Muhammadiyah Serukan Rekonsiliasi Nasional Pasca Pemilu 2019

Kamis, 18 April 2019 - 17:21 WIB
Muhammadiyah Serukan Rekonsiliasi Nasional Pasca Pemilu 2019
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir bersama pimpinan lainnya menyampaikan pernyataan Pasca Pemilu 17 April 2019 di Yoyakarta. FOTO/SINDOnews/SUHARJONO
A A A
YOGYAKARTA - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan pernyataan resmi menyikapi pemilihan umum yang sudah digelar serentak pada 17 April. Ormas Islam besar di Indonesia ini mengajak semua komponen anak bangsa untuk bisa cooling down dan melakukan rekonsiliasi nasional.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, pelaksanaan pemilu jangan sampai menganggu kerukunan bangsa yang majemuk. Kepada semua pihak Muhammadiyah meminta untuk cooling down yang ditunjukkan dengan sikap menahan diri, menjaga ketenangan, dan bersabar menunggu hasil penghitungan dan pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Masyarakat hendaknya tidak terlalu terpengaruh suasana oleh banyaknya hasil hitung cepat (quick count), exit poll, dan lain-lain yang disajikan di media massa, media sosial, dan ruang publik," katanya saat konferensi Pers di Gedung PP Muhammadiyah di Yogyakarta, Kamis (18/4/2019).

Dijelaskan, sebagai sebuah kerja ilmiah, hasil-hasil survei merupakan sajian hitungan atau data yang patut dihormati. Namun demikian hal tersebut sama sekali tidak mempengaruhi dan menentukan hasil pemilu. Untuk itu, semua pihak diharapkan untuk memberi kesempatan kepada penyelenggara pemilu kerja secara profesional, jujur, adil, transparan, independen.

"Kami juga berharap pada hak-pihak manapun untuk tidak melakukan tekanan dalam bentuk apapun kepada KPU dan Bawaslu sehingga bisa bekerja profesional jujur dan independen," katanya. (Baca Juga: Meski Unggul, Jokowi Ajak Pendukung Bersabar Tunggu KPU)

Sebagai bentuk seruan rekonsiliasi nasional, Haedar mengatakan bahwa rekonsiliasi yang ditawarkan Muhammadiyah adalah bagaimana seluruh komponen bangsa mengagendakan Indonesia ke depan, memobilisasi potensi bangsa dan recovery anak bangsa yang tercecer dengan mendialogkan secara strategis.

"Tradisi Muhammadiyah adalah silaturahmi. Setelah pesta usai nanti akan ada langkah otomatis dan alamiah, baik pasangan 01 dan 02 untuk silaturahmi, kami juga siap sebagai mediator atau menggelar acara rekonsiliasi dalam arti luas," katanya.

Menurutnya, situasi nasional yang terlihat terbelah ini juga sebabkan karena faktor proses pemilu yang panjang. "Maka kita tawarkan recovery. Kita ajak semua elit nasional dan kontestan pemilu melakukan rekonsiliasi nasional yang alamiah karena potensi rukun bangsa ini lebih besar daripada disintegrasi bangsa," kata Haedar.

Dalam kesempatan tersebut, PP Muhammadiyah juga menyampaikan poin lain yang disampaikan Sekretaris PP Muhammad Agung Danarto. Di antaranya ucapan selamat kepada seluruh rakyat Indonesia, penyelenggara pemilu, dan semua pihak yang telah berpartisipasi, melayani, mendukung, mengamankan pelaksanaan pemilu 17 April lalu sehingga berjalan lancar, tertib, gembira, aman, dan damai.

"Terselenggaranya Pemilu 17 April merupakan kemenangan dan bukti kedewasaan politik bangsa Indonesia," kata Agung Danarto. (Baca Juga: Habis Salat Jumat, Pendukung 02 Diajak Rayakan Kemenangan)

Selain itu, Muhammadiyah juga meminta semua pihak menghormati pilihan rakyat dan menerima hasil-hasil Pemilu yang secara resmi akan diumumkan oleh KPU dengan jiwa besar, ksatria, lapang hati, dan bijaksana. Apabila terdapat persengketaan pemilu hendaknya diselesaikan secara hukum yang dijamin konstitusi disertai jiwa musyawarah untuk kemaslahatan bersama sebagaimana menjadi karakter bangsa Indonesia yang religius, berbudaya luhur, dan terkandung dalam sila keempat Pancasila.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 6.0029 seconds (0.1#10.140)