Dampak Corona, Produktivitas Ribuan Perusahaan di Kabupaten Bekasi Menurun

Selasa, 07 April 2020 - 15:34 WIB
Dampak Corona, Produktivitas...
Dampak pandemi virus Corona mulai mengancam sendi perekonomian masyarakat. ILustrasi/SINDOnews
A A A
BEKASI - Dampak pandemi virus Corona mulai mengancam sendi perekonomian masyarakat. Di Kabupaten Bekasi diperkirakan ada ribuan perusahaan menurunkan produksi dan beberapa terancam gulung tikar alias bangkrut akibat kelangkaan bahan baku dari China.

Ketua Asosiasi Pengusahan Indonesia (APINDO) Kabupaten Bekasi, Sutomo mengatakan, dari sekitar 5.000 perusahaan di Kabupaten Bekasi dan hampir setengahnya sudah menurunkan 40% produksinya. ”Informasi yang kita terima dari lisan para pengusaha,” katanya.

Namun, kata dia, khusus untuk perusahaan otomotif dan elektronik di Kabupaten Bekasi kapasitas produksi hanya 50% sejak WHO menetapkan Pandemi Corona. Meski demikian, ada beberapa penyuplai yang bekerja sama dengan induknya mengubah hari kerjanya. “Dari semula full seminggu berubah hanya dua hingga tiga hari kerja,” ungkapnya.

APINDO menyakini kondisi pandemi virus Corona berdampak untuk perusahaan yang menengah ke bawah, jika tidak ada tolerasi apa pun untuk bisa bertahan. “Kondisi perusahaan menengah ke bawah itu istilah hari ini ada bisnis, hari ini ada duit,” ucapnya.

Tinggal ukurannya berapa lama perusahaan bisa menghidupinya, bisa sebulan atau tidak.”Hampir 50 – 60% perusahaan menengah ke bawah akan gulung tikar dengan kondisi seperti ini,” ucapnya. (Baca juga; Serikat Sesalkan Angkutan Pekerja Abaikan Social Distancing )

Untuk perusahaan menengah ke atas, Sutomo memastikan tidak akan terlalu berdampak dengan kondisi seperti sekarang, mengingat keuangannya besar. Jadi mampu bertahan untuk beberapa bulan ke depan.”Karena keuangannya kuat tidak terlalu berdampak,” jelasnya.

Sutomo memprediksi akan banyak tenaga kerja yang dirumahkan dengan kondisi sekarang, mengingat untuk membuat mobil atau elektronik sebagian spare part berasal dari China. ”Prediksi saya 50% pekerja diberhentikan dari jumlah karyawan sebanyak 2 juta orang pekerja,” ungkapnya.

Saat ini para pengusaha diseluruh Indonesia mengikuti imbaun pemerintah untuk menekan persebaran COVID -19 dengan meliburkan karyawan dan menyesuaikan pengaturan jumlah serta jam kerjanya.

Situasi ini akan berpengaruh pada upah yang diterima oleh karyawan. Meskipun beberapa perusahaan dilaporkan tetap membayar gaji karyawanya secara penuh. (Baca juga; Hindari Wabah Corona, Serikat Buruh Jabar Tuntut Jutaan Pekerja Pabrik Diliburkan )

Ketua APINDO Kota Bekasi, Purnomo menambahkan, semua pihak perlu sama-sama memahami kondisi yang terjadi saat ini, baik pekerja maupun pengusaha. ”Di Kota Bekasi hanya dua sampai tiga perusahaan yang meliburkan karyawannya mengikuti anjuran dari pemerintah,” katanya.

Sementara beberapa perusahaan tidak dapat menghentikan aktivitas bisnisnya lantaran terkait kontrak dan pesanan. Beberapa alternatif dilakukan pengusaha di Kota Bekasi dengan menerapkan Work Form Home (WFH) bagi karyawan atau staf serta melakukan pergantian kerja yang masuk dan libur.

Dia menambahkan, ada juga perusahaan mengubah jam kerja hingga mengurangi jumlah pekerja dengan cara masuk secara bergantian supaya dapat diatur jarak antara satu pekerja dengan pekerja lainya sesuai protokol kesehatan. ”Belum ada pekerja yang diberhentikan hingga kini,” tegasnya.

Dari sisi pengusaha, profit secara otomatis berkurang dibandingkan situasi normal, meskipun belum dipastikan kerugiannya. Hal tersebut terganggu lantaran produksi berkurang dan pengiriman jadi terkendala. Ditambah biaya yang harus dikeluarkan lebih besar dibandingkan biasanya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.1952 seconds (0.1#10.140)