Pertamina Kembali Gelar OP Elpiji
A
A
A
BANTUL - PT Pertamina kembali melakukan operasi pasar elpiji 3 kg di Kabupaten Bantul. Rencananya, operasi pasar elpiji bersubsidi digelar di Kecamatan Dlingo dan Srandakan, hari ini.
Operasi pasar elpiji tersebut murni hajatan dari PT Pertamina tanpa melibatkan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul. Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Bantul, Sahadi Suparjo mengungkapkan, pihaknya sudah mendapat pemberitahuan melalui Himpunan Pengusaha Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) yang mengatakan PT Pertamina mengalokasi sekitar 560 tabung elpiji di dua kecamatan.
“Memang akan ada operasi pasar lagi,” paparnya, kemarin. Sahadi mengatakan, selama beberapa kali melakukan operasi pasar di Bantul, pihaknya memang belum pernah diajak koordinasi dengan PT Pertamina terkait kebijakan tersebut, ba hkan pemberitahuan pun tidak pernah. Instansinya hanya mendapatkan informasi melalui pemberitahuan yang dila kukan oleh Hiswana Migas.
Kendati demikian dia berterima kasih dengan langkah yang diambil oleh PT Pertamina dengan melakukan operasi pa sar ter sebut. Hanya saja, dia ber harap alokasi untuk operasi pasar tersebut merupakan kuota tam bahan yang diberikan oleh PT Pertamina kepada Kabu paten Bantul. Operasi pasar gas me lon ini bukan diambilkan dari alokasi kuota yang diberikan ke Kabupaten Bantul selama 2015.
“Sampai sekarang kami be lum tahu yang digunakan untuk operasi itu murni kuota tam bahan atau diambilkan dari jatah kabupaten Bantul selama 2015,” ujarnya. Jika tetap diambilkan dari kuota Kabupaten Bantul selama 2015, dia khawatir akan mengganggu ketersediaan gas melon di akhir tahun 2015 nantinya. Karena biasanya di akhir tahun permintaan elpiji 3 kg akan mengalami kenaikan di akhir tahun.
Apalagi tahun ini banyak libur panjang serta masih ada dua hari raya Islam yaitu Idul Fitri dan Idul Adha, di mana pada hari raya tersebut biasanya terjadi lonjakan konsumsi elpiji 3 kg.
Sementara itu, pemilik pangkalan di Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Zahr owi mempertanyakan peran Disperindagkop yang tak mampu me ngontrol kenaikan harga elpiji 3 kg di wilayahnya. Sebab, instansi tersebut memiliki kewenangan untuk mengendalikan harga elpiji 3 kg di pasaran dengan berbagai kebijakan. “Dis perindagkop harus dievaluasi. Bagaimana perannya saat ini dalam distribusi elpiji,” katanya.
Meski mengklaim tidak ada kelangkaan, kenyataannya banyak masyarakat yang mengeluhkan susahnya mendapatkan elpiji 3 kg. Bahkan, elpiji 3 kg tersebut dijual dengan harga selangit meskipun ia mengklaim masih menjual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang diberikan oleh pemerintah sebelumnya.
Sehingga ia menuntut agar Disperin dagkop berperan aktif dalam mengendalikan barang bersubsidi yang menguasai hajat hidup orang banyak tersebut.
Erfanto linangkung
Operasi pasar elpiji tersebut murni hajatan dari PT Pertamina tanpa melibatkan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul. Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Bantul, Sahadi Suparjo mengungkapkan, pihaknya sudah mendapat pemberitahuan melalui Himpunan Pengusaha Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) yang mengatakan PT Pertamina mengalokasi sekitar 560 tabung elpiji di dua kecamatan.
“Memang akan ada operasi pasar lagi,” paparnya, kemarin. Sahadi mengatakan, selama beberapa kali melakukan operasi pasar di Bantul, pihaknya memang belum pernah diajak koordinasi dengan PT Pertamina terkait kebijakan tersebut, ba hkan pemberitahuan pun tidak pernah. Instansinya hanya mendapatkan informasi melalui pemberitahuan yang dila kukan oleh Hiswana Migas.
Kendati demikian dia berterima kasih dengan langkah yang diambil oleh PT Pertamina dengan melakukan operasi pa sar ter sebut. Hanya saja, dia ber harap alokasi untuk operasi pasar tersebut merupakan kuota tam bahan yang diberikan oleh PT Pertamina kepada Kabu paten Bantul. Operasi pasar gas me lon ini bukan diambilkan dari alokasi kuota yang diberikan ke Kabupaten Bantul selama 2015.
“Sampai sekarang kami be lum tahu yang digunakan untuk operasi itu murni kuota tam bahan atau diambilkan dari jatah kabupaten Bantul selama 2015,” ujarnya. Jika tetap diambilkan dari kuota Kabupaten Bantul selama 2015, dia khawatir akan mengganggu ketersediaan gas melon di akhir tahun 2015 nantinya. Karena biasanya di akhir tahun permintaan elpiji 3 kg akan mengalami kenaikan di akhir tahun.
Apalagi tahun ini banyak libur panjang serta masih ada dua hari raya Islam yaitu Idul Fitri dan Idul Adha, di mana pada hari raya tersebut biasanya terjadi lonjakan konsumsi elpiji 3 kg.
Sementara itu, pemilik pangkalan di Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Zahr owi mempertanyakan peran Disperindagkop yang tak mampu me ngontrol kenaikan harga elpiji 3 kg di wilayahnya. Sebab, instansi tersebut memiliki kewenangan untuk mengendalikan harga elpiji 3 kg di pasaran dengan berbagai kebijakan. “Dis perindagkop harus dievaluasi. Bagaimana perannya saat ini dalam distribusi elpiji,” katanya.
Meski mengklaim tidak ada kelangkaan, kenyataannya banyak masyarakat yang mengeluhkan susahnya mendapatkan elpiji 3 kg. Bahkan, elpiji 3 kg tersebut dijual dengan harga selangit meskipun ia mengklaim masih menjual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang diberikan oleh pemerintah sebelumnya.
Sehingga ia menuntut agar Disperin dagkop berperan aktif dalam mengendalikan barang bersubsidi yang menguasai hajat hidup orang banyak tersebut.
Erfanto linangkung
(ftr)