Ikan-ikan di Kali Surabaya Driyorejo Mati Mengambang
A
A
A
GRESIK - Warga beberapa desa di Kecamatan Driyorejo, Gresik yang dilalui Kali Surabaya dikagetkan adanya ikan-ikan mati mengambang. Diduga penyebabnya ada buangan limbah pabrik kertas.
Informasi yang dihimpun, kematian ikan yang mengambang di Kali Surabaya terjadi sejak dua hari lalu. Biasanya, dari pagi tiba-tiba ikan-ikan mati mengambang.
“Tidak seperti biasanya. Tapi kalau sudah mati gini ada yang membuang limbah,” ujar Kepala Driyorejo, Choirul Mahmud, Selasa (9/10/2018).
Adapun Kali Surabaya melintasi beberapa desa di Kecamatan Driyorejo. Diantaranya dari Desa Legundi, Krikilan, Driyorejo, Cangkir hingga Desa Bambe.
“Mulai dari Krikilan sampai Deda Sambe, ikannya banyak yang mati. Seperti karena limbah yang dibuang ke kali saat malam,” tegas Choirul Mahmud lagi.
Peneliti LSM Ecoton Gresik, Riska Darmawanti yang dikonfirmasi tidak mengelak tentang kemungkinan ada yang membuang limbah di Kali Surabaya. Sehingga, ikan-ikan banyak ditemukan mati mengambang saat pagi.
“Kemungkinan dibuang malam jelang dini hari. Sehingga banyak ikan yang mati saat pagi,” tukasnya.
Riska menduga, limbah yang paling memungkinan hingga ikan terkapar adalah limbah buangan pabrik kertas. Sebab, karakter limbah kertas denitnya tinggi. Sehingga tidak mencukupi dalam penampungan milik perusahaan.
“Jalan satunya ya membuang ke kali. Biasanya dibuang pada malam hari. Tanpa diolah, makanya langsung membuat ikan mati,” tegasnya lagi.
Dijelaskan, bila umumnya bahan baku pabrik kertas adalah used paper alias kertas bekas yang diimpor dari Amerika Serikat, Eropa dan Australia. Dan proses produksinya menggunaka de-inking atau penghilangan tinta.
Dalam proses ini, masih kata Riska, digunakan adam-adam pelarut dan menghasilkan sludge atau leachet yang berkonsentrasi logam berat tinggi. Bisa dikatagorikan limbah B3.
“Tidak jangan dalam proseenya membuang serpihan-serpihan plastik yang berpotensi menjadi mikroplastik. Dan ini cukup berbahaya,” pungkasnya.
Informasi yang dihimpun, kematian ikan yang mengambang di Kali Surabaya terjadi sejak dua hari lalu. Biasanya, dari pagi tiba-tiba ikan-ikan mati mengambang.
“Tidak seperti biasanya. Tapi kalau sudah mati gini ada yang membuang limbah,” ujar Kepala Driyorejo, Choirul Mahmud, Selasa (9/10/2018).
Adapun Kali Surabaya melintasi beberapa desa di Kecamatan Driyorejo. Diantaranya dari Desa Legundi, Krikilan, Driyorejo, Cangkir hingga Desa Bambe.
“Mulai dari Krikilan sampai Deda Sambe, ikannya banyak yang mati. Seperti karena limbah yang dibuang ke kali saat malam,” tegas Choirul Mahmud lagi.
Peneliti LSM Ecoton Gresik, Riska Darmawanti yang dikonfirmasi tidak mengelak tentang kemungkinan ada yang membuang limbah di Kali Surabaya. Sehingga, ikan-ikan banyak ditemukan mati mengambang saat pagi.
“Kemungkinan dibuang malam jelang dini hari. Sehingga banyak ikan yang mati saat pagi,” tukasnya.
Riska menduga, limbah yang paling memungkinan hingga ikan terkapar adalah limbah buangan pabrik kertas. Sebab, karakter limbah kertas denitnya tinggi. Sehingga tidak mencukupi dalam penampungan milik perusahaan.
“Jalan satunya ya membuang ke kali. Biasanya dibuang pada malam hari. Tanpa diolah, makanya langsung membuat ikan mati,” tegasnya lagi.
Dijelaskan, bila umumnya bahan baku pabrik kertas adalah used paper alias kertas bekas yang diimpor dari Amerika Serikat, Eropa dan Australia. Dan proses produksinya menggunaka de-inking atau penghilangan tinta.
Dalam proses ini, masih kata Riska, digunakan adam-adam pelarut dan menghasilkan sludge atau leachet yang berkonsentrasi logam berat tinggi. Bisa dikatagorikan limbah B3.
“Tidak jangan dalam proseenya membuang serpihan-serpihan plastik yang berpotensi menjadi mikroplastik. Dan ini cukup berbahaya,” pungkasnya.
(vhs)