Peringkat Akses Kelistrikan RI di Bawah Malaysia

Jum'at, 03 April 2020 - 12:52 WIB
Peringkat Akses Kelistrikan...
Ilustrasi petugas melakukan pemasangan infrastruktur kelistrikan di desa di Papua. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Presiden Jokowi mengatakan bahwa rasio kelistrikan Indonesia saat ini meningkat signifikan dari 84% di tahun 2014 menjadi 99,48% tahun 2020. Meski begitu, peringkat akses kelistrikan Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga.

“Namun kita juga harus melihat electricity access population kita berada di peringkat 95. Masih tertinggal dari Malaysia peringkat 87, Vietnam peringkat 84, dan Singapura, Thailand, Tiongkok, Korea Selatan berada pada peringkat ke-2,” katanya saat membuka rapat terbatas, Jumat (3/4/2020).

Tidak hanya soal akses, peringkat kualitas kelistrikan Indonesia juga belum cukup baik. Dimana saat ini Indonesia ada di peringkat 54. “Filipina 53, Malaysia 38, Thailan 31, Tiongkok 18, Singapura peringkat ke-2,” ungkapnya.

Lebih lanjut Jokowi juga menyoroti masih ada 433 desa yang belum berlistrik. Ratusan desa tersebut tersebar di empat provinsi. Di Provinsi Papua 325 desa, Papua Barat 102 desa, Provinsi NTT 5 desa dan Maluku 1 desa.

“433 (desa), meski jumlahnya sedikit bila dibanding jumlah desa di seluruh tanah air ada 75.000, tapi apapun ini harus kita selesaikan,” tegasnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta jajarannya untuk segera melakukan identifikasi terkait desa-desa yang belum berlistrik tersebut.

Misalnya desa mana saja yang beedekatan dengan desa yang sudah berlistrik. Lalu desa mana saja yang jarak rumahnya berjauhan dan berdekatan.

“Sehingga kita dapat menentukan pendekatan teknologi yang tepat apakah dengan ekstensi jaringan listrik atau pembangunan mini grade seperti microhydro, PLTB atau distribusi tabung listrik yang dilengkapi dengan stasiun pengisian energi listrik,” tuturnya.

Dia mengatakan anggaran, regulasi dan kebijakan untuk program listrik desa dipersiapkan dengan baik. Selain itu Jokowi ingin tidak hanya menuntaskan agar desa berlistrik saja, tapi juga meningkatkan akses listrik teruma bagi warga miskin.

Dia berharap dengan adanya listrik, anak-anak Indonesia dapat belajar dengan baik sehingga kualitas pendidikan meningkat.

“Terakhir saya minta program listrik untuk desa, desa berlistrik ini betul-betul memberikan nilai tambah bagi peningkatan produktivitas ekonomi di desa. Sehingga program berlistrik perlu ada sambungannya dengan program pemanfaatan listrik yang efisien terutama dalam pengembangan industri rumah tangga, industri rumahan,” pungkasnya.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.0865 seconds (0.1#10.140)