Gali Sumur, Tarkim Tewas Tertimbun
A
A
A
SUBANG - Nasib apes menimpa Tarkim (48), warga Kampung Pangadungan RT 20/06 Desa Sindangsari Kecamatan Ciakum, Subang, Jawa Barat. Pria yang berprofesi sebagai penggali (pembuat) sumur ini tewas tertimbun tanah di kedalaman 28 meter saat menggali sumur milik Parni, warga Desa Kawunganten, Kecamatan Cikaum.
Kanit Reskrim Cikaum Aiptu Oman Aminta membenarkan peristiwa tersebut. Insiden yang terjadi Kamis (21/5/2015) sekitar pukul 16.00 WIB itu bermula saat Tarkim dan rekan kerjanya, Juhri, mendapat pekerjaan untuk memperdalam sumur milik Parni, yang berlokasi di Kampung/Desa Kawunganten.
Sumur yang semula sedalam 20 meter itu digali korban hingga mencapai kedalaman 28 meter. Setelah pekerjaan penggalian tuntas, korban yang saat itu masih berada di dalam sumur, bermaksud hendak naik dan mengangkat barang-barang atau peralatan penggalian. Nahas, dinding sumur bagian atas yang berupa tanah, tiba-tiba longsor dan menimbun tubuh korban.
Korban sempat berteriak minta tolong kepada rekannya, Juhri, yang berada di atas. Juhri pun lalu berupaya menolong korban. Tapi, tiba-tiba terjadi longsor susulan yang lebih besar.
"Korban meninggal di lokasi kejadian karena tertimbun tanah dari dinding sumur yang longsor," kata Oman saat dihubungi KORAN SINDO, Jumat (22/5/2015).
Proses evakuasi jasad korban yang berada di kedalaman 28 meter dengan melibatkan warga, tagana (taruna siaga bencana) dan aparat kepolisian, terkendala terbatasnya peralatan. Akibatnya, evakuasi sempat dihentikan sekitar pukul 20.00 WIB. Hingga siang ini jasad korban belum berhasil dievakuasi dari dalam sumur 'maut' tersebut.
"Hari ini proses evakuasi akan dilanjutkan. Sebelumnya kemarin malam evakuasi sempat ditunda, karena peralatan belum lengkap. Diharapkan sore nanti jasad korban sudah berhasil diangkat dari dalam sumur," pungkas Oman.
Kanit Reskrim Cikaum Aiptu Oman Aminta membenarkan peristiwa tersebut. Insiden yang terjadi Kamis (21/5/2015) sekitar pukul 16.00 WIB itu bermula saat Tarkim dan rekan kerjanya, Juhri, mendapat pekerjaan untuk memperdalam sumur milik Parni, yang berlokasi di Kampung/Desa Kawunganten.
Sumur yang semula sedalam 20 meter itu digali korban hingga mencapai kedalaman 28 meter. Setelah pekerjaan penggalian tuntas, korban yang saat itu masih berada di dalam sumur, bermaksud hendak naik dan mengangkat barang-barang atau peralatan penggalian. Nahas, dinding sumur bagian atas yang berupa tanah, tiba-tiba longsor dan menimbun tubuh korban.
Korban sempat berteriak minta tolong kepada rekannya, Juhri, yang berada di atas. Juhri pun lalu berupaya menolong korban. Tapi, tiba-tiba terjadi longsor susulan yang lebih besar.
"Korban meninggal di lokasi kejadian karena tertimbun tanah dari dinding sumur yang longsor," kata Oman saat dihubungi KORAN SINDO, Jumat (22/5/2015).
Proses evakuasi jasad korban yang berada di kedalaman 28 meter dengan melibatkan warga, tagana (taruna siaga bencana) dan aparat kepolisian, terkendala terbatasnya peralatan. Akibatnya, evakuasi sempat dihentikan sekitar pukul 20.00 WIB. Hingga siang ini jasad korban belum berhasil dievakuasi dari dalam sumur 'maut' tersebut.
"Hari ini proses evakuasi akan dilanjutkan. Sebelumnya kemarin malam evakuasi sempat ditunda, karena peralatan belum lengkap. Diharapkan sore nanti jasad korban sudah berhasil diangkat dari dalam sumur," pungkas Oman.
(zik)