Pandemi COVID-19 Ubah Pola Perilaku Konsumsi Masyarakat

Senin, 13 Juli 2020 - 18:04 WIB
loading...
Pandemi COVID-19 Ubah Pola Perilaku Konsumsi Masyarakat
ilustrasi konsumsi masyarakat. Foto/DOk
A A A
SURABAYA - Pandemi COVID-19 mengubah berbagai aspek kehidupan. Salah satu dampak paling terasa adalah sektor perekonomian. Pandemi juga ikut mengubah perilaku konsumsi masyarakat.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Dr Wisnu Wibowo mengatakan, COVID-19 telah mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Hal tersebut banyak dipengaruhi oleh bergesernya aktivitas luar jaringan menjadi dalam jaringan (daring) setelah adanya pandemi. (Baca juga: Sri Mulyani Ramal Konsumsi Rumah Tangga Amblas ke 0% )

“Kalau dulu work from office, banyak waktu bekerja di office. Sehingga kesempatan kita untuk melihat etalase online market itu kan relatif terbatas. Kalau sekarang yang sedang berkembang pesat itu aktivitas digital ekonomi yang memanfaatkan berbagai platform online market,” kata Wisnu, Senin (13/7/2020).

Menurut dia, ada demonstration effect yang membuat masyarakat terpengaruh secara psikologis. Pasalnya, mereka banyak melihat etalase dan transaksi produk atau barang-barang yang secara luas ada di berbagai market place ataupun yang sifatnya online shop. Akibatnya, muncul ketertarikan untuk membeli produk yang mungkin tidak semuanya dibutuhkan atau memang dibutuhkan namun tidak dalam kuantitas yang berlebihan.

Menurut dia, selain adanya demonstration effect, meningkatnya konsumsi di masa pandemi juga disebabkan karena masyarakat sebagai konsumen semakin dimanjakan dengan berbagai kemudahan dalam hal transaksi dari proses pembayaran dan pengiriman. Ditambah juga dorongan situasi psikologis yang jenuh karena harus membatasi ruang gerak interaksi dengan dunia luar.

“Polanya itu ada efek psikologisnya yang membuat konsumen tidak hanya membeli berdasarkan kebutuhan tapi banyak juga terpengaruh dengan situasi di online market tersebut. Akibatnya mereka membeli barang di luar kewajaran dan kebutuhan atau lebih didorong oleh faktor keinginan,” jelas pakar ekonomi makro tersebut.
(nth)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1544 seconds (0.1#10.140)