Sushi Tei di Surabaya Bukan Bagian dari Boga Group

Kamis, 24 Oktober 2019 - 10:05 WIB
Sushi Tei di Surabaya...
Restoran Sushi Tei yang kelima di Surabaya, dibuka di Grand City Mall. Restoran khas Jepang ini, bukan bagian dari Boga Group. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Terkait dengan pemberitaan sebelumnya, dengan judul " Buka Sushi Tei di Grand City, Boga Group Investasi Rp4 Miliar ", ternyata Boga Group tidak ada kaitan dengan Sushi Tei, khususnya Sushi Tei di Surabaya.

Sushi Tei di Grand City dibawah pengelolaan PT Sushi Tei Surabaya. Direktur PT Sushi Tei Surabaya Steven Jonhsons Tjan menyebutkan, investasi gerai Grand City bukan dari Boga Group, melainkan dari PT Sushi Tei Surabaya.

Steven juga menyatakan, saat berjumpa dengan awak media, termasuk dengan sindonews.com, Steven juga tidak menyebut bahwa dia adalah Direktur Boga Group Jatim. "Tolong segera diganti ya, bahwa Sushi Tei Surabaya bukan bagian dari Boga Group," kata Steven via whatsapp, Kamis (24/10/2019).

Diketahui, PT Sushi Tei Surabaya membuka restoran Sushi Tei yang kelima di Surabaya, tepatnya di Grand City Mall. Sebelumnya, restoran yang secara khusus menyajikan menu masakan Jepang itu dibuka di Pakuwon Mall.

Steven mengatakan, restoran di Grand City ini berbeda dengan restoran Sushi Tei yang lain, utamanya pada sisi desain. Desain Sushi Tei di Grand City dibuat lebih menarik dan kekinian agar pengunjung tidak bosan.

Chef atau juru masak yang mengolah masakan juga masih asli dari orang Jepang. Ini untuk menjaga rasa tetap terjaga. "Kami juga terus menciptakan menu-menu baru. Dalam setahun kami ada sekitar empat menu baru," katanya disela pembukaan Sushi Tei di Grand City, Kamis (10/10/2019).

Steven menambahkan, dari sisi ukuran, luasan Sushi Tei di Grand City ini paling kecil diantara yang lain. Sebab, ukurannya hanya mampu menampung sebanyak 102 pengunjung. Padahal, Sushi Tei yang lain bisa menampung hingga 300 orang pengunjung.

Pihaknya agresif membuka restoran Sushi Tei lantaran orang Surabaya sudah mulai terbiasa dengan masakan Jepang. "Untuk bahan-bahan awal kami hampir 70 persen masih dari impor. Sekarang 50 persen impor dan 50 persen lagi mengandalkan bahan dari lokal," ujarnya.

Lebih jauh Steven menyatakan, tahun ini Sushi Tei sudah mengantongi sertifikat halal. Dia mengakui bahwa, tidak mudah untuk mendapat sertifikat tersebut. Sebab, perubahan bahan tentu akan berpengaruh pada rasa asli. Namun, dengan inovasi pihaknya mampu mendapat sertifikat halal dan tetap mampu menjaga rasa asli makanan Jepang.

"Kami mengurus sertifikat halal hampir tiga tahun. Dan tahun ini baru dapat. Nah, dari sertifikat halal itu, pengunjung kami bisa naik tajam. Hingga 40 persen," terangnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim, Apkrindo Tjahjono Haryono mengatakan, restoran Jepang saat ini mulai menjamur di Surabaya. Namun begitu masih dalam jumlah yang cukup terbatas.

Ke depan, bisnis kuliner, tidak hanya restoran Jepang, akan terus bertumbuh. Ini seiring kemudahan masyarakat untuk pergi dari satu kota ke kota yang lain. "Saat ini ada Jalan Tol, orang mudah kemana-mana. Pada saat liburan, banyak plat nomor dari luar Jatim yang masuk ke mall-mall di Surabaya," katanya.
(eyt)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.1954 seconds (0.1#10.24)