Wapres Buka Konferensi Forum Zakat Dunia di Bandung

Rabu, 06 November 2019 - 00:58 WIB
Wapres Buka Konferensi...
Wakil Presiden Maruf Amin membuka World Zakat Forum International Conference 2019 di Crown Hotel Bandung. (Foto/SINDOnews/Arif Budianto)
A A A
BANDUNG - Wakil Presiden Ma'ruf Amin membuka World Zakat Forum International Conference 2019, yang dihadiri delegasi 33 negara di dunia di Crown Hotel, Jalan Lembong, Kota Bandung, Selasa (5/11/2019).

Beberapa negara yang ikut konferensi ini antara lain Bangladesh, Bahrain, Bosnia-Herzegovina, Brunei Darussalam, Mesir, India, Indonesia, Yordania, Kuwait, Malaysia, Maroko, Nigeria, Pakistan, Qatar, Arab Saudi, Afrika Selatan, Sudan, Uganda, Amerika Serikat, Inggris, Turki, Vietnam, Australia, Srilanka, Kazakhstan, Ghana, Maladewa, Senegal, Liberia, Togo, Benin, dan Sierra Leone.

Tidak hanya perwakilan negara, di WZF 2019 juga terdapat beberapa organisasi yang menjadi associate member WZF, yakni IDB, Unicef, Developing-8, UNDP, dan Bank Indonesia.

Dalam sambutannya, Ma'ruf Amin mengatakan, pertemuan tahunan dan konferensi yang diadakan oleh Forum Zakat Dunia (World Zakat Forum) ini dapat dijadikan forum untuk saling tukar pengalaman dan mencari solusi dari hambatan dan tantangan belum optimalnya pengelolaan zakat.

"Saya meyakini, apabila dikelola dengan baik, zakat dapat menjadi variabel penutup terjadinya ketimpangan ekonomi di masyarakat. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang berdampak langsung pada kondisi sosial dan ekonomi umat Islam. Dipungut dari orang yang mampu (muzakki), dan dialokasikan untuk menutup kebutuhan kelompok tertentu (mustahiq)," kata dia.

Menurut dia, ajaran Islam membolehkan setiap orang untuk mengumpulkan harta yang halal sebanyak-banyaknya. Namun ada kewajiban baginya untuk mengeluarkan sebagian hartanya, diperuntukkan untuk masyarakat yang kurang mampu.

Ma'ruf mengatakan, di Indonesia diperkirakan potensi zakat yang bisa dikelola sangat besar, yakni Rp230 triliun. Dari potensi yang sangat besar tersebut, baru 3,5% atau sekitar Rp8 triliun yang bisa dikelola. Artinya, masih sangat besar potensi zakat yang belum terkelola.

"Saya mendapat laporan bahwa dalam 5 tahun terakhir pengumpulan zakat nasional kita tumbuh sekitar 24%. Meskipun telah bertumbuh cukup baik, tapi perlu untuk dilakukan terobosan agar lebih baik lagi, karena masih sangat jauh dari potensi zakat yang ada," kata dia
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.4149 seconds (0.1#10.140)