Gawat! Gangguan Ginjal Akut di Jatim Capai 30 Kasus, 16 Pasien Meninggal Dunia

Selasa, 25 Oktober 2022 - 11:11 WIB
loading...
Gawat! Gangguan Ginjal Akut di Jatim Capai 30 Kasus, 16 Pasien Meninggal Dunia
Dinkes Jatim mencatat, hingga Sabtu (22/10/2022), jumlah kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) sebanyak 30 kasus.
A A A
SURABAYA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur (Jatim) mencatat, hingga Sabtu (22/10/2022), jumlah kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) sebanyak 30 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 16 pasien meninggal dunia, delapan pasien sembuh dan lima pasien dirawat dan satu pasien dinyatakan exclude.

Dari 16 kasus meninggal dunia tersebut, empat pasien yang berdomisili di luar Jatim. Sedangkan pasien yang masih dalam perawatan tersebar di beberapa rumah sakit di Jatim. Diantaranya, satu orang di RSUD dr Soetomo Surabaya, satu orang di RSUD Saiful Anwar Malang, dan satu orang di RS Premier Surabaya (rawat jalan).

Kemudian, satu orang di RS Universitas Muhammadiyah Malang dan satu orang domisili Jatim yang dirawat di RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta. "Penyakit gangguan ginjal ini belum diketahui penyebabnya,” kata Kepala Dinkes Jatim, Erwin Astha Triyono, Selasa (25/10/2022).

Baca juga: Tekan Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak, Polrestabes Surabaya Awasi Peredaran Obat di Apotek

Spesialis penyakit dalam ini mengungkapkan, kasus GGAPA yang dilaporkan di Indonesia khususnya di Jatim, terjadi pada anak usia 0 sampai 18 tahun. Mayoritas, terjadi pada anak balita usia satu hingga lima tahun.

Gejalanya berupa penurunan volume atau frekuensi urin (oliguria) atau tidak ada urin atau tidak kencing sama sekali (anuria), disertai atau tidak disertai dengan gejala demam atau gejala prodromal lain. Seperti batuk, pilek, sesak, muntah dan diare.

"Saya imbau jika ada anak dengan gejala tersebut, harus segera periksa ke dokter. Kalau kencingnya tidak ada masalah, tapi ada gejala flu, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan. Jangan sampai terjadi gejala lanjut berupa oliguria maupun anuria. Jangan diobati sendiri, jangan minum obat sirop tanpa petunjuk dari dokter," ujarnya.

Dia menambahkan, sebagai upaya pencegahan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Antara lain, pemenuhan nutrisi yang baik berupa makanan bergizi seimbang. Kemudian istirahat yang cukup, mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir. "Lalu hindari kerumunan dan kontak udara dingin berlebihan," terangnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1533 seconds (0.1#10.140)