Mahasiswi Undip Sukses Bikin Donat Rendah Lemak dan Tinggi Serat
A
A
A
JAKARTA - Siapa yang tak suka donat? Disajikan dengan isian manis seperti gula halus, selei, jelly, krim, dan custard membuat kue bolong ini menjadi favorit banyak orang, termasuk anak-anak.
Namun, di balik kelezatannya, siapa sangka donat bisa memicu masalah kesehatan, mulai kegemukan hingga diabetes. Alasannya karena mengandung karbohidrat, gula, dan lemak yang bisa menjadi faktor pemicu masalah kesehatan, apalagi jika dikonsumsi berlebihan.
Sadar akan pentingnya kesehatan, mahasiswi Universitas Diponogoro (Undip) Semarang, Falvocha Alifsmara Joelyna membuat inovasi dengan mengembangkan donat rendah lemak dan tinggi serat. Kandungan tersebut didapat berkat menambahkan gum dan bubuk apel pada proses pembuatan donat.
"Donat itu banyak ada di pasar. Masyarakat terutama Indonesia, apalagi saya mahasiswa, banyak di sekitaran mahasiswa makanan kurang sehat. Karena itu saya berpikiran salah satunya donat karena banyak kandungan lemak," kata Falvocha saat acara Awarding NCR Grant 2019 di Ashley Hotel Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Apel Malang yang banyak ditemui disekitar tempat tinggal dimanfaatkan Falvocha untuk membuat donat sehat. Berbeda dengan apel Malang yang mudah ditemui, gum diungkapkan Falvocha harus diimpor dari luar negeri lantaran bahan ini tidak ada di Indonesia dan hanya terdapat di tiga negara yaitu Persia, Arab dan Iran.
"Di Indonesia, terutama di Malang banyak buah apel. Memiliki ide buat ambil apel itu, di samping serat tinggi, apel yang ditambahkan tidak akan menganggu, merusak rasa donat tersebut," tuturnya.
"Gum sering digunakan cuma masyarakat belum tahu, belum terlalu dikenal, jadi saya mau kenalkan. Gum harus impor dari luar, sudah dalam bentuk bubuk. Jadi kami aplikasikan ke donat karena dalam jurnal internasional, manfaat dan kandungan gum sendiri, cuma penambaham gum 1% dalam adonan, bakal mengikat air dan mengolahkan penetrasi lemak dan minyak sehingga pada adonan tersebut lemak yang ada bakal terikat dan pasti berkurang," tambahnya.
Sama seperti donat pada umumnya, donat sehat ini masih tetap melalui proses menggoreng. Kendati demikian, minyak yang digunakan Falvocha merupakan minyak nabati dengan mencampur bubuk apel dan gum itu sendiri sehingga lebih baik. Adapun dari temuan ini, Falvocha nantinya akan melibatkan 50 responden yang terdiri dari teman hingga keluarga untuk merasakan manfaat dari donat sehat ini.
"Donat biasanya pakai minyak yang seperti itu, mengganggu kesehatan. Kita pakai minyak sayur, minyak nabati," ungkapnya.
Lebih lanjut, Falvocha yang penelitiannya didanai oleh Nutrifood dan menjadi pemenang dari Nutrifood Research Center (NRC) Grand 2019 ini berharap temuannya ini mampu menurunkan jumlah konsumsi gula, garam dan lemak hingga 20%. Selain itu, hadirnya donat sehat ini diharapkan mampu menjadi alternatif pilihan camilan sehat masyarakat Indonesia.
"Jadi dari donat kami, gum dan bubuk apel, variasi tersebut rendah lemak akan jadi makanan ringan disukai masyarakat, menarik peminat dan orang-orang diluar sana," katanya.
Namun, di balik kelezatannya, siapa sangka donat bisa memicu masalah kesehatan, mulai kegemukan hingga diabetes. Alasannya karena mengandung karbohidrat, gula, dan lemak yang bisa menjadi faktor pemicu masalah kesehatan, apalagi jika dikonsumsi berlebihan.
Sadar akan pentingnya kesehatan, mahasiswi Universitas Diponogoro (Undip) Semarang, Falvocha Alifsmara Joelyna membuat inovasi dengan mengembangkan donat rendah lemak dan tinggi serat. Kandungan tersebut didapat berkat menambahkan gum dan bubuk apel pada proses pembuatan donat.
"Donat itu banyak ada di pasar. Masyarakat terutama Indonesia, apalagi saya mahasiswa, banyak di sekitaran mahasiswa makanan kurang sehat. Karena itu saya berpikiran salah satunya donat karena banyak kandungan lemak," kata Falvocha saat acara Awarding NCR Grant 2019 di Ashley Hotel Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Apel Malang yang banyak ditemui disekitar tempat tinggal dimanfaatkan Falvocha untuk membuat donat sehat. Berbeda dengan apel Malang yang mudah ditemui, gum diungkapkan Falvocha harus diimpor dari luar negeri lantaran bahan ini tidak ada di Indonesia dan hanya terdapat di tiga negara yaitu Persia, Arab dan Iran.
"Di Indonesia, terutama di Malang banyak buah apel. Memiliki ide buat ambil apel itu, di samping serat tinggi, apel yang ditambahkan tidak akan menganggu, merusak rasa donat tersebut," tuturnya.
"Gum sering digunakan cuma masyarakat belum tahu, belum terlalu dikenal, jadi saya mau kenalkan. Gum harus impor dari luar, sudah dalam bentuk bubuk. Jadi kami aplikasikan ke donat karena dalam jurnal internasional, manfaat dan kandungan gum sendiri, cuma penambaham gum 1% dalam adonan, bakal mengikat air dan mengolahkan penetrasi lemak dan minyak sehingga pada adonan tersebut lemak yang ada bakal terikat dan pasti berkurang," tambahnya.
Sama seperti donat pada umumnya, donat sehat ini masih tetap melalui proses menggoreng. Kendati demikian, minyak yang digunakan Falvocha merupakan minyak nabati dengan mencampur bubuk apel dan gum itu sendiri sehingga lebih baik. Adapun dari temuan ini, Falvocha nantinya akan melibatkan 50 responden yang terdiri dari teman hingga keluarga untuk merasakan manfaat dari donat sehat ini.
"Donat biasanya pakai minyak yang seperti itu, mengganggu kesehatan. Kita pakai minyak sayur, minyak nabati," ungkapnya.
Lebih lanjut, Falvocha yang penelitiannya didanai oleh Nutrifood dan menjadi pemenang dari Nutrifood Research Center (NRC) Grand 2019 ini berharap temuannya ini mampu menurunkan jumlah konsumsi gula, garam dan lemak hingga 20%. Selain itu, hadirnya donat sehat ini diharapkan mampu menjadi alternatif pilihan camilan sehat masyarakat Indonesia.
"Jadi dari donat kami, gum dan bubuk apel, variasi tersebut rendah lemak akan jadi makanan ringan disukai masyarakat, menarik peminat dan orang-orang diluar sana," katanya.
(amm)