Helvetia Sosialisasikan Komposting
A
A
A
MEDAN - Permasalahan sampah yang dihadapi Kota Medan tidak semestinya terus dikeluhkan warga. Sebab, sampah bukanlah musuh masyarakat. Apabila dikelola dengan baik dan tepat, sampah justru memberi manfaat.
Hal ini disadari betul Camat Medan Helvetia Edi Mulia Matondang setelah sering mendengarkan keluhan warga tentang sampah. Edi juga menggalakkan komposting berbasis lingkungan dengan menyediakan satu komposting di setiap lingkungan di Medan Helvetia. Penyediaan komposting di setiap lingkungan diharapkan bisa mengajak warga turut berpartisipasi memanfaatkan sampah menjadi pupuk.
“MedanHelvetia barumelakukan sosialisasi pembuatan komposting berbasis lingkungan serta pembagian wadah komposting. Alhamdulillah sosialisasi komposting disambut antusias yang diikuti 200 peserta dari lurah, kepalalingkungan, IbuPKK, kader pemuda-pemudi peduli lingkungan, dan tokoh masyarakat,” kata Edi kepada KORAN SINDO MEDAN kemarin.
Edi, yang juga mantan Camat Medan Denai, menjelaskan dalam sosialisasi penyuluhan menciptakan lingkungan sehat tentang wadah komposting dan bahan pembusukan sampah, pihaknya menjelaskan cara melakukan komposting yang ramah lingkungan, khususnya sampah daun. Kegiatan komposting ini tentu memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
“Kalau sudah berhasil bisa saja dijual atau untuk tanaman warga. Kalau di kecamatan selama ini menjadikan kompos sebagai pupuk untuk tanaman di halaman kantor camat maupun tanaman di pinggir Jalan Medan Helvetia,” katanya. Selama ini masih banyak sampah daun yang bertebaran di badan jalan sehingga masuk drainase menyebabkan pendangkalan.
Selain itu, masih banyak sampah daun yang buang begitu saja sehingga sampah di tempat pembuangan air (TPA) menggunung. Padahal pembuatan kompossangat mudahdilakukan dengan membusukkan sampah daun di wadah yang disediakan tampah bahan kimia efektif mikroorganisme 4 atau EM4.
Salah satu warga Medan Helvetia Uchi Ramadhani, 23, mengakui selama ini kerap mengeluhkan sampah daun yang sering bertebaran badan jalan. Bahkan, sampah dari bunga yang ada di halaman rumahnya dibuang begitu saja. “Belum paham dengan kompos, makanya kita buang saja. Ternyata menerima penjelasan tentang komposting mudah dilakukan. Rencananya, ke depan akan saya coba,” katanya.
Irwan siregar
Hal ini disadari betul Camat Medan Helvetia Edi Mulia Matondang setelah sering mendengarkan keluhan warga tentang sampah. Edi juga menggalakkan komposting berbasis lingkungan dengan menyediakan satu komposting di setiap lingkungan di Medan Helvetia. Penyediaan komposting di setiap lingkungan diharapkan bisa mengajak warga turut berpartisipasi memanfaatkan sampah menjadi pupuk.
“MedanHelvetia barumelakukan sosialisasi pembuatan komposting berbasis lingkungan serta pembagian wadah komposting. Alhamdulillah sosialisasi komposting disambut antusias yang diikuti 200 peserta dari lurah, kepalalingkungan, IbuPKK, kader pemuda-pemudi peduli lingkungan, dan tokoh masyarakat,” kata Edi kepada KORAN SINDO MEDAN kemarin.
Edi, yang juga mantan Camat Medan Denai, menjelaskan dalam sosialisasi penyuluhan menciptakan lingkungan sehat tentang wadah komposting dan bahan pembusukan sampah, pihaknya menjelaskan cara melakukan komposting yang ramah lingkungan, khususnya sampah daun. Kegiatan komposting ini tentu memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
“Kalau sudah berhasil bisa saja dijual atau untuk tanaman warga. Kalau di kecamatan selama ini menjadikan kompos sebagai pupuk untuk tanaman di halaman kantor camat maupun tanaman di pinggir Jalan Medan Helvetia,” katanya. Selama ini masih banyak sampah daun yang bertebaran di badan jalan sehingga masuk drainase menyebabkan pendangkalan.
Selain itu, masih banyak sampah daun yang buang begitu saja sehingga sampah di tempat pembuangan air (TPA) menggunung. Padahal pembuatan kompossangat mudahdilakukan dengan membusukkan sampah daun di wadah yang disediakan tampah bahan kimia efektif mikroorganisme 4 atau EM4.
Salah satu warga Medan Helvetia Uchi Ramadhani, 23, mengakui selama ini kerap mengeluhkan sampah daun yang sering bertebaran badan jalan. Bahkan, sampah dari bunga yang ada di halaman rumahnya dibuang begitu saja. “Belum paham dengan kompos, makanya kita buang saja. Ternyata menerima penjelasan tentang komposting mudah dilakukan. Rencananya, ke depan akan saya coba,” katanya.
Irwan siregar
(bbg)