Peringatan Dokter Italia: Celaka Jika Anda Remehkan Corona

Minggu, 05 April 2020 - 08:34 WIB
Peringatan Dokter Italia:...
Direktur Departemen Keadaan Darurat di Rumah Sakit Chiari, Paolo Terragnoli mengingatkan, agar semua negara belajar dari Italia dan mempersiapkan diri sebaik mungkin menghadapi virus Corona. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
ROMA - Direktur Departemen Keadaan Darurat di Rumah Sakit Chiari, Paolo Terragnoli mengingatkan, agar semua negara belajar dari Italia dan mempersiapkan diri sebaik mungkin menghadapi virus Corona atau COVID-19 . Dia berharap tidak ada satupun negara yang meremehkan wabah Corona karena persebarannya sangat kuat.

“kami telah mencapai titik kejenuhan. Kami berusaha melakukan yang terbaik. Tapi saya terus terang tidak tahu sampai kapan ini bisa berlanjut," ucapnya, seperti dilansir Al Arabiya. (Baca juga; Corona Renggut 1.480 Nyawa Warga Amerika dalam 24 Jam, Trump Tolak Pakai Masker )

Terragnoli mengatakan pengalaman Italia adalah contoh bagi negara-negara lain yang belum mencapai tingkat infeksi puncak. “Rekomendasi saya adalah mempersiapkan, pada waktu yang tepat. Musuh ini tidak boleh diremehkan: dia licik, tetapi sangat kuat,” katanya.

Dia mengatakan, setengah dari semua tempat tidur di rumah sakitnya telah didedikasikan untuk para korban pandemi. Meski demikian, mereka masih kewalahan. "Kami telah membatalkan semua operasi terkait non-Covid-19 selain dari keadaan darurat,” ujarnya.

Italia memiliki sistem perawatan kesehatan universal. Tapi sekarang, rumah sakit dan staf medisnya kewalahan. Kondisi ini memicu perdebatan yang menyedihkan antara dokter tentang siapa yang harus dirawat terlebih dahulu. (Baca juga; Corona Meningkat, Singapura Tutup Sekolah dan Tempat Kerja Selama Sebulan )

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Chiari Jean Pierre Ramponi mengatakan, sangat penting untuk terus melakukan social distancing, karena hal ini dapat memperlambat persebaran virus Corona. "Menjaga jarak sosial, ini akan sangat membantu memperlambat persebaran penyakit ini," katanya.

Menurut Kementerian Dalam Negeri Italia, 43.000 orang didakwa melanggar social distancing sejak awal lockdown. “Saya melihat terlalu banyak orang keluar dan berkeliling tanpa alasan. Ini harus berakhir. Ini adalah obat asli untuk saat ini, dan ini bukan hal biasa," ungkapnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.1627 seconds (0.1#10.140)