Pipa Bocor, Teluk Penyu Tercemar Minyak Mentah

Selasa, 26 Mei 2015 - 09:54 WIB
Pipa Bocor, Teluk Penyu Tercemar Minyak Mentah
Pipa Bocor, Teluk Penyu Tercemar Minyak Mentah
A A A
CILACAP - Kawasan Pantai Teluk Penyu, Cilacap, tercemar minyak mentah (crude oil) yang tumpah dari fasilitas Single Point Mooring (SPM) Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap sejak beberapa hari terakhir.

Kemarin, ratusan nelayan tak melaut dan justru sibuk mengumpulkan minyak mentah yang mengapung di air. Mereka lantas memasukkan ke dalam drum. “Kami dalam beberapa hari terakhir tidak melaut akibat ada tumpahan mi nyak mentah ini. Padahal sekarang sudah mulai banyak ikan yang bermunculan karena telah memasuki musim angin timur,” kata salah seorang nelayan, Warsito. Diamenyatakan, para nelayan berharap Pertamina memberi ganti rugi karena rembesan minyak mentah itu berdampak buruk terhadap ikan dan lingkungan Pantai Teluk Penyu.

Terpisah, Legal and General Affair Manager Pertamina RU IV Cilacap, Eko Hernanto mengatakan, pihaknya akan membicarakan masalah ganti rugi tersebut dengan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap. “Yang terpenting saat ini adalah upaya membersihkan pantai dari minyak,” katanya. Menurut dia, upaya pembersihan pantai dilakukan dengan cara manual berupa mengumpulkan minyak mentah maupun menggunakan cairan, khusus oil dispersant .

Public Relations Section Head Pertamina RU IV Cilacap, Musriyadi menduga, minyak mentah mengotori Pantai Teluk Penyu merupakan sisa rembesan yang keluar dari sambungan pipa karet (rubber hose) SPM me ngalami kerusakan pada Rabu (20/5) pukul 22.54 WIB. “Kami sudah mengecek kembali ke dalam air. Di bawah SPM sudah tidak ada lagi kebocoran lagi. Minyak mentah ini berasal dari sisa kemarin yang terjebak di daerah Karangbolong, Nusakambangan. Kemungkinan juga dari bagian-bagian yang tidak sempat tersisir sehingga baru hari ini menepi,” katanya.

Selain itu, kata dia, minyak mentah di Pantai Teluk Penyu tidak menutup kemungkinan dari minyak-minyak yang sebenarnya terlokalisasi, namun ter lepas akibat gelombang laut. Terkait tumpahan minyak di Pantai Teluk Penyu, dia mengatakan, pihaknya segera menangani dengan bantuan personel TNI/Polri dan nelayan. “Minyak yang terlihat di tepi pantai merupakan sisa-sisa terpisah dari ceceran yang telah dilokalisasi. Oleh sebab itu, Pertamina meningkatkan upaya penanggulangan pembersihan minyak hingga ke area tepi pantai,” ucapnya.

Diketahui, fasilitas SPM Pertamina RU IV Cilacap yang berlokasi sekitar 16 mil laut sebelah selatan Cilacap atau sekitar perairan selatan Pulau Nusa kambangan mengalami kerusakan pada sambungan pipa karet (rub ber hose), yang digunakan un tuk menyalurkan minyak men tah dari kapal tanker menuju kilang. Kerusakan tersebut terjadi pada saat sedang ada aktivitas bongkar muat minyak mentah dari sebuah kapal tanker. Akibatnya, sekitar 14.000 minyak mentah yang disalurkan melalui pipa karet bawah laut itu merembes keluar dari sambung an sehingga tercecer di perairan selatan Nusakambangan.

Pertamina RU IV Cilacap pun segera menerjunkan tim penyelam untuk memperbaiki sambungan pipa karet (rubber hose ). Sementara HNSI Kabupaten Cilacap merumuskan permintaan ganti rugi untuk diajukan kepada Pertamina Refinery Unit IV Cilacap akibat tumpahan minyak mentah di perairan Nusakambangan dan sekitarnya. “Kami sedang rumuskan. Wak tu rapat yang pertama, Pertamina sudah menyampaikan permintaan maaf atas terjadinya tumpahan minyak akibat pipa minyak yang pecah,” kata Ketua HNSI Cilacap Indon Tjahjono.

Selain itu, menurut dia, Pertamina menyatakan sanggup untuk membersihkan wilayah perairan dari tumpahan minyak tersebut dan mengganti kerugian yang muncul. “Tetapi kan ini, bentuk kerugiannya seperti apa, belum kita adakan pertemuan itu. Jadi, masih dalam proses,” katanya. Di Pantai Teluk Penyu, menurut dia, nelayan telah membersihkan pantai itu dari tumpahan minyak yang menepi dan sampai siang kemarin, proses itu masih berjalan. “Nanti mereka (nelayan) mendapatkan semacam upah capai untuk membersihkan pantai dari tumpahan minyak itu. Yang lainnya nanti menyusul,” katanya.

Dia mengatakan pembersihan tersebut telah dilakukan sejak Kamis (21/5) oleh nelayan dari Sentolo Kawat dengan mengerahkan 470 perahu, masing-masing mendapat tali asih dari Pertamina Rp500.000. Dia mengatakan utusan Men teri Kelautan dan Perikan - an serta Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup sudah melakukan investigasi atas tumpahan minyak mentah di perairan Nusakambangan dan sekitarnya.

Dalam investigasi tersebut, kata dia, tim dari dua kementerian itu meminta keterangan dari Pertamina RU IV Cilacap maupun nelayan serta mengambil sampel air laut yang terkena minyak mentah dan mengambil foto dari tengah laut. “Saya juga sedang menyusun kronologi kejadian tumpahan minyak itu untuk dilaporkan ke Menteri Kelautan dan Perikanan,” katanya.

Segera Diambil

Manajer Program Walhi Jateng Arief Zayyin menyatakan, tumpahan minyak akibat rusaknya fasilitas bongkar muat di Pantai Teluk Penyu Cilacap harus segera dilokalisasi dan diambil secepatnya. Menurut dia, dampak dari tumpahan minyak tersebut bisa merusak biota laut, baik itu terumbu karang maupun ikan yang ada di laut selatan, terutama di sekitar lokasi tumpahan. Ikanikan yang hidup di bagian permukaan dipastikan tidak akan mampu bertahan lama de ngan tumpahan minyak tersebut.

“Pertamina harus segera me lokalisir dan mengambil tum pahan minyak. Dengan begitu, tidak hanya menyelamatkan biota laut tapi juga minyaknya,” ujarnya. Dia mengatakan, dalam hal ini yang harus segera bertindak adalah pemerintah. Pemerintah bisa mengerahkan angkatan laut membantu melokalisasi di samping tim dari Pertamina sendiri.

Andik sismanto/ ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.9365 seconds (0.1#10.140)