Renovasi Stasiun Manggarai Dinilai Telat

Selasa, 26 Juli 2016 - 04:01 WIB
Renovasi Stasiun Manggarai Dinilai Telat
Renovasi Stasiun Manggarai Dinilai Telat
A A A
JAKARTA - Perjalanan kereta api di Stasiun Manggarai, Jakarta, tidak sebanding dengan jumlah lintasan kereta. Sementara, penumpang semakin mendekati angka di atas ideal. Akibatnya, Stasiun Manggarai menjadi stasiun tersibuk di Jakarta, karena 857 perjalanan kereta setiap harinya melintasi stasiun ini.

Saat ini, Stasiun Manggarai sedang memasuki tahap renovasi. Untuk jangka pendek, Daerah Operasional (Daop) 1 PT KAI belum menemukan solusi konkret. Dengan demikian, diprediksi Stasiun Manggarai masih akan tetap bermasalah hingga 2019, saat stasiun itu selesai direnovasi.

Pengamatan KORAN SINDO, kepadatan yang terjadi di Stasiun Manggarai tak lepas dari keberadaan KRL Commuter Line. Tujuh perlintasan di kawasan itu sebagian besar dipenuhi KRL, sementara akses keluar stasiun hanya menggunakan double track, sehingga kondisi demikian tak sebanding.

Pengamat Kebijakan Publik Agus Subagjo mengatakan, saat ini Daop 1 masih belum melakukan solusi nyata mengatasi kepadatan di Stasiun Manggarai. Sekalipun jumlah gerbong KRL telah ditambah dari delapan rangkaian menjadi 12 rangkaian, upaya itu masih belum dapat menjawab kepadatan yang ada. Stasiun Manggarai tetap padat.

"Bisa dibilang KAI telat merenovasi stasiun ini. Semestinya dilakukan saat lima tahun lalu," ucap Agus dalam diskusi di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (25/7/2016).

Saat ini, lanjut Agus, Daop 1 sebagai penanggung jawab perjalanan kereta api di sekitaran Jakarta masih menjadikan solusi kepadatan Stasiun Manggarai sebagai jangka panjang. Sehingga ia yakin betul kepadatan akan tetap terjadi hingga 2019.

"Mereka hanya fokus pembenahan jangka panjang," jelasnya.

Padahal, melihat dari padatnya Jakarta, Agus menilai kementerian terkait dan PT KAI dapat memprediksi ini. Seperti di beberapa kota besar dunia, jalur kereta akan dibuat melingkar memutari sudut Jakarta. Kalaupun hal itu tidak bisa dilakukan, perjalanan kereta api bisa dilakukan dengan membuat persilangan, sehingga masalah kepadatan yang ada dapat diatasi.

Sayangnya, mengenai solusi ini, Agus mengakui hal itu membutuhkan dana besar. Pembangunan jalur harus dilakukan lantaran lintasan kereta saat ini tidak mendukung untuk memuluskan lalu lintas ini.

Menurut Prayudi, staf Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, kepadatan di Manggarai sudah sangat parah. Dirjen KA sendiri sudah mengakui hal itu.

Di sisi lain, sekalipun saat ini Dirjen KA berencana melakukan renovasi di stasiun tersebut, renovasi yang ada tidak dapat membuat kepadatan semakin berkurang. Malahan, perjalanan kereta api akan semakin bermasalah.

Kondisi ini, lanjut Prayudi, tak lepas dari renovasi yang dilakukan oleh kontraktor Jepang yang mengharuskan perjalanan kereta api yang melintas di kawasan itu tidak terganggu.

Sementara, upaya perpindahan kereta jarak jauh belum dilakukan segera lantaran harus menunggu hasil analisis. "Jadi bisa dikatakan ini akan semakin padat, karena kereta harus berebut melintas di kawasan itu, sedangkan pembangunan tetap jalan."

Prayudi tak menampik, semestinya kereta jarak jauh sudah dapat bergeser ke pinggiran Jakarta. "Sayangnya hal itu tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat," ucapnya.

Kepala Daerah Operasional (Daop) 1 PT KAI John Roberto mengakui soal kepadatan Stasiun Manggarai. Karena itu, beragam solusi sudah dilakukan, mulai dari mengurangi perjalanan KCJ, menambah rangkaian gerbong, hingga menambah jumlah peron.

Namun berulangkali melakukan itu, lanjut John, tak membuat kepadatan Stasiun Manggarai teratasi. "Solusi kami hanya sebatas teknis sembari menunggu pembangunan stasiun rampung," jelasnya.

Meski demikian, sebagai upaya percepatan pembangunan. Daop 1 berencana melakukan perubahan stasiun transit di kawasan Stasiun Manggarai ke Tanah Abang. Mereka percaya, melalui hal itu, kepadatan jumlah perjalanan dapat diminimalisir, sehingga Stasiun Manggarai tak lagi padat.

John tak menampik, idealnya kereta jarak jauh tak lagi melintasi di tengah kota, namun terpusat di pinggiran Jakarta, seperti Stasiun Jatinegara. Tapi, hal itu tak mungkin dilakukan lantaran Stasiun Jatinegara sudah cukup padat.

Untuk itu, John berharap masyarakat dapat bersabar mengenai hal ini, sembari berharap pembangunan Stasiun Manggarai bisa dirampungkan sebelum target.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2831 seconds (0.1#10.140)