Burung dari Berbagai Daerah Adu Hebat Berkicau di Cadika
A
A
A
MEDAN - Pameran dan lomba burung berkicau yang digelar di Lapangan Cadika Pramuka, Jalan Karya Wisata, Medan Johor, Minggu (24/5), mendapat sambutan luar biasa dari pecinta burung di Tanah Air.
Lomba yang memperebutkan Piala Wali Kota Medan ini diikuti lebih dari 1.000 peserta. Pesertanya tidak hanya dari Kota Medan, tapi juga berasal dari sejumlah daerah di Indonesia, seperti Banda Aceh, Pekan Baru, Dumai, Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Hal ini menunjukkan bahwa para pecinta burung di Tanah Air mulai melirik Kota Medan sebagai salah satu tempat penyelenggaraan perlombaan burung berkicau bergengsi di Indonesia. Ketua Panitia Burung Berkicau 2015, M Husni mengatakan, acara ini diikuti lebih dari 1.000 peserta dengan hadiah jutaan rupiah.
“Melalui perlombaan burung berkicau ini, para pecinta burung kini telah memiliki ruang untuk mengekspresikan hobinya sekaligus memperlihatkan kehebatan burung yang selama ini mereka rawat dan latih dengan baik. Untuk itulah kami telah menjadikan perlombaan burung berkicau ini sebagai acara resmi setiap tahunnya,” ujar Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan itu Husni berharap dukungan semua pihak, terutama para pecinta burung mania, agar acara ini bisa selalu sukses digelar.
Apalagi di Indonesia saat ini ada dua acara perlombaan burung terbesar, yakni Piala Presiden dan Piala Wali Kota Medan. “Perlombaan burung memperebutkan Piala Wali kota Medan ini telah memberikan makna yang luas bagi para pecinta burung di Tanah Air,” ungkapnya. Perlombaan burung berkicau ini digelar dalam menyambut Hari Jadi Kota Medan yang jatuh 1 Juli mendatang.
Lomba ini mempertandingkan 22 kelas dibagi dalam tujuh kategori, yakni Medan Bersih, Medan Hijau, Medan Indah, Medan Asri, Medan Sehat, Medan Peduli, dan Medan Sejahtera. Untuk kategori Medan Bersih dipertandingkan burung murai batu ekor putih. Kategori Kelas Medan Hijau memperlombakan burung kacer.
Kategori Medan Indah mempertandingkan burung murai batu ekor putih, love bird, kenari, dan murai batu ekor hitam. Kategori Medan Asri dipertandingkan burung jenis CH kepala kuning, CH polos dan kapas tembak. Kategori Medan Sehat dilombakan jenis Murai Batu ekor putih, kacer, love bird, murai batu ekor hitam dan kenari.
Kategori Medan Peduli mempertandingkan burung kacer, lover bird, kenari dan murai batu ekor Hitam. Kategori Medan Sejahtera mempertandingkan burung CH kepala kuning, CHK polos, kapas tembak dan campuran kecil.
Selain menjadi media penyaluran hobi bagi para pecinta burung, Wali Kota Medan Cup II ini juga bagian dari promosi pariwisata (Visit Medan Year) sekaligus dalam mendukung program Medan menjadi Kota MICE (Meeting, Incentive, Convention & Exhibition). Apalagi lomba burung berkicau ini merupakan acara bertaraf nasional.
“Saya ingin perlombaan burung berkicau ini menjadi salah satu kegiatan yang khas di Kota Medan. Apalagi kegiatan ini sarat dengan nilai-nilai budaya leluhur, seperti kecintaan kepada alam, sesama makhluk hidup, membangun jiwa seni, sekaligus sarat dengan nilai-nilai edukasi bagaimana membangun harmonisasi alam,” ujar Wali Kota Medan Dzulmi Eldin saat menghadiri acara itu.
Dalam kesempatan itu, Eldin meminta kepada panitia terus mengevaluasi agar perlombaan burung berkicau ini lebih baik lagi ke depannya. Dengan demikian Kota Medan menjadi kota terbaik di luar Pulau Jawa dalam penyelenggaraan perlombaan burung berkicau.
Apalagi lomba burung berkicau merupakan salah satu program pembangunan kota yang tengah dilakukan saat ini. Tujuannya menggalang kebersamaan serta mengajak masyarakat, terutama para pecinta burung, melestarikan dan melindungi satwa serta lingkungan.
Tidak hanya itu, lomba burung berkicau ini bisa memberikan suasana rileks bagi masyarakat yang mendengarnya. Suara burung juga dapat memberikan manfaat psikologis bagi pendengarnya, memberikan ketenangan, menghilangkan stres, dan kejenuhan.
