Warga Binaan Lapas Terbuka Kendal Produksi 17 Kg Telur Per Hari
loading...
A
A
A
KENDAL - Lapas Terbuka Kelas IIB Kendal mengembangkan budidaya ayam petelur yang dikelola oleh warga binaan. Dalam sehari, usaha budidaya ini menghasilkan 17 kilogram telur ayam. Nantinya, hasil ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan telur di seluruh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Jateng.
Budidaya ayam petelur yang dikembangkan warga binaan Lapas Terbuka Kendal ini berada di Desa Wonosari, Kecamatan Patebon. Jumlah ayam yang dipelihara saat ini sebanyak 460 ekor, dan menghasilkan 17 kilogram telur. Telur yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan lapas dan warga sekitar.
Kepala Lapas Terbuka Kelas IIB Kendal, Rusdedi mengatakan, ke depan produksi telur akan terus ditingkatkan. Diharapkan bisa memenuhi kebutuhan telur di lapas Jateng. Untuk itu, jumlah kandang ayam petelur ditambah.
"Saat ini kandang bisa menampung 2.000 ekor ayam petelur, disiapkan untuk meningkatkan produksi hingga 2.000 butir per hari. Dengan produksi tambahan 2.000 ayam petelur, diharapkan bisa memasok kebutuhan telur ayam untuk warga binaan lapas se-Karisidenan Semarang," kata Rusdedi, Senin (27/4/2020).
Target tahun ini bisa menambah lagi jumlah ayam petelur hingga 10.000 ekor, sehingga nantinya bisa memasok kebutuhan telur untuk warga binaan lapas se-Jawa Tengah.
Sementara itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jateng, Marasidin Siregar mengatakan, di masa pandemi COVID-19, jumlah warga binaan Lapas Terbuka Kendal yang ikut mengelola budidaya ayam petelur berkurang. Untuk tetap mempertahankan produksi telur, pegawai lapas disiapkan untuk ikut mengelolanya.
"Harapannya nanti setelah pendemi COVID-19 berakhir, dan warga binaan yang ada di Lapas Terbuka ini bertambah bisa menjadi instruktur budidaya," katanya.
Menurut Marasidin, pemberian bekal kepada warga binaan bertujuan agar setelah bebas para napi bisa berusaha mandiri. Sebab selama di Lapas Terbuka mereka sudah punya bekal memelihara ayam atau bercocok tanam.
Budidaya ayam petelur yang dikembangkan warga binaan Lapas Terbuka Kendal ini berada di Desa Wonosari, Kecamatan Patebon. Jumlah ayam yang dipelihara saat ini sebanyak 460 ekor, dan menghasilkan 17 kilogram telur. Telur yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan lapas dan warga sekitar.
Kepala Lapas Terbuka Kelas IIB Kendal, Rusdedi mengatakan, ke depan produksi telur akan terus ditingkatkan. Diharapkan bisa memenuhi kebutuhan telur di lapas Jateng. Untuk itu, jumlah kandang ayam petelur ditambah.
"Saat ini kandang bisa menampung 2.000 ekor ayam petelur, disiapkan untuk meningkatkan produksi hingga 2.000 butir per hari. Dengan produksi tambahan 2.000 ayam petelur, diharapkan bisa memasok kebutuhan telur ayam untuk warga binaan lapas se-Karisidenan Semarang," kata Rusdedi, Senin (27/4/2020).
Target tahun ini bisa menambah lagi jumlah ayam petelur hingga 10.000 ekor, sehingga nantinya bisa memasok kebutuhan telur untuk warga binaan lapas se-Jawa Tengah.
Sementara itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jateng, Marasidin Siregar mengatakan, di masa pandemi COVID-19, jumlah warga binaan Lapas Terbuka Kendal yang ikut mengelola budidaya ayam petelur berkurang. Untuk tetap mempertahankan produksi telur, pegawai lapas disiapkan untuk ikut mengelolanya.
"Harapannya nanti setelah pendemi COVID-19 berakhir, dan warga binaan yang ada di Lapas Terbuka ini bertambah bisa menjadi instruktur budidaya," katanya.
Menurut Marasidin, pemberian bekal kepada warga binaan bertujuan agar setelah bebas para napi bisa berusaha mandiri. Sebab selama di Lapas Terbuka mereka sudah punya bekal memelihara ayam atau bercocok tanam.
(abd)