Kelompok Begal Sekap dan Siksa Seorang ABG, Sepeda Motor dan Uang Dirampas
A
A
A
MEDAN - Tindakan kekerasan kembali diperlihatkan kelompok begal sepeda motor di Medan. Korbannya seorang anak baru gede (ABG) disekap selama satu malam dan dipukuli.
Korban berinisial JS (16) warga Jalan Biola Kecamatan Patumbak, babak belur dianiaya oleh orang tak dikenal itu.
Kejadian itu terjadi pada Sabtu (28/03) sekira pukul 23.00 WIB di Jalan Panglima Denai, Depan Bengkel Kelurahan Amplas, Kecamatan Medan Amplas
Mirisnya lagi, selain dianiaya, korban juga mengaku di sekap satu malam dan sepeda motor matik warna hitam, sepatu, jaket, jam tangan dan uang Rp80 ribu diambil para pelaku.
Akibat kejadiaan penganiayaan dan penyekapan itu JS harus dilarikan ke rumah sakit oleh orang tuanya. Korban terluka di bagian kening dan bengkak pada wajah sebelah kirinya.
Di dampingi kedua orang tuanya korban menceritakan yang dialaminya. JS mengatakan, berawal ketika korban mengendarai sepeda motor di Jalan Garu 1 Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas, tiba-tiba dicegat dan dipepet oleh para pelaku yang mengenderai lima sepeda motor berboncengan.
"Awalnya aku tak tau mau dibawak kemana oleh mereka, tapi sengat ku mereka membawak ku menuju Amplas melalui Jalan Panglima Denai,"ujar JS menceritakan sembari menahan sakit, Minggu (05/04) malam.
Namun, kata korban, sebelum sampai Amplas tepatnya di simpang Jalan Selambo, korban yang duduk di boncengan, sempat melompat dari sepeda motor. Akibatnya kaki korban terkilir dan tak bisa melarikan diri.
Saat iu juga JS dibekuk kompolotan begal dan dibawa ke Jalan Panglima Denai Kelurahan Amplas Kecamatan Medan Amplas. "Di situ dekat bengkel, disitu korban dipukuli aku dan disiksa oleh mereka beramai-ramai," bebernya.
JS juga menceritakan saat tak berdaya dibawa berputar-putar menggunakan sepeda motor ke Jalan Dame. "Di situ lagi-lagi aku kembali dipukuli sekitar 10 orang," sebutnya.
Penderitaan JS masih belum berakhir sampai di situ. JS kembali dibawa ke Jalan Panglima Denai, tepatnya di wilayah Gang Seser, Kelurahan Amplas, Kecamatan Medan Amplas tempatnya disebuah rumah yang tidak korban ketahui, disitu korban lagi-lagi mendapat penyiksaan
"Di tempat itu wajah, kepala tangan kaki dan badanku terus dipukuli, pada hal aku sudah minta ampun dan nangis, tapi mereka tak perduli tetap saja memukuli ku," katanya.
Saat ditanya apakah para pelaku ada yang korban kenal, dengan suara nyaris tak terdengar seraya menahan sakit JS menjawab tidak ada yang dikenalnya.
Tapi saat kembali ditanya dari mana mendapat rekaman video dengan wajah luka sambil menangis dan memegang rambut, JS mengaku mendapatkan dari seorang temannya. Hanya saja korban tidak menyebutkan siapa nama temannya itu.
"Saya disekap satu malam. Saya ditinggal begitu saja setelah babak belur," kata JS di dampingi ayahnya Posman Sitompul (47).
Posman juga mengatakan anaknya di antar pulang oleh seorang anggota organisasi kepamudaan (OKP).
"Anak ku ini dalam keadaan luka dan tak berdaya diantar pulang oleh seorang pria anggota salah satu organisasi kepamudaan (OKP),"ucap ibu korban dengan suara parau menahan tangis
Kedua orang tua korban sangat berharap polisi dapat menangkap para pelaku. "Saya selaku orang tua korban sangat berharap polisi khususnya Polsek Patumbak dapat menangkap para pelakunya," sebut Posman Sitompul seraya menunjukkan Surat tanda peneriamaan laporan pengaduan Nomor STPL/206/IV /2020/SU/ Polrestabes Medan/ Sek Patumbak.