“Acara ini tentu diharapkan dapat menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kota Medan,” katanya.
Lia anggia nasution
Lomba yang memperebutkan Piala Wali Kota Medan ini diikuti lebih dari 1.000 peserta. Pesertanya tidak hanya dari Kota Medan, tapi juga berasal dari sejumlah daerah di Indonesia, seperti Banda Aceh, Pekan Baru, Dumai, Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Hal ini menunjukkan bahwa para pecinta burung di Tanah Air mulai melirik Kota Medan sebagai salah satu tempat penyelenggaraan perlombaan burung berkicau bergengsi di Indonesia. Ketua Panitia Burung Berkicau 2015, M Husni mengatakan, acara ini diikuti lebih dari 1.000 peserta dengan hadiah jutaan rupiah.
“Melalui perlombaan burung berkicau ini, para pecinta burung kini telah memiliki ruang untuk mengekspresikan hobinya sekaligus memperlihatkan kehebatan burung yang selama ini mereka rawat dan latih dengan baik. Untuk itulah kami telah menjadikan perlombaan burung berkicau ini sebagai acara resmi setiap tahunnya,” ujar Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan itu Husni berharap dukungan semua pihak, terutama para pecinta burung mania, agar acara ini bisa selalu sukses digelar.
Apalagi di Indonesia saat ini ada dua acara perlombaan burung terbesar, yakni Piala Presiden dan Piala Wali Kota Medan. “Perlombaan burung memperebutkan Piala Wali kota Medan ini telah memberikan makna yang luas bagi para pecinta burung di Tanah Air,” ungkapnya. Perlombaan burung berkicau ini digelar dalam menyambut Hari Jadi Kota Medan yang jatuh 1 Juli mendatang.
Lomba ini mempertandingkan 22 kelas dibagi dalam tujuh kategori, yakni Medan Bersih, Medan Hijau, Medan Indah, Medan Asri, Medan Sehat, Medan Peduli, dan Medan Sejahtera. Untuk kategori Medan Bersih dipertandingkan burung murai batu ekor putih. Kategori Kelas Medan Hijau memperlombakan burung kacer.
Kategori Medan Indah mempertandingkan burung murai batu ekor putih, love bird, kenari, dan murai batu ekor hitam. Kategori Medan Asri dipertandingkan burung jenis CH kepala kuning, CH polos dan kapas tembak. Kategori Medan Sehat dilombakan jenis Murai Batu ekor putih, kacer, love bird, murai batu ekor hitam dan kenari.
Kategori Medan Peduli mempertandingkan burung kacer, lover bird, kenari dan murai batu ekor Hitam. Kategori Medan Sejahtera mempertandingkan burung CH kepala kuning, CHK polos, kapas tembak dan campuran kecil.
Selain menjadi media penyaluran hobi bagi para pecinta burung, Wali Kota Medan Cup II ini juga bagian dari promosi pariwisata (Visit Medan Year) sekaligus dalam mendukung program Medan menjadi Kota MICE (Meeting, Incentive, Convention & Exhibition). Apalagi lomba burung berkicau ini merupakan acara bertaraf nasional.
“Saya ingin perlombaan burung berkicau ini menjadi salah satu kegiatan yang khas di Kota Medan. Apalagi kegiatan ini sarat dengan nilai-nilai budaya leluhur, seperti kecintaan kepada alam, sesama makhluk hidup, membangun jiwa seni, sekaligus sarat dengan nilai-nilai edukasi bagaimana membangun harmonisasi alam,” ujar Wali Kota Medan Dzulmi Eldin saat menghadiri acara itu.
Dalam kesempatan itu, Eldin meminta kepada panitia terus mengevaluasi agar perlombaan burung berkicau ini lebih baik lagi ke depannya. Dengan demikian Kota Medan menjadi kota terbaik di luar Pulau Jawa dalam penyelenggaraan perlombaan burung berkicau.
Apalagi lomba burung berkicau merupakan salah satu program pembangunan kota yang tengah dilakukan saat ini. Tujuannya menggalang kebersamaan serta mengajak masyarakat, terutama para pecinta burung, melestarikan dan melindungi satwa serta lingkungan.
Tidak hanya itu, lomba burung berkicau ini bisa memberikan suasana rileks bagi masyarakat yang mendengarnya. Suara burung juga dapat memberikan manfaat psikologis bagi pendengarnya, memberikan ketenangan, menghilangkan stres, dan kejenuhan.
“Acara ini tentu diharapkan dapat menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kota Medan,” katanya.
Lia anggia nasution
(ftr)