Balita dan Baby Sitter Tewas di Kolam Renang Hotel

Selasa, 19 Mei 2015 - 10:21 WIB
Balita dan Baby Sitter...
Balita dan Baby Sitter Tewas di Kolam Renang Hotel
A A A
BANDUNG - Gresela Vivian Hartanto, 5, dan baby sitter (pengasuh) Herni Lidia Astuti, 20, tewas tenggelam di kolam renang arus/ombak Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, kemarin.

Diduga korban Gresela berlari lalu melompat ke kolam arus di bagian terdalam sekitar 1,8-2 meter. Melihat anak asuhannya tenggelam, Herni, warga Kampung Cibeureum RT 01/07, Desa Cibatok Dua, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor ini spontan melompat kedalam kolam dengan maksud menolong.

Namun apa daya kor ban Herni pun tak bisa berenang, sehingga dia dan Gresela tenggelam. Di saat-saat genting ini, tak ada satu pun orang yang melihat, akibatnya korban lemas dan tak terselamatkan. Kapolsekta Lengkong Kompol Jaya Hardianto mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 06.30 WIB.

Sebelum di temukan tenggelam, Gresela mengajak kakaknya Wiliam, 8, untuk berenang di kolam renang dilingkungan ho tel tersebut. “Lantas mereka pun turun ke kolam dan diikuti pengasuhnya Herni menuju kolam,” kata Jaya. Saat berada di kolam, Wiliam kembali ke kamar hotel 704 tem pat mereka menginap untuk mengajak kedua orang tuanya berenang.

“Sekitar pukul 07.15, saksi yang merupakan pengawai hotel di bagian fitness centermelihat dua orang tenggelam di kolam arus. Saksi lalu me lapor kepada security hotel. Kemudian security hotel melakukan pertolongan pertama dengan mengangkat dua korban yang tenggelam tersebut dari kolam,” ujar Jaya.

Selanjutnya, kedua korban dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) RS Muhamadiyah di Jalan KH Ahmad Dahlan. Selang 10 menit menjalani peme riksaan medis korban dinyatakan telah meninggal dunia. “Diduga korban sudah meninggal ditempat kejadian,” tutur Jaya. Berdasarkan informasi yang didapatkan petugas Polsek Lengkong, kedua korban di duga tak bisa berenang.

“Saat itu ke adaan sekitar kolam, sepi. Sedangkan, berdasarkan informasi yang didapat kedua korban ini tak bisa berenang,” ungkap dia. Saat ini kasus korban tenggelam ini ditangani langsung oleh Polrestabes Bandung. Jaya menambahkan, Polsek Lengkong akan memeriksa standard operational procedure (SOP) dari Hotel Horison dengan memanggil beberapa saksi dimintai keterangan terkait tewasnya tamu hotel tersebut.

“Kami akan dalami dulu SOP-nya. Kalo ada yang salah, kami akan tinjau kembali perizin annya. Saat ini, ketiga kolam yang berada dalam hotel kami police line dulu untuk pemeriksaan,” kata Jaya. Pantauan KORAN SINDO, pasca tenggelamnya korban Gresela dan Herni, manajemen Hotel Horison menutup sementara kolam renang yang biasa digunakan untuk masyarakat umum dan tamu hotel tersebut.

Penutupan kemung kinan dilakukan selama dua pekan. Tak ada aktivitas apa pun di sekitar kolam renang hotel. Bahkan booth ticket dan pintu masuk dari luar menuju kolam renangpun ditutup rapat. Tampak garis polisi dipasang meling kari kolam ombak atau lokasi kejadian. Kolam arus/ombak tersebut terutama di bagian terdalam telah terdapat papan peringatan bertuliskan AWAS DALAM dengan tinta warna merah. Bahkan terdapat tali pembatas antara bagian terdalam dan dangkal.

Pengamanan Akan Diperketat

Senior Public Relation and Promotion Manager Hotel Horison Bandung Sri Nilawati mengatakan, peristiwa teng gelam nya dua korban diper kirakan terjadi sekitar pukul 06.30 WIB atau sebelum area kolam renang tersebut dibuka untuk umum yakni pada pukul 07.00 WIB- 17.00 WIB. “Mereka main ke bawah (area kolam renang).

Karena ada pendampingan dari pengasuhnya yang usianya sudah dewasa, staf kami tak menegur karena menganggap ada pen dampingan. Namun kami tak mengetahui jika mereka (korban) berenang,” kata Nila, sapaan akrab Sri Nilawati. Tak lama kemudian, tutur dia, petugas Hotel Horison melihat korban Gresela dan Herni tenggelam. “Petugas kami lalu me lakukan pertolongan.

