UGM Minta Masyarakat Tidak Panik, Covid-19 Tak Seganas SARS

Rabu, 04 Maret 2020 - 08:00 WIB
UGM Minta Masyarakat Tidak Panik, Covid-19 Tak Seganas SARS
Dibandingkan dengan beberapa virus lain, seperti SARS dan MERS-Cov, Covid-19 memiliki tingkat fatalitas sekitar 2%, jauh lebih rendah dari SARS yang bisa mencapai 10%. FOTO/ILUSTRASI/SINDOnews
A A A
YOGYAKARTA - Koordinator tim respons penyebaran virus corona (Covid-19) Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad mengatakan, terkonfirmasinya dua warga Indonesia positif virus corona menunjukkan sistem kesehatan Indonesia dinilai cukup mumpuni dalam mendeteksi dan menangani virus ini. Namun di sisi lain menimbulkan kepanikan masyarakat, sehingga memicu beragam tindakan impulsif seperti memborongmasker dan barang-barang kebutuhan pokok.

Saat ini pemerintah telah menyiapkan 100 rumah sakit di Indonesia untuk menangani kasus-kasus Covid-19. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang menyikapi kejadian ini mengingat Covid-19 bisa dicegah dan fatalitasnya juga rendah.

"Kunci pencegahan penularan virus ini terletak pada perilaku hidup sehat yang sebenarnya telah kerap dikampanyekan sebelum kemunculan virus ini, seperti mencuci tangan, konsumsi makanan sehat, sertaolahraga dan istirahat yang cukup," kata dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM saat konferensi Pers respon Covid-19 di UGM, Selasa (3/3/2020) sore. (Baca Juga: RSUP Kariadi Sebut Ada Kemungkinan Ledakan Pasien Corona)

Menurut Doni, panggilan Risis Andono Ahmad, dibandingkan dengan beberapa penyakit lain yang juga disebabkan oleh virus corona, seperti SARS dan MERS-Cov, Covid-19 memiliki tingkat fatalitas sekitar 2%, jauh lebih rendah dari SARS yang bisa mencapai 10%. "Untuk itu, masyarakat tidak perlu panik. Terlebih sistem kesehatan Indonesia dinilai cukup mumpuni untuk mendeteksi dan menangani penyakit ini," ujarnya.

Doni menegaskan masyarakat umum dalam kondisi sehat tidak perlu mengenakan masker, karena virus ini tidak menular melalui udara secara langsung. Penularan virus terjadi melalui droplet atau cairan tubuh yang bisa terpercik pada seseorang atau pada benda-benda di sekitarnya pada jarak 1-2 meter melalui batuk atau bersin. Karena itu, penggunaan masker diperlukan justru oleh orang yang sakit untuk mencegah percikan tersebut.

"Jadi secara umum penyakit ini lebih banyak menular melalui model penularan seperti itu. Karena itu, penyakit ini lebih efektif dicegah dengan cuci tangan dengan sabun antiseptik atau cairan pembersihtangan yang berbasis alkohol," katanya. (Baca Juga: Khawatir Corona, 7 Pasien Datangi RS Kariadi Semarang)

Pakar mikrobiologi FKKMK UGM, Prof Tri Wibawa menambahkan virus yang bisa dilawan dengan kekebalan tubuh. Di samping konsumsi makanan sehat ataupun tanaman obat yang mampu meningkatkan sistem imun,olahraga, istirahat cukup, serta pengelolaan stres juga menjadi hal yang tidak kalah penting.

Wakil Rektor UGM Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset, Prof Bambang Agus Kironoto mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, UGM membentuk tim respons sebagai satuan tugas khusus untukmelindungi sivitas UGM maupun masyarakat sekitar UGM terhadap ancaman penyakit.

"Tahun lalu kami sudah meluncurkan program Health Promoting University, dan salah satu yang menjadi perhatian adalah literasi kesehatan. Karena ini menimbulkan kepanikan, UGM membentuk satgas dimana dari direktorat kemitraan dan urusan internasional, FKKMK, maupun tim HPU akan berkoordinasi," paparnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.8167 seconds (0.1#10.140)