Warga Indramayu Tak Setuju Siaran TV Analog Dimatikan, Ini Alasannya
loading...
Warga Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, belum menerima set top box (STB), sehingga sangat keberatan apabila siaran TV analog dihentikan. Foto/MPI/Andrian Supendi
A
A
A
INDRAMAYU - Warga di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mengeluhkan adanya kebijakan pemerintah untuk menghentikan siaran TV analog, atau switch off analog (ASO) di wilayah Jabodetabek. Pasalnya, banyak dari mereka yang belum memiliki set top box (STB).
Nurkoimah (41) salah satunya, warga Kelurahan Karangmalang, Kecamatan Indramayu ini tidak setuju dengan kebijakan penghentian siaran TV analog tersebut. Selama ini, TV miliknya belum dilengkapi STB, sehingga penghentian siaran TV analog membuatnya tidak bisa menonton acara TV.
"Kalau siaran TV analog dimatikan otomatis gambarnya hilang, terus kita mau lihat apa," kata dia, Sabtu (5/11/2022). Nurkoimah juga merasa keberatan jika harus membeli STB demi menikmati siaran televisi. Karena menurutnya, membeli kebutuhan sehari-hari saja terkadang susah, apalagi membeli STB yang harganya mencapai ratusan ribu.
"Kalau alatnya gratis tidak masalah, tapi kalau suruh beli saya tidak setuju. Buat makan saja susah, apalagi buat beli alat. Sementara harganya alatnya katanya Rp100 ribu lebih. Saya sangat keberatan," ungkap Nurkoimah.
Nurkoimah tidak mengetahui, jika pemerintah bakal memberikan STB gratis bagi masyarakat yang tidak mampu. Karena selama ini belum ada sosialisasi dari pihak-pihak terkait. "Saya belum tau, soalnya di sini belum ada pemberitahuan," pungkasnya.
Nurkoimah (41) salah satunya, warga Kelurahan Karangmalang, Kecamatan Indramayu ini tidak setuju dengan kebijakan penghentian siaran TV analog tersebut. Selama ini, TV miliknya belum dilengkapi STB, sehingga penghentian siaran TV analog membuatnya tidak bisa menonton acara TV.
"Kalau siaran TV analog dimatikan otomatis gambarnya hilang, terus kita mau lihat apa," kata dia, Sabtu (5/11/2022). Nurkoimah juga merasa keberatan jika harus membeli STB demi menikmati siaran televisi. Karena menurutnya, membeli kebutuhan sehari-hari saja terkadang susah, apalagi membeli STB yang harganya mencapai ratusan ribu.
"Kalau alatnya gratis tidak masalah, tapi kalau suruh beli saya tidak setuju. Buat makan saja susah, apalagi buat beli alat. Sementara harganya alatnya katanya Rp100 ribu lebih. Saya sangat keberatan," ungkap Nurkoimah.
Nurkoimah tidak mengetahui, jika pemerintah bakal memberikan STB gratis bagi masyarakat yang tidak mampu. Karena selama ini belum ada sosialisasi dari pihak-pihak terkait. "Saya belum tau, soalnya di sini belum ada pemberitahuan," pungkasnya.
(eyt)
Lihat Juga :