Korban berinisial JS (16) warga Jalan Biola Kecamatan Patumbak, babak belur dianiaya oleh orang tak dikenal itu.
Kejadian itu terjadi pada Sabtu (28/03) sekira pukul 23.00 WIB di Jalan Panglima Denai, Depan Bengkel Kelurahan Amplas, Kecamatan Medan Amplas
Mirisnya lagi, selain dianiaya, korban juga mengaku di sekap satu malam dan sepeda motor matik warna hitam, sepatu, jaket, jam tangan dan uang Rp80 ribu diambil para pelaku.
Akibat kejadiaan penganiayaan dan penyekapan itu JS harus dilarikan ke rumah sakit oleh orang tuanya. Korban terluka di bagian kening dan bengkak pada wajah sebelah kirinya.
Di dampingi kedua orang tuanya korban menceritakan yang dialaminya. JS mengatakan, berawal ketika korban mengendarai sepeda motor di Jalan Garu 1 Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas, tiba-tiba dicegat dan dipepet oleh para pelaku yang mengenderai lima sepeda motor berboncengan.
"Awalnya aku tak tau mau dibawak kemana oleh mereka, tapi sengat ku mereka membawak ku menuju Amplas melalui Jalan Panglima Denai,"ujar JS menceritakan sembari menahan sakit, Minggu (05/04) malam.
Namun, kata korban, sebelum sampai Amplas tepatnya di simpang Jalan Selambo, korban yang duduk di boncengan, sempat melompat dari sepeda motor. Akibatnya kaki korban terkilir dan tak bisa melarikan diri.
Saat iu juga JS dibekuk kompolotan begal dan dibawa ke Jalan Panglima Denai Kelurahan Amplas Kecamatan Medan Amplas. "Di situ dekat bengkel, disitu korban dipukuli aku dan disiksa oleh mereka beramai-ramai," bebernya.
JS juga menceritakan saat tak berdaya dibawa berputar-putar menggunakan sepeda motor ke Jalan Dame. "Di situ lagi-lagi aku kembali dipukuli sekitar 10 orang," sebutnya.
Penderitaan JS masih belum berakhir sampai di situ. JS kembali dibawa ke Jalan Panglima Denai, tepatnya di wilayah Gang Seser, Kelurahan Amplas, Kecamatan Medan Amplas tempatnya disebuah rumah yang tidak korban ketahui, disitu korban lagi-lagi mendapat penyiksaan
"Di tempat itu wajah, kepala tangan kaki dan badanku terus dipukuli, pada hal aku sudah minta ampun dan nangis, tapi mereka tak perduli tetap saja memukuli ku," katanya.
Saat ditanya apakah para pelaku ada yang korban kenal, dengan suara nyaris tak terdengar seraya menahan sakit JS menjawab tidak ada yang dikenalnya.
Tapi saat kembali ditanya dari mana mendapat rekaman video dengan wajah luka sambil menangis dan memegang rambut, JS mengaku mendapatkan dari seorang temannya. Hanya saja korban tidak menyebutkan siapa nama temannya itu.
"Saya disekap satu malam. Saya ditinggal begitu saja setelah babak belur," kata JS di dampingi ayahnya Posman Sitompul (47).
Posman juga mengatakan anaknya di antar pulang oleh seorang anggota organisasi kepamudaan (OKP).
"Anak ku ini dalam keadaan luka dan tak berdaya diantar pulang oleh seorang pria anggota salah satu organisasi kepamudaan (OKP),"ucap ibu korban dengan suara parau menahan tangis
Kedua orang tua korban sangat berharap polisi dapat menangkap para pelaku. "Saya selaku orang tua korban sangat berharap polisi khususnya Polsek Patumbak dapat menangkap para pelakunya," sebut Posman Sitompul seraya menunjukkan Surat tanda peneriamaan laporan pengaduan Nomor STPL/206/IV /2020/SU/ Polrestabes Medan/ Sek Patumbak.
(vhs)