Maruf Amin Gelorakan Semangat Persatuan dan Kerukunan di Jateng
Cawapres KH Maruf Amin saat menghadiri Halaqoh Kebangsaan dan Halal Bihalal di Hotel Po Semarang, Rabu (19/6/2019). FOTO/SINDOnews/AHMAD ANTONI
A
A
A
SEMARANG - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah menggelar Halaqoh Kebangsaan dan Halal Bihalal yang dihadiri oleh calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, KH Maruf Amin di Hotel Po Semarang, Rabu (19/6/2019).
Maruf Amin memberikan sambutan pada acara yang dihadiri 300-an peserta ini. Mukhtazar PBNU itu menggelorakan soal pemahamam moderat tentang persatuan dan kerukunan antara anak bangsa.
Menurutnya, paham moderat menjadi mainstream, masyarakat harus terus menggaungkan persatuan kesatuan dan kerukunan. Gerakan-gerakan ekstrem dengan memaksakan kehendaknya harus diluruskan sehingga tidak menimbulan kegaduhan.
"Harus menjaga negara dari orang-orang yang mencederai kebhinekaan, kesepakatan NKRI dibangun melalui Pancasila yang berlandaskan Ketuhanan YME," ujar Maruf.
Dia menerangkan bahwa Pancasila sebagai ideologi sudah final sehingga paham lain, seperti khilafah tidak boleh masuk ke negara yang kaya akan sumber daya alam dan dihuni sekitar 260 juta jiwa ini.
"Kenapa khilafah ditolak di Indonesia, karena sistem yang dianut tertolak dengan sendirinya karena menyalahi kesepakatan para ulama terdahulu," ujarnya.
Oleh karena itu, upaya persuasif NU harus bisa menjaga NKRI. "NKRI adalah harga mati karena sudah final, Islam yang utuh yaitu Islam Nusantara jangan ada yang membenturkan dengan pemikiran kebangsaan dan kenegaraan," kata pasangan Capres petahana Joko Widodo ini.
Maruf Amin memberikan sambutan pada acara yang dihadiri 300-an peserta ini. Mukhtazar PBNU itu menggelorakan soal pemahamam moderat tentang persatuan dan kerukunan antara anak bangsa.
Menurutnya, paham moderat menjadi mainstream, masyarakat harus terus menggaungkan persatuan kesatuan dan kerukunan. Gerakan-gerakan ekstrem dengan memaksakan kehendaknya harus diluruskan sehingga tidak menimbulan kegaduhan.
"Harus menjaga negara dari orang-orang yang mencederai kebhinekaan, kesepakatan NKRI dibangun melalui Pancasila yang berlandaskan Ketuhanan YME," ujar Maruf.
Dia menerangkan bahwa Pancasila sebagai ideologi sudah final sehingga paham lain, seperti khilafah tidak boleh masuk ke negara yang kaya akan sumber daya alam dan dihuni sekitar 260 juta jiwa ini.
"Kenapa khilafah ditolak di Indonesia, karena sistem yang dianut tertolak dengan sendirinya karena menyalahi kesepakatan para ulama terdahulu," ujarnya.
Oleh karena itu, upaya persuasif NU harus bisa menjaga NKRI. "NKRI adalah harga mati karena sudah final, Islam yang utuh yaitu Islam Nusantara jangan ada yang membenturkan dengan pemikiran kebangsaan dan kenegaraan," kata pasangan Capres petahana Joko Widodo ini.
(amm)
Explore More