Prosesi Pedang Pora Ini Buat SYL Terharu Kenang Putranya Rinra

Kamis, 01 Maret 2018 - 12:26 WIB
Prosesi Pedang Pora...
Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, menerima penghargaan Asthabrata Madya Utama Pamong Praja, yang diserahkan langsung oleh Gubernur Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Ermaya Suradinata. Foto : Kurniawan Eka Mulyana/SINDOnews
A A A
BANDUNG - Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengaku sempat mengalami dilema saat mengetahui akan menerima penghargaan Asthabrata Madya Utama Pamong Praja dari IPDN.

Dilema yang dialaminya karena penganugerahan tersebut diserahkan di kampus IPDN dalam bentuk pedang pora, sementara salah satu putranya meninggal di lokasi tersebut.

"Diakhir proses pendidikannya, menjelang pelantikan, dia meninggal di tempat ini. Ini keharuan sekaligus meyakinkan saya dan keluarga bahwa anak saya adalah bagian mewakili idealisme, bahwa negara ini akan baik jika hadir pemerintahan yang baik. Pemerintahan yang baik harus hadir dari aparat yang baik," ujar SYL.

SYL yang ditemui seusai penganugerahan penghargaan tertinggi di IPDN tersebut, selanjutnya mengakui jika penghargaan tersebut merupakan hal luar biasa untuknya.

Meski sudah sering menerima penghargaan dalam skala nasional, namun penghargaan Asthabrata Madya Utama sangat istimewa, karena ini merupakan penghargaan terhadap profesinya.

"Saya sudah pernah dapat bintang Mahaputra Utama. Tapi ini menghargai profesi saya yang paling dalam, pamong praja ini kan profesi saya, ini keahlian saya dan saya mendaptkan brivet tertinggi," paparnya, Kamis (01/03/2018).

Menurutnya Ilmu Pemerintahan adalah ilmu yang sangat general. Syahrul juga berpendapat, Asthabrata Madya Utama ini menjadi penghargaan yang menyempurnakan sebuah proses panjang dari perjalanan birokrasinya, yang dimulai dari bawah.

"Saya pernah lurah, pernah camat, 2 periode bupati, 1 periode wagub, dan sekarang 1 periode jadi gubernur," imbuhnya.

Penghargaan ini dikatakannya memberi ketauladanan. Bukan hanya untuk dirinya, tetapi lebih banyak menjadi pembelajaran bagi semua pamong praja, bahwa sebuah pengabdian yang tulus dan bermakna bagi rakyat dan bangsa, akan menjadi bagian yang meninggalkan legacy.

"Ini maknanya sangat dalam bagi seorang pamong praja yang dedikasi dirinya adalah untuk rakyat, negara dan bangsa. Kalau seluruh pamong praja bisa memaknai keberadaannya untuk bangsa dan rakyat, kita yakin negara yang kuat dan besar ini akan memberi rahmat dan melindungi serta memberi kesejahteraan bagi rakyat," pungkasnya.
(sss)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.2682 seconds (0.1#10.140)