Keluarga Sujud Syukur Abu Sayyaf Bebaskan 10 WNI

Minggu, 01 Mei 2016 - 19:15 WIB
Keluarga Sujud Syukur Abu Sayyaf Bebaskan 10 WNI
Keluarga Sujud Syukur Abu Sayyaf Bebaskan 10 WNI
A A A
KLATEN - Keluarga Anak Buah Kapal (ABK) Bayu Oktavianto tak bisa menahan gembira mendengar kabar pembebasan 10 ABK, sandera Abu Sayyaf. Sutomo dan istrinya Rahayu sujud pun syukur.

Sutomo terlihat khusyuk memanjatkan doa di ruang tengah rumahnya, Dukuh Miliran, Desa Mendak, Kecamatan Delanggu. Televisi di rumahnya pun terus menyala menayangkan pemberitaan bebasnya 10 ABK Brahma 12.

Rahayu ikut bersuka cita sujud bersama di ruang tengah. Ibu empat anak itu tak henti-hentinya meneteskan air mata. Sesekali Rahayu mencoba menyeka air mata dengan kaos yang ia kenakan.

Kabar bebasnya 10 ABK diterima Sutomo sekira pukul 15.00 Wib. Sutomo menerima kabar tersebut dari Mega, bagian personalia PT Patria Maritim Line (cabang Banjarmasin).

”Pas salat Ashar ada telepon berdering. Lalu saya angkat, ternyata dari perusahaan dan menginformasikan kalau 10 ABK bebas. Hanya saja, untuk info resmi masih menunggu Kemenlu dan perusahaan,” ungkapnya, kepada wartawan, Minggu (1/5/2016).

Dari informasi tersebut, 10 ABK masih berada di Sulu, Filipina. Mereka dalam keadaan sehat dan selamat. Namun begitu, keluarga belum mendapat penjelasan proses bebasnya 10 ABK.

”Masalah pembebasan yang Ibu Mega katakan, untuk sementara tidak boleh diutarakan di depan media. Namun kami berdoa untuk keselamatan dan kesehatan para sandera,” jelas Sutomo.

Ibunda Bayu, Rahayu nampak sangat terharu dengan pembebasan putra sulungnya. Rahayu mendapat kabar dari tetangga yang diberitahu Sutomo. Kala itu, Rahayu masih di sungai dekat rumah.

Saking bahagianya, Rahayu tergopoh-gopoh pulang ke rumah sembari berteriak-teriak. Peluh keringat masih membasahi kaos Rahayu saat diwawancara awak media.

”Saya mau ke sungai belum ada kabar apapun. Tiba-tiba tetangga saya mengabari katanya Bayu sudah bebas. Karena di rumah sepi kadang-kadang saya ke sungai,” katanya sumringah.

Keluarga sepertinya telah memiliki firasat pembebasan 10 ABK. Rahayu mengaku, dia sudah sangat ingin kembali bekerja di tempat kerjanya perusahaan garment PT Tyfountex, di Kecamatan Kartosuro, Kabupaten Sukoharjo.

Rahayu berencana masuk kerja pertanggal 1 Mei. Lantaran 1 Mei hari libur nasional, maka rencana tersebut diurungkan.

”Saya sudah cuti sekitar 30 hari karena menunggu Bayu. Inginnya tanggal 1 Mei ini masuk kerja, sudah sangat ingin masuk kerja. Ternyata anak saya dibebaskan,” ucapnya.

Adik Bayu pun tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Nawa, bocah kelas VI SD itu bahkan urung melanjutkan makan begitu mendengar kabar kakaknya telah bebas.

”Tadi itu sudah ambil nasi dan lauk mau makan. Setelah dengar kabar masnya bebas malah enggak jadi makan. Langsung ke luar rumah, entah main kemana saking senangnya,” kata Rahayu.

Jika Bayu telah kembali ke rumah, keluarga berencana menggelar syukuran sederhana. Tak lupa, makanan kesukaan Bayu pun disiapkan, yakni sambel belut. Rahayu menuturkan, Bayu memang sangat menyukai sambel belut.

Tiap pulang ke rumah Bayu selalu minta disiapkan sambel belut, karena tidak menyukai ayam dan daging lainnya. Kabar bebasnya Bayu juga disambut oleh kerabat dan warga sekitar rumah.

Beberapa keluarga menelepon Sutomo memastikan kabar tersebut. Sedangkan tetangga sekitar datang langsung ke rumah Sutomo dan menyampaikan selamat. ”Selamat ya pakde, Bayu wis bebas, doanya terkabul,” kata salah satu warga.

Sebagai informasi, 10 ABK Brahma 12 disandera kelompok Abu Sayyaf sejak 26 Maret lalu. Penyandera meminta tebusan sekira Rp15 miliar untuk pembebasan. Bayu sendiri sudah bekerja di pelayaran sejak tiga tahun lalu. Pelayaran ke Filipina kemarin merupakan kali kedua.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9481 seconds (0.1#10.140)