Saat di angkat dari kolam, kondisi tubuh korban masih hangat. Kemudian dibawa ke ke RS Muhamadiyah,” ujar dia. Menurut Nila, kolam renang ini dibuka 24 jam untuk tamu hotel. Namun, untuk umum dibatasi dalam waktu tertentu. Area kolam renang dijaga oleh tiga life guard. “Life guard-nya dishift. Jadi jika ada tamu yang akan bere nang pada waktu tertentu, seperti malam atau dini hari, harus request dulu kepada kami.

Sehingga, nanti ada life guardyang menjaga. Sementara untuk kedua korban ini tak ada konfirmasi dulu kepada kami,” ungkap Nila. Dia mengemukakan, korban Gresela dan Herni diduga berenang sebelum waktu pembukaan pukul 07.00 WIB. “Sebenarnya life guard juga sudah ada pada pukul 06.30, namun pada waktu itu mereka masih bersiap-siap.

Sementara waktu ope rasional kerjanya pada pukul 07.00 WIB,” tutur dia. Nila menyatakan, saat kejadian, kedua korban berenang di kolam arus/ombak. Sekadar untuk diketahui, Hotel Horison Bandung memiliki tiga kolam renang, yakni kolam olym pic/prestasi, kolam anak, dan kolam arus/ombak.

“Jadi mereka ini berenang di kolam ombak. Sebenarnya ka mi juga memiliki kolam anak. Petugas kami akan melarang jika melihat anak-anak berenang di kolam yang memiliki kedalaman lebih,” kata Nila. Kolam ombak/arus, ungkap Nila, memiliki luas kurang lebih 250 meter persegi dengan kontur memiliki kemiringan seperti bibir pantai. Semakin ke tengah kolam semakin dalam.

“Kemiringan paling dalam itu sekitar 1,8 meter hingga dua meter,” tutur dia. Untuk gelombang ombak pada kolam ombak/arus ini pun biasa dihidupkan jika dalam keadaan ramai, seperti weekend dan jika ada permintaan dari tamu. “Ombaknya ini dihidupkan kondisional, dan sebelum dihidupkan (gelombang ombak) petugas meng umum kan terlebih dulu. Ombak ini pun dihidupkan hanya sepuluh menit,” ujar Nila.

Terkait peristiwa itu, ungkap dia, ke depan, pihak hotel akan melakukan evaluasi secara internal terkait keamanan area kolam. “Kedepan kami akan eva luasi kembali. Kami akan perketat,” ungkap dia. Manajemen hotel, ujar Nila, telah berkomunikasi dengan pihak keluarga korban yang juga merupakan tamu hotel.

“Me reka ini sedang liburan menginap di hotel kami sejak kemarin (Minggu 17/5). Kami sudah berbicara dengan keluarga kor ban dan keluarga korban pun telah mengikhlaskan kejadian ini karena ini juga musibah,” kata Nila. Suasana duka terlihat di ruang jenazah RS Muhamadiyah, Jalan KH, Ahmad Dahlan sore itu. Tampak wajah sang ayah, Hartanto, terlihat sedih dengan mata berkaca-kaca.

Hartanto, enggan memberi kan keterangan ke pada wartawan terkait peristiwa tenggelamnya Gresela dan pengasuhnya Herni. Di luar kamar jenazah RS Muham madiyah, pria yang mengenakan kaus AC Milan dan celana pendek selutut ini, tampak kalut dan syok. Wajahnya pucat pasi.

Warga BSD Taman Crysant I Blok 1/8, RT 07/14, Desa Rawabuntu, Kecamatan Serpong ini, lalu mengalihkan perhatian sambil berbincang dengan seseorang melalui telepon seluler. Kening pria berusia sekitar 40 tahunan itu disandarkan kedinding dengan wajah tertunduk sambil terus berbincang di telepon seluler. Sesekali dia menutupi wajah dengan kedua telapak tangan.

Saat KORAN SINDO berta nya tentang kronologis kejadian, Hartanto enggan berkomentar. “Maaf ya saya gak bisa berkomentar soal itu (tenggelamnya Gresela dan Herni). Maaf jangan diekspos ya mas,” kata Hartanto. Lalu, Hartanto terlihat menatap pilu putrinya yang terbujur kaku di kamar jenazah. Tadi malam ini jenazah korban Gresela diberangkatkan keSerpong, Kota Tanggerang. Sementara korban Herni akan di bawa ke Bogor untuk dimakamkan.

Agie permadi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1270 seconds (0.1#10.140)