Kota Wuhan Rayakan Berakhirnya Status Lockdown
A
A
A
WUHAN - China mengakhiri penguncian (lockdown) selama 76 hari di wilayah yang menjadi pusat pandemi virus Corona di awal-awal wabah, Kota Wuhan.
Otoritas setempat telah mengizinkan penduduk Wuhan untuk bepergian kelua masuk kota yang luas tersebut.
Hingga Rabu tengah malam, 11 juta penduduk kota ini diizinkan untuk pergi tanpa izin khusus dan pengawasan pemerintah yang menunjukkan mereka dalam kondisi sehat. Mereka juga belum melakukan kontak dengan siapa pun yang terinfeksi virus.
Perayaan berakhirnya lockdown selama 11 minggu itu ditandai dengan pertunjukan cahaya di kedua sisi sungai Yangtze. Gedung-gedung pencakar langit dan jembatan memancarkan gambar animasi dari petugas kesehatan yang membantu pasien bersama kata-kata "kota heroik". Gelar itu diberikan kepada Wuhan oleh Presiden Xi Jinping.
Di sepanjang tanggul dan jembatan, warga mengibarkan bendera China, meneriakkan "Wuhan, Let's go!" dan bernyanyi dengan acapela lagu kebangsaan China.
Lalu lintas bergerak dengan cepat melalui jembatan, terowongan, dan pintu tol yang baru dibuka kembali, sementara ratusan orang menunggu kereta pertama dan penerbangan ke luar kota. Banyak dari mereka yang berharap untuk kembali ke pekerjaannya di tempat lain.
Meski begitu, dalam sebuah editorial, surat kabar milik Partai Komunis China People's Daily memperingatkan agar tidak merayakan terlalu cepat.
"Ini adalah hari yang sudah lama dinanti-nantikan oleh semua orang dan tidak salah jika mereka begitu mereka bersemangat. Namun, hari ini tidaklah menandai bahwa kemenangan telah berakhir," tulis surat kabar itu.
"Pada saat ini, kita perlu mengingatkan diri kita masing-masing bahwa Wuhan tidak diblokir, kita boleh merasa senang, tetapi kita tidak boleh bersikap santai," sambung tulisan itu yang dinukil Time, Rabu (8/4/2020).
China melarang orang-orang untuk meninggalkan dan memasuki Wuhan mulai 23 Januari lalu dalam sebuah pengumuman tengah malam yang mengejutkan dan memperluas penguncian ke sebagian besar provinsi Hubei di hari-hari berikutnya. Layanan kereta api dan penerbangan dibatalkan, pos pemeriksaan didirikan di jalan menuju pusat provinsi itu.
Langkah drastis itu terjadi ketika wabah virus Corona mulai menyebar ke seluruh China dan luar negeri selama liburan Tahun Baru Imlek di akhir Januari, ketika banyak orang China bepergian.
Sumber pasti dari virus ini masih dalam penyelidikan, meskipun diduga terkait dengan pasar makanan di luar kota.
Otoritas setempat telah mengizinkan penduduk Wuhan untuk bepergian kelua masuk kota yang luas tersebut.
Hingga Rabu tengah malam, 11 juta penduduk kota ini diizinkan untuk pergi tanpa izin khusus dan pengawasan pemerintah yang menunjukkan mereka dalam kondisi sehat. Mereka juga belum melakukan kontak dengan siapa pun yang terinfeksi virus.
Perayaan berakhirnya lockdown selama 11 minggu itu ditandai dengan pertunjukan cahaya di kedua sisi sungai Yangtze. Gedung-gedung pencakar langit dan jembatan memancarkan gambar animasi dari petugas kesehatan yang membantu pasien bersama kata-kata "kota heroik". Gelar itu diberikan kepada Wuhan oleh Presiden Xi Jinping.
Di sepanjang tanggul dan jembatan, warga mengibarkan bendera China, meneriakkan "Wuhan, Let's go!" dan bernyanyi dengan acapela lagu kebangsaan China.
Lalu lintas bergerak dengan cepat melalui jembatan, terowongan, dan pintu tol yang baru dibuka kembali, sementara ratusan orang menunggu kereta pertama dan penerbangan ke luar kota. Banyak dari mereka yang berharap untuk kembali ke pekerjaannya di tempat lain.
Meski begitu, dalam sebuah editorial, surat kabar milik Partai Komunis China People's Daily memperingatkan agar tidak merayakan terlalu cepat.
"Ini adalah hari yang sudah lama dinanti-nantikan oleh semua orang dan tidak salah jika mereka begitu mereka bersemangat. Namun, hari ini tidaklah menandai bahwa kemenangan telah berakhir," tulis surat kabar itu.
"Pada saat ini, kita perlu mengingatkan diri kita masing-masing bahwa Wuhan tidak diblokir, kita boleh merasa senang, tetapi kita tidak boleh bersikap santai," sambung tulisan itu yang dinukil Time, Rabu (8/4/2020).
China melarang orang-orang untuk meninggalkan dan memasuki Wuhan mulai 23 Januari lalu dalam sebuah pengumuman tengah malam yang mengejutkan dan memperluas penguncian ke sebagian besar provinsi Hubei di hari-hari berikutnya. Layanan kereta api dan penerbangan dibatalkan, pos pemeriksaan didirikan di jalan menuju pusat provinsi itu.
Langkah drastis itu terjadi ketika wabah virus Corona mulai menyebar ke seluruh China dan luar negeri selama liburan Tahun Baru Imlek di akhir Januari, ketika banyak orang China bepergian.
Sumber pasti dari virus ini masih dalam penyelidikan, meskipun diduga terkait dengan pasar makanan di luar kota.
(nth)