Pemerintah India Bidik Ribuan Anggota Jamaah Tabligh
A
A
A
NEW DELHI - Otoritas pemerintah federal India meminta semua pejabat negara bagian Andhra Pradesh melakukan perburuan atau pelacakan besar-besaran terhadap lebih dari 1.000 anggota Jamaah Tabligh.
Musababnya, pertemuan komunitas itu telah memicu ledakan jumlah kasus infeksi virus corona COVID-19 di negara tersebut.
Ribuan muslim anggota Jamaah Tabligh sebelumnya berkumpul di wilayah yang berjarak hampir 2.000 km dari Ibu Kota India, New Delhi.
Dalam pelacakan besar-besaran selama lima hari ke depan, pihak berwenang di Andhra Pradesh menggunakan menara telepon seluler, basis data pemerintah, dan bahkan sukarelawan desa untuk menemukan hampir semua orang dalam daftar peserta komunitas tersebut.
Tak hanya anggota Jamaah Tabligh, orang-orang yang kenal dekat anggota komunitas itu juga dilacak.
Data pada Jumat (3/4/2020), ada 2.543 kasus COVID-19 di India. Dari jumlah kasus itu, 72 orang di antaranya telah meninggal. Sebanyak 191 pasien telah berhasil disembuhkan.
Pandemi COVID-19 di India mengkhawatirkan karena menjadi negara terpadat kedua di dunia setelah China.
"Kami hampir melacak semua orang," kata seorang pejabat senior kesehatan Andhra Pradesh kepada Reuters dalam kondisi anonim.
Kementerian Dalam Negeri India mengatakan pihak berwenang telah menemukan dan mengarantina 9.000 orang yang terkait dengan markas besar Jamaah Tabligh atau pun yang telah kontak dekat dengan anggota komunitas itu.
Para pejabat dari setidaknya tiga negara mengatakan mereka sedang melacak ratusan orang lagi yang terkait dengan gedung Nizamuddin Markaz, yang berfungsi sebagai asrama dan pusat pekerja Jamaah Tabligh dari seluruh dunia.
Data Departemen Kesehatan federal dan negara-negara bagian India, pertemuan Jamaah Tabligh menjadi "penyumbang" terbesar jumlah kasus COVID-19 di negara tersebut.
Pandemi virus corona COVID-19 menjadi tantangan besar bagi negara berpenduduk 1,3 miliar orang tersebut, di mana kepadatan penduduk yang tinggi dan sistem kesehatan masyarakat yang belum sempurna berisiko merusak perjuangan melawan penyakit yang telah menewaskan puluhan ribu orang di seluruh dunia.
Kelompok Jamaah Tabligh juga mengadakan pertemuan besar pada bulan Februari dan Maret yang masing-masing menyebabkan wabah massal di Malaysia dan Pakistan.
Seorang juru bicara kelompok Jamaah Tabligh, Mujeeb ur Rehman, membantah bahwa markas mereka jadi sumber besar kasus virus corona di India.
"Saat itu India sudah memiliki ratusan kasus. Jadi, akan salah untuk mengatakan bahwa (Nizamuddin) Markaz adalah sumber utama wabah di negara ini," katanya.
Pada 13 Maret, dua minggu setelah kelompok itu mengadakan pertemuan di Malaysia—jadi sumber ratusan kasus virus corona di seluruh Asia Tenggara—anggota Jamaah Tabligh berkumpul di New Delhi, termasuk hampir 200 orang asal Indonesia dan Malaysia. Data ini berasal dari dua pemimpin tinggi Jamaah Tabligh yang diwawancarai oleh Reuters.
Menurut kedua pemimpin tersebut, markas besar mereka biasanya menampung antara 2.000-4.000 orang setiap hari, di mana acara yang dijadwalkan setidaknya satu tahun sebelumnya.
Musababnya, pertemuan komunitas itu telah memicu ledakan jumlah kasus infeksi virus corona COVID-19 di negara tersebut.
Ribuan muslim anggota Jamaah Tabligh sebelumnya berkumpul di wilayah yang berjarak hampir 2.000 km dari Ibu Kota India, New Delhi.
Dalam pelacakan besar-besaran selama lima hari ke depan, pihak berwenang di Andhra Pradesh menggunakan menara telepon seluler, basis data pemerintah, dan bahkan sukarelawan desa untuk menemukan hampir semua orang dalam daftar peserta komunitas tersebut.
Tak hanya anggota Jamaah Tabligh, orang-orang yang kenal dekat anggota komunitas itu juga dilacak.
Data pada Jumat (3/4/2020), ada 2.543 kasus COVID-19 di India. Dari jumlah kasus itu, 72 orang di antaranya telah meninggal. Sebanyak 191 pasien telah berhasil disembuhkan.
Pandemi COVID-19 di India mengkhawatirkan karena menjadi negara terpadat kedua di dunia setelah China.
"Kami hampir melacak semua orang," kata seorang pejabat senior kesehatan Andhra Pradesh kepada Reuters dalam kondisi anonim.
Kementerian Dalam Negeri India mengatakan pihak berwenang telah menemukan dan mengarantina 9.000 orang yang terkait dengan markas besar Jamaah Tabligh atau pun yang telah kontak dekat dengan anggota komunitas itu.
Para pejabat dari setidaknya tiga negara mengatakan mereka sedang melacak ratusan orang lagi yang terkait dengan gedung Nizamuddin Markaz, yang berfungsi sebagai asrama dan pusat pekerja Jamaah Tabligh dari seluruh dunia.
Data Departemen Kesehatan federal dan negara-negara bagian India, pertemuan Jamaah Tabligh menjadi "penyumbang" terbesar jumlah kasus COVID-19 di negara tersebut.
Pandemi virus corona COVID-19 menjadi tantangan besar bagi negara berpenduduk 1,3 miliar orang tersebut, di mana kepadatan penduduk yang tinggi dan sistem kesehatan masyarakat yang belum sempurna berisiko merusak perjuangan melawan penyakit yang telah menewaskan puluhan ribu orang di seluruh dunia.
Kelompok Jamaah Tabligh juga mengadakan pertemuan besar pada bulan Februari dan Maret yang masing-masing menyebabkan wabah massal di Malaysia dan Pakistan.
Seorang juru bicara kelompok Jamaah Tabligh, Mujeeb ur Rehman, membantah bahwa markas mereka jadi sumber besar kasus virus corona di India.
"Saat itu India sudah memiliki ratusan kasus. Jadi, akan salah untuk mengatakan bahwa (Nizamuddin) Markaz adalah sumber utama wabah di negara ini," katanya.
Pada 13 Maret, dua minggu setelah kelompok itu mengadakan pertemuan di Malaysia—jadi sumber ratusan kasus virus corona di seluruh Asia Tenggara—anggota Jamaah Tabligh berkumpul di New Delhi, termasuk hampir 200 orang asal Indonesia dan Malaysia. Data ini berasal dari dua pemimpin tinggi Jamaah Tabligh yang diwawancarai oleh Reuters.
Menurut kedua pemimpin tersebut, markas besar mereka biasanya menampung antara 2.000-4.000 orang setiap hari, di mana acara yang dijadwalkan setidaknya satu tahun sebelumnya.
(boy)