Apa Kerjaan Pemerintah-Polisi
A
A
A
LUBUKLINGGAU - Ratusan pengemudi kendaraan travel, bus, angkutan barang dan masyarakat Kota Lubuklinggau, Kabupaten Musi Rawas, dan Provinsi Bengkulu terus mengeluh.
Penyebabnya karena kerusakan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) perbatasan Kabupaten Mura hingga ke Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin tak kunjung diperbaiki. Akibatnya, sudah puluhan kendaraan terbalik dan arus lalu lintas selalu macet total. Bahkan banyak kendaraan yang rusak akibat kondisi jalan itu.
Zen, 25, warga Lubuk linggau sekaligus pengemudi angkutan travel mengatakan, rusaknya jalan dimulai dari perbatasan Gerbang Kabupaten Mura menuju Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Muba. Selama ini, tidak ada perbaikan jalan sehingga sejumlah pengemudi mengalami kesulitan bahkan penumpang tidak nyaman akibat jalan rusak. “Jalan ini sudah lama rusak total. Kalau bisa jalan ini diputuskan saja jika tidak di perbaiki.
Karena kendaraan kami rusak dan jarak tempuh menjadi lama,” ungkap Zen kepada KORAN SINDO PALEMBANG, kemarin. Menurutnya, hampir setiap hari ada saja kendaraan truk pengangkut barang terbalik, patah as roda dan rusak di jalan yang rusak itu. Akibatnya, kemacetan luar biasa dan berjamjam. Bahkan, tidak ada kendaraan berat ataupun aparat kepolisian yang bertugas di lokasi jalan rusak membantu pengaturan lalu lintas ataupun mengeluarkan kendaraan yang rusak dari jalan.
“Apa fungsi pemerintah daerah (pemkab) Muba dan Gubernur Sumsel. Apa ini namanya pelayanan kebutuhan infrastruktur dasar untuk masyarakat,” katanya. Sementara, tokoh masyarakat Lubuklinggau, Herman Sawiran mengatakan, mana hati nurani Gubernur Sumsel, mana hati nurani Bupati Muba.
Sampai detik ini jalan menuju Sekayu berlubang dan terus melebar berlumpur seperti pulau. Tak terhitung jumlah kendaraan yang masuk lumpur lalu terbalik bermuatan puluhan ton. Akses jalan Provinsi K abupaten Mura ke Kota Palembang selama ini menjadi kebutuhan penting masyarakat. “Ratusan bahkan ribuan sudah kendaraan besar kecil terjebak di lumpur dan lubang siang malam tanpa ada pengawasan dari pemerintah dan aparat kepolisian.
Mana fungsi sebagai pelayan masyarakat,” ujar Herman. Dia menambahkan, dari pukul 21.00- 09.00 WIB para pengemudi mengatur sendiri kemacetan jalan. Bahkan, sebagai penumpang juga ikut mengurai kemacetan. Percuma ma syarakat digenjot bayar pa jak segala bentuk, tetapi infrastruktur dasar jalan tidak dirasakan masyarakat. Selain itu, aparat kepolisian sebagai pelayan, pelindung dan pengayommasyarakat tidakada.
Apa fungsi masing-masing kepolisian yang hadir dikecamatan. Karena di Jalinsum Sekayu itu banyak berdiri kantor kepolisian yang hampir mayoritas di lokasi itu jalan rusak parah. “Jangan hanya mendapatkan pengawalan dan memiliki ke wenangan khusus lalu menutup mata kerusakan jalan yang sudah lama. Bagaimana jika Anda seperti masyarakat biasa lainnya. Tentunya merasakan derita yang ada,” ungkapnya.
Secara terpisah, pengelola tempat pencucian mahkota Group Kota Lubuklinggau Tugimin mengatakan, hampir mayoritas pemilik kendaraan melakukan pencucian mobil di tempatnya. Para pemilik mobil mengeluhkan kerusakan jalan didaerah perbatasan Mura di Kabupaten Muba. “Sudah banyak mengeluh pak mobil rusak dan macet puluhan kilometer berjam-jam karena jalan rusak,” pungkasnya.
