Cerita Perawat RSUD Bung Karno Solo yang Diusir dari Kosnya
loading...
A
A
A
SEMARANG - Salah satu dari tiga perawat yang diusir dari kosnya di Solo, Siska mengungkapkan bahwa ia dan dua temannya yang bekerja di RSUD Bung Karno langsung dihubungi pemilik kos. Mereka diminta untuk pindah dari kos-kosan itu secepatnya.
"Saya baru bangun tidur, tiba-tiba dapat WA itu. Intinya disuruh pergi karena posisi rumah sakit kita jadi rujukan COVID-19. Mungkin ibu kosnya khawatir," katanya, Senin (27/4/2020) malam.
Hal itu jelas membuatnya kebingungan. Karena diminta pergi mendadak, mereka bingung mencari tempat tinggal di mana. "Akhirnya kami dijemput pihak rumah sakit dan sekarang tinggal di rumah sakit ini. Jelas kami syok dan kecewa sekaligus sakit hati, kenapa kami diperlakukan semacam ini," tuturnya. ( )
Siska mengaku sangat senang karena permasalahannya itu langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, lanjut dia, memang telah meneleponnya.
"Tadi pak Ganjar telepon dan menanyakan kronologis. Beliau juga tanya kondisi kami serta tanya nomor telepon ibu kos dan direktur rumah sakit kami," kata Siska. ( )
Dia berharap masyarakat tidak memberikan stigma negatif pada tenaga medis yang merawat COVID-19. Sebab lanjut dia, selama bertugas mereka dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) dan menerapkan standar protokol kesehatan.
"Kami sudah dilengkapi APD setiap bertugas, kami juga ada protokol yang ketat. Setiap selesai bertugas kami diwajibkan mandi. InsyaAllah semua aman, saya minta masyarakat mengerti," katanya.
"Saya baru bangun tidur, tiba-tiba dapat WA itu. Intinya disuruh pergi karena posisi rumah sakit kita jadi rujukan COVID-19. Mungkin ibu kosnya khawatir," katanya, Senin (27/4/2020) malam.
Hal itu jelas membuatnya kebingungan. Karena diminta pergi mendadak, mereka bingung mencari tempat tinggal di mana. "Akhirnya kami dijemput pihak rumah sakit dan sekarang tinggal di rumah sakit ini. Jelas kami syok dan kecewa sekaligus sakit hati, kenapa kami diperlakukan semacam ini," tuturnya. ( )
Siska mengaku sangat senang karena permasalahannya itu langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, lanjut dia, memang telah meneleponnya.
"Tadi pak Ganjar telepon dan menanyakan kronologis. Beliau juga tanya kondisi kami serta tanya nomor telepon ibu kos dan direktur rumah sakit kami," kata Siska. ( )
Dia berharap masyarakat tidak memberikan stigma negatif pada tenaga medis yang merawat COVID-19. Sebab lanjut dia, selama bertugas mereka dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) dan menerapkan standar protokol kesehatan.
"Kami sudah dilengkapi APD setiap bertugas, kami juga ada protokol yang ketat. Setiap selesai bertugas kami diwajibkan mandi. InsyaAllah semua aman, saya minta masyarakat mengerti," katanya.
(abd)