Rekor Kematian Akibat Corona di AS, Renggut 1.480 Nyawa dalam 24 Jam

Sabtu, 04 April 2020 - 18:00 WIB
Rekor Kematian Akibat Corona di AS, Renggut 1.480 Nyawa dalam 24 Jam
Presiden Amerika Serikat Donald John Trump. Foto/REUTERS
A A A
NEW YORK - Amerika Serikat telah menjadi pusat pandemi baru Covid-19. Angka kematiannya dalam 24 jam tercatat mencapai 1.480 kasus, atau terbanyak di dunia sejak pandemi ini dimulai.

Angka kematian baru ini menambah jumlah korban meninggal di Amerika menjadi 7.402 orang. Negara Paman Sam tersebut hingga saat ini (4/4/2020) memiliki 277.475 kasus atau orang yang terinfeksi. Sebanyak 12.283 pasien telah berhasil disembuhkan.

Angka kematian harian terbanyak di dunia yang terjadi di Amerika dicatat oleh John Hopkins University. Menurut universitas tersebut, angka itu dicatat dari pukul 20.30 malam pada Kamis hingga pada pukul yang sama pada hari Jumat.

Sebagai perbandingan, angka kematian harian yang dicatat universitas itu pada periode 24 jam sebelumnya adalah 1.169 orang.

New York masih menjadi salah satu episentrum atau pusat wabah COVID-19 di Amerika.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah mengeluarkan rekomendasi baru bahwa semua orang Amerika harus mengenakan masker saat mereka pergi ke luar.

"CDC merekomendasikan untuk mengenakan penutup wajah kain di tempat publik di mana langkah-langkah social distancing lainnya sulit untuk dipertahankan (misalnya, toko kelontong dan apotek) terutama di daerah-daerah transmisi berbasis masyarakat yang signifikan," kata CDC seperti dikutip CBS News.

Tetapi Presiden Donald John Trump, yang berbicara pada briefing harian Gedung Putih tentang COVID-19, terang-terangan menolak mengenakan masker kecualia dalam pertemuan dengan para pemimpin dunia.

"Saya tidak akan melakukannya secara pribadi," kata Trump.

"Itu rekomendasi. Mereka merekomendasikannya. Saya merasa baik. Saya hanya tidak ingin melakukannya, entah bagaimana, saya duduk di Oval Office di belakang Resolute Desk yang indah itu, Resolute Desk yang hebat, saya berpikir memakai masker saat saya menyapa presiden, perdana menteri, diktator, raja, ratu, saya tidak tahu, entah bagaimana saya tidak melihatnya sendiri," katanya.

"Saya hanya tidak (ingin memakainya). Mungkin saya akan berubah pikiran. Ini akan berlalu, dan mudah-mudahan akan berlalu dengan sangat cepat."

"Saya rasa, satu aturan untuk Anda dan satu lagi untuk saya," imbuh Trump.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1965 seconds (0.1#10.140)