Hampir Setahun Distrik Suru-Suru Papua Tak Berpenghuni Imbas Teror KKB

Rabu, 12 Oktober 2022 - 19:10 WIB
loading...
Hampir Setahun Distrik Suru-Suru Papua Tak Berpenghuni Imbas Teror KKB
Danyonif R 600/Modang Letnan Kolonel Inf Hanif Arridho bersama anggota saat memasuki perkampungan di Distrik Suru-suru, Papua yang kini sudah tak berpenghuni hampir setahun akibat teror KKB. Foto: Istimewa
A A A
YAHUKIMO - Aksi teror yang ditebar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua mengakibatkan salah satu wilayah di Kabupaten Yahukimo , Papua yakni Distrik Suru-Suru kini tak berpenghuni.

Danyonif R 600/Modang Letnan Kolonel Inf Hanif Arridho menyebut, Distrik Suru-Suru, Kabupaten Yahukimo kini tidak berpenghuni. Masyarakat setempat memilih mengungsi karena adanya teror KKB.

“Anggota Bataliyon R 600/Modang dikagetkan dengan tak berpenghuninya Distrik Suru-suru. Terakhir aksi teror terjadi pada November 2021,” kata Hanif Arridho melalui sambungan telepon dari Jayapura, Rabu (12/10/2022).

Hampir Setahun Distrik Suru-Suru Papua Tak Berpenghuni Imbas Teror KKB



Dia mengatakan, sejak bertugas di Papua pada Juni 2022, langsung konsen dengan kondisi Suru-suru. Hal tersebut berdasarkan permintaan kepala daerah setempat yang menyampaikan, daerah tersebut ditinggal warganya akibat adanya gangguan kelompok kriminal bersenjata.



“Nah baru kemarin kami bisa mendarat di sana (Suru-Suru). Disana kami kaget karena apa yang disampaikan media dan kepala daerah ternyata benar, tak ada satu orang pun warga disana,” ujarnya.

Menanggapi itu, Letkol Hanif Arridho mengajak masyarakat Distrik Suru-Suru untuk kembali ke rumah masing-masing, sebab pihaknya menjamin keamanan.



“Kehadiran saya bersama prajurit Bataliyon R 600/Modang untuk memberikan rasa aman yang nyata kepada warga setempat. Hidup di hutan hanya membuat kita semakin terpuruk. Apalagi anak-anak, mereka butuh pendidikan, kesehatan dan bermain,” katanya.

Dandim 1715 Yahukimo Letkol Inf J. V. Tethool membenarkan hal tesebut. Dia mengatakan pascainsiden teror KKB, warga berbondong-bondong meninggalkan perkampungan karena rasa takut.

“Dari hasil analisa kami, ada teror dari KKB dan politik disana. Kenapa ada politik, lantaran kelompok ini kami deteksi ditunggangi elite-elite politik yang tak menyukai kepala daerah di sana. Hanya saja yang jadi korban masyarakatnya,” ujarnya.



Menurut dia, warga setempat masih berada di wilayah tersebut. Hanya saja tidak lagi mendiami kampung yang mereka bangun, melainkan memilih tinggal di dalam hutan.

“Pemda setempat bersama TNI selalu berupaya mengajak mereka kembali hidup seperti biasa di kampung. Hanya saja isu-isu teror sangat kencang memengaruhi warga, sehingga muncul rasa ketakutan yang berlebihan,” ujarnya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1922 seconds (0.1#10.140)