Mengenal Lebih Dekat Keganasan Gunung Api

Minggu, 24 Mei 2015 - 12:59 WIB
Mengenal Lebih Dekat Keganasan Gunung Api
Mengenal Lebih Dekat Keganasan Gunung Api
A A A
Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa ini cocok untuk mendekatkan kita dengan Gunung Merapi yang dikenal sebagai gunung api teraktif di dunia. Caranya mudah. Kita hanya mengunjungi Museum Gunung Merapi. Dengan fasilitas yang lengkap, masyarakat mendapatkan edukasi mulai sejarah hingga mitigasi bencana kegunungapian.

Setelah lima tahun berdiri, museum yang mempunyai luas bangunan 4.470 meter persegi ini memang terus dibanjiri pengunjung. Bahkan, dalam satu hari bisa mencapai lebih dari 2.000 orang. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Gunung Merapi Suharno menjelaskan, di museum yang dikelolanya, terdapat banyak koleksi yang di simpan di dua lantai.

"Di lantai pertama, ada ruang maket, di mana ada satu maket Gunung Merapi. Ini yang menjadi ikon kami, yakni simulasi Merapi meletus, menggambarkan peristiwa (erupsi) 1969, 1994, dan 2006," sebutnya. Keluar dari ruang maket, pengunjung disuguhkan dengan berbagai fasilitas yang menunjukkan berbagai gunung api, terutama yang ada di Tanah Air.

Mulai sifatnya hingga macam-macam letusannya. "Indonesia itu kan masuk di lempeng cincin api dunia. Meski gunung tersebut tidak beraktivitas atau tidur, tetap saja di dalamnya masih ada magma yang mengalir. Jadi pengunjung dapat mempelajari sifat-sifat setiap gunungnya," tambah Suharno.

Yang paling ditonjolkan adalah pembelajaran mengenai Merapi. Karena museum ini diperuntukkan khusus bagi warga di lereng Merapi dengan tujuan agar masyarakat mengerti tingkat bahaya serta tahu bagaimana mitigasi bencananya. Di sejumlah ruangan yang ada di lantai dua, pihak museum menyuguhkan banyak foto berukuran besar mengenai Merapi. Keadaan secara visualnya sejak 1900, 1930, dan seterusnya Anda dapat lihat di sini.

Tak hanya gunungnya, pos-pos pengamatan gunung Merapi ikut terabadikan dalam foto yang ditampilkan. "Juga setiap kali pejabat yang berkunjung ke pos pengamatan, saat Merapi beraktivitas pun ada. Seperti Presiden Soekarno, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, Sri Sultan Hamengku Buwono IX," tuturnya.

Agar lebih mengena, lanjut dia, selesai melihat isi museum, pengunjung dapat menikmati sebuah film kejadian erupsi Merapi. Film yang diproduksi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta itu berdurasi 30 menit. Yang menarik, agar masyarakat bisa lebih mengenal dan tertarik berkunjung ke museum yang berada di Jalan Kaliurang Km 22, Banteng, Hargobinangun, Pakem, ini adalah konsep pemasarannya.

Pihaknya tidak membatasi atau melarang pengujung yang datang berfoto atau sekedar selfie di museum. Dengan membebaskan pengujung mengabadikan foto, paling tidak ada yang mengunggah ke jejaring media sosialnya. "Dulu pernah ada aturan larangan untuk mengambil foto. Tapi, sekarang kami bebaskan. Agar semakin banyak lagi orang yang mengenal, jika ada foto yang di-upload di jejaring sosial," tambahnya.

Salah satu pengunjung, Musidah, yang merupakan pengajar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Karang wu - ni, Wates, Kulonprogo, mengungkapkan, museum ini selalu menjadi tempat tujuan ketika anak didiknya melakukan kunjungan ke objek wisata di akhir tahun belajar. "Kami ingin mengenalkan sejarah kepada anakanak bagaimana aktivitasnya ketika meletus dan sifat-sifat gunungnya," ucapnya.

RIDHO HIDAYAT
Sleman
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8090 seconds (0.1#10.140)