Hengky chandra agoes
Penyebabnya karena kerusakan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) perbatasan Kabupaten Mura hingga ke Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin tak kunjung diperbaiki. Akibatnya, sudah puluhan kendaraan terbalik dan arus lalu lintas selalu macet total. Bahkan banyak kendaraan yang rusak akibat kondisi jalan itu.
Zen, 25, warga Lubuk linggau sekaligus pengemudi angkutan travel mengatakan, rusaknya jalan dimulai dari perbatasan Gerbang Kabupaten Mura menuju Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Muba. Selama ini, tidak ada perbaikan jalan sehingga sejumlah pengemudi mengalami kesulitan bahkan penumpang tidak nyaman akibat jalan rusak. “Jalan ini sudah lama rusak total. Kalau bisa jalan ini diputuskan saja jika tidak di perbaiki.
Karena kendaraan kami rusak dan jarak tempuh menjadi lama,” ungkap Zen kepada KORAN SINDO PALEMBANG, kemarin. Menurutnya, hampir setiap hari ada saja kendaraan truk pengangkut barang terbalik, patah as roda dan rusak di jalan yang rusak itu. Akibatnya, kemacetan luar biasa dan berjamjam. Bahkan, tidak ada kendaraan berat ataupun aparat kepolisian yang bertugas di lokasi jalan rusak membantu pengaturan lalu lintas ataupun mengeluarkan kendaraan yang rusak dari jalan.
“Apa fungsi pemerintah daerah (pemkab) Muba dan Gubernur Sumsel. Apa ini namanya pelayanan kebutuhan infrastruktur dasar untuk masyarakat,” katanya. Sementara, tokoh masyarakat Lubuklinggau, Herman Sawiran mengatakan, mana hati nurani Gubernur Sumsel, mana hati nurani Bupati Muba.
Sampai detik ini jalan menuju Sekayu berlubang dan terus melebar berlumpur seperti pulau. Tak terhitung jumlah kendaraan yang masuk lumpur lalu terbalik bermuatan puluhan ton. Akses jalan Provinsi K abupaten Mura ke Kota Palembang selama ini menjadi kebutuhan penting masyarakat. “Ratusan bahkan ribuan sudah kendaraan besar kecil terjebak di lumpur dan lubang siang malam tanpa ada pengawasan dari pemerintah dan aparat kepolisian.
Mana fungsi sebagai pelayan masyarakat,” ujar Herman. Dia menambahkan, dari pukul 21.00- 09.00 WIB para pengemudi mengatur sendiri kemacetan jalan. Bahkan, sebagai penumpang juga ikut mengurai kemacetan. Percuma ma syarakat digenjot bayar pa jak segala bentuk, tetapi infrastruktur dasar jalan tidak dirasakan masyarakat. Selain itu, aparat kepolisian sebagai pelayan, pelindung dan pengayommasyarakat tidakada.
Apa fungsi masing-masing kepolisian yang hadir dikecamatan. Karena di Jalinsum Sekayu itu banyak berdiri kantor kepolisian yang hampir mayoritas di lokasi itu jalan rusak parah. “Jangan hanya mendapatkan pengawalan dan memiliki ke wenangan khusus lalu menutup mata kerusakan jalan yang sudah lama. Bagaimana jika Anda seperti masyarakat biasa lainnya. Tentunya merasakan derita yang ada,” ungkapnya.
Secara terpisah, pengelola tempat pencucian mahkota Group Kota Lubuklinggau Tugimin mengatakan, hampir mayoritas pemilik kendaraan melakukan pencucian mobil di tempatnya. Para pemilik mobil mengeluhkan kerusakan jalan didaerah perbatasan Mura di Kabupaten Muba. “Sudah banyak mengeluh pak mobil rusak dan macet puluhan kilometer berjam-jam karena jalan rusak,” pungkasnya.
Hengky chandra agoes
(bbg)