Pinisi Diusulkan Bagian dari Lambang Kodam XIV Hasanuddin
A
A
A
WATAMPONE - Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Korem 141 Toddopuli Bone membahas tentang lambang dan sesanti Kodam XIV Hasanuddin. Begitu banyak usulan yang dimasukkan oleh para peserta FGD.
Melihat kekuatan kultur Sulawesi Selatan, peserta diskusi pun memberikan usulan jika Pinisi bagian dari lambang Kodam XIV Hasanuddin. Pinisi merupakan perahu bersejarah bagi masyarakat Sulawesi Selatan.
Berlangsung di Aula Makorem 141 Toddopuli Bone, Jalan Jenderal Sudirman, Kamis (21/12/2017), diskusi ini berlangsung alot. Selain dari kalangan TNI, para peserta dari sejumlah budayawan, sejarawan, akademisi dan tokoh adat dari beberpa kabupaten di provinsi ikut berpartisipasi memberikan ide dan gagasannya.
Dalam kegiatan tersebut sejumlah saran yang diberikan oleh peserta diskusi akan diteruskan untuk menjadi bahan masukan untuk menyempurnakan lambang yang sekarang ini pohon Lontar yang dijadikan sebagai ikon.
Selain penambahan lambang pinisi, peserta juga memberikan usulan penambahan senjata yang dianggap sebagai tanda-tanda keberanian. Dan usulkan perubahan tulisan "Setia Hingga Akhir" menggunakan tulisan lontarak Bugis-Makassar.
"Latar merah pada lambang sudah menandakan keberanian,akan tetapi keberanian itu perlu senjata" kata Abdul Rahman salah satu peserta diskusi.
Usulan ini pun menjadi catatan notulen diskusi untuk diteruskan ke Kodam XIV Hasanuddin. Seperti yang disampaikan oleh Kepenrem 141 Toddopuli, Mayor Inf Mansur.
"Semua saran saran yang dikemukakan oleh peserta diskusi tadi diteruskan ke Kodam untuk dibahas kembali berdasarkan saran dari beberapa Korem. Peserta yang dihadirkan itu tokoh adat, agama, budayawan, mahasiswa dan pemuda dari kabupaten Soppeng, Wajo, Bone, serta anggota TNI," singkatnya.
Melihat kekuatan kultur Sulawesi Selatan, peserta diskusi pun memberikan usulan jika Pinisi bagian dari lambang Kodam XIV Hasanuddin. Pinisi merupakan perahu bersejarah bagi masyarakat Sulawesi Selatan.
Berlangsung di Aula Makorem 141 Toddopuli Bone, Jalan Jenderal Sudirman, Kamis (21/12/2017), diskusi ini berlangsung alot. Selain dari kalangan TNI, para peserta dari sejumlah budayawan, sejarawan, akademisi dan tokoh adat dari beberpa kabupaten di provinsi ikut berpartisipasi memberikan ide dan gagasannya.
Dalam kegiatan tersebut sejumlah saran yang diberikan oleh peserta diskusi akan diteruskan untuk menjadi bahan masukan untuk menyempurnakan lambang yang sekarang ini pohon Lontar yang dijadikan sebagai ikon.
Selain penambahan lambang pinisi, peserta juga memberikan usulan penambahan senjata yang dianggap sebagai tanda-tanda keberanian. Dan usulkan perubahan tulisan "Setia Hingga Akhir" menggunakan tulisan lontarak Bugis-Makassar.
"Latar merah pada lambang sudah menandakan keberanian,akan tetapi keberanian itu perlu senjata" kata Abdul Rahman salah satu peserta diskusi.
Usulan ini pun menjadi catatan notulen diskusi untuk diteruskan ke Kodam XIV Hasanuddin. Seperti yang disampaikan oleh Kepenrem 141 Toddopuli, Mayor Inf Mansur.
"Semua saran saran yang dikemukakan oleh peserta diskusi tadi diteruskan ke Kodam untuk dibahas kembali berdasarkan saran dari beberapa Korem. Peserta yang dihadirkan itu tokoh adat, agama, budayawan, mahasiswa dan pemuda dari kabupaten Soppeng, Wajo, Bone, serta anggota TNI," singkatnya.
(bds)