Pengakuan Tersangka Pembunuh Dosen UMSU

Selasa, 03 Mei 2016 - 21:06 WIB
Pengakuan Tersangka Pembunuh Dosen UMSU
Pengakuan Tersangka Pembunuh Dosen UMSU
A A A
MEDAN - Roy Mardo Sah Siregar (20), tersangka pembunuh Nur Ain Lubis (63), Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), menceritakan alasannya membunuh dosennya itu.

Kepada KORAN SINDO MEDAN, Roy mengakui, telah menggorok leher dan tangan korban hingga 15 sayatan lantaran sakit hati karena kerap dikeluarkan dari ruang kelas saat jam belajar di hadapan teman-teman kuliahnya.

"Ibu itu sering mengeluarkan aku dari ruang kelas. Memang aku sering pakai celana jeans dan kaos oblong. Sementara ibu itu meminta agar aku mengenakan celana keper dan kemeja berkerah," kata dia.

Selain itu, sambung dia, korban juga sering mengancam memberikan nilai yang tidak baik dan tidak akan meluluskannya apabila tidak mengikuti aturan yang dibuat oleh korban. (Baca juga: Ini Motif Pembunuhan Dosen UMSU).

"Jika teguran itu hanya sekali atau dua kali tidak jadi masalah, tetapi dua bulan terakhir ini ibu itu sepertinya protektif sama aku dan aku pun harus sering menanggung malu sama teman-temanku."

Sehingga, masih kata Roy, rasa sakit hati yang sudah membara menimbulkan rasa dendam kesumat dan akhirnya dia merencanakan pembunuhan itu. Bahkan, saat terbangun dari tidurnya, ingatannya langsung tertuju pada korban.

Sehingga, saat berangkat kuliah sekitar pukul 11.00 WIB, pelaku melihat sebilah pisau yang kerap digunakannya untuk memotong tali di dalam kamarnya.

"Aku mengambilnya dan memasukkannya ke dalam jok motorku dengan maksud memberikan pelajaran kepada korban seusai pulang kuliah Hukum Dagang sekitar pukul 14.00 WIB," sebutnya.

Namun, setibanya di kampus, dosen mata kuliah Hukum Dagang tidak hadir. Sehingga, pada pukul 14.15 WIB pelaku keluar dari dalam gedung dan mengambil pisau yang sudah disiapkannya sejak berangkat dari kamar kosnya di Jalan Tuasan, Medan.

"Waktu itu sedang hujan, jadi aku sempat berteduh sebelum mengambil pisau itu dari motor yang kuparkirkan di tempat parkir kampus. Setelah itu aku mengintai pergerakan korban. Begitu dia (korban) keluar dari ruang dosen menuju kamar mandi, aku mengikutinya dari belakang."

Setelah korban masuk ke dalam kamar mandi, pelaku kemudian mengunci pintu pertama dan menunggu korban keluar dari dalam. "Begitu keluar, aku langsung menusukkan pisau itu tepat di lehernya (korban). Tetapi dia melawan makanya aku menusuknya membabi buta," terangnya seraya mengatakan melakukan aksinya secara sadar.

Seusai melakukan aksi kejinya, tersangka yang kini masih dalam pemeriksaan polisi itu sadar telah berbuat salah.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6614 seconds (0.1#10.140)