan penerbit terkait kalimat-kalimat yang tidak pantas dimuat di dalam buku pelajaran siswa SD tersebut.
“Sebenarnya buku pelajaran bahasa Jawa ini sudah dipergunakan oleh sekolah-sekolah di Kabupaten Nganjuk sejak 2012 lalu. Namun karena saat itu tidak ada yang mempermasalahkannya buku tersebut terus dipakai dan baru dilakukan penarikan sekarang, “ kata Widyasti.
(sms)