Dilecehkan, Wartawan Bentrok dengan Mahasiswa

Kamis, 21 Mei 2015 - 10:40 WIB
Dilecehkan, Wartawan...
Dilecehkan, Wartawan Bentrok dengan Mahasiswa
A A A
SEMARANG - Unjuk rasa mahasiswa Kota Semarang di Hari Kebangkitan Nasional kemarin berakhir ricuh. Massa pendemo terlibat bentrok dengan awak media yang bertugas meliput kegiatan tersebut.

Peristiwa itu terjadi di tengah aksi demonstrasi mahasiswa gabungan dari berbagai universitas di Kota Semarang. Saat itu puluhan wartawan dari berbagai media yang bertugas di Kota Semarang sedang meliput aksi tersebut. Di tengah aksi, salah satu mahasiswa mengeluarkan kata-kata yang mengejek profesi wartawan. Mahasiswa tersebut mengatakan wartawan hanya bisa membuat berita dobol(bohong dan mengadaada).

“Saya dengar mahasiswa itu mengatakan ‘wartawan hanya bisa membuat berita dobol’ (bohong).” “Saya kemudian menceritakan itukepada teman-teman dan mereka tidak terima,” kata Kristadi Kelik, wartawan iNews TV Jawa Tengah. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Budi Arista Romadhoni, fotografer KORAN SINDO JATENG yang juga mendengar ucapan itu. Menurut Budi, mahasiswa tersebut memang mengatakan hal bernada provokatif dengan jelas dan lantang.

“Jelas sekali, saat itu saya sedang mengambil gambar demo mereka. Bahkan ada yang mengatakan jika wartawan hanya kerja proyekan saja,” ucapnya. Mendengar pernyataan yang melecehkan tersebut, para jurnalis kemudian menarik mahasiswa yang menjadi provokator itu ke depan dan meminta klarifikasi. Setelah itu, mahasiswa tersebut diminta meminta maaf secara terbuka menggunakan pengeras suara.

Mahasiswa berbadan gempal itu kemudian menyatakan permohonan maafnya kepada wartawan karena telah mengutarakan kata-kata bernada provokatif. Namun, di tengah permohonan maaf itu, teman-temannya melarangnya dan meminta agar jangan takut terhadap jurnalis. Setelah itu, keributan tidak dapat dihindarkan.

Puluhan mahasiswa bentrok dengan awak media yang terpancing emosi karena profesinya dilecehkan. Bentrokan akhirnya dapat dipadamkan setelah pihak kepolisian yang berjaga-jaga memisah keduanya. Menyikapi insiden tersebut, Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah Isdiyanto menyesalkan terjadinya insiden tersebut. Menurut dia, mahasiswa sebagai agen perubahan dan kaum terdidik seharusnya tidak melakukan hal tersebut.

“Pernyataan yang keluar dari mahasiswa itu sangat tidak pantas. Itu menunjukkan bahwa dia tidak memahami dan tidak mengetahui peran dan kerja pers yang bekerja di bawah perlindunganUndang-Undangdan Kode Etik Jurnalistik,” tandasnya. Mahasiswa seharusnya mengedepankan intelektual dan tidak mempraktikkan sesuatu yang di luar nalar.

Menurutnya, ejekan terhadap seorang jurnalis dapat dibawa ke ranah hukum. “Tentu kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait dan mendalami kasus ini. Jika memang ada pelanggaran berat maka tidak menutup kemungkinan akan dibawa ke ranah hukum,” ucapnya.

Andika prabowo
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0819 seconds (0.1#10.140)