Petrokimia Gresik Dorong Lahirnya Edufarm Literasi, Ekosistem Tani Ternak Terintegrasi di Jatim
loading...
A
A
A
LAMONGAN - Petrokimia Gresik melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) terus meningkatkan pendampingan program Literasi atau Lingkungan Peternakan Sapi Terintegrasi dengan mendorong pengembangan edufarm di Desa Sumbersari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.
Program Literasi menerapkan ekosistem smart agrobisnis yang mampu menciptakan solusi risiko pertanian dan peternakan melalui asuransi dan tabungan berbasis limbah pertama di Jawa Timur.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, pada Kamis (6/10), menjelaskan bahwa, cikal bakal program ini berawal dari “Suri Insap” atau Sumbersari Industri Sapi yang dijalankan Kelompok Tani Ternak Sumber Rejeki mulai tahun 2018, dimana pada saat itu hanya berfokus pada pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan fermentasi atau silase.
“Melalui berbagai pembinaan berkelanjutan, program ini terus berkembang dan mampu menjadi solusi serta memberikan manfaat yang lebih luas, tidak hanya bagi pelakunya tetapi juga masyarakat,” ujar Dwi Satriyo.
Pengembangan pertama dilakukan pada tahun 2019 hingga 2020, dimana anggota kelompok mulai memanfaatkan limbah ternak yang selama ini menjadi momok lingkungan, sebagai media tanam.
Kemudian di tahun 2021, program Literasi mulai fokus pada pelibatan seluruh sektor baik itu pertanian, peternakan, serta potensi lain yang ada di desa untuk bersinergi membentuk kandang edukasi atau yang lebih dikenal sebagai edufarm.
“Di tahun ini, kami mendukung kelompok dalam transformasi organisasi menjadi Koperasi Tani Ternak Literasi Sumber Rejeki, agar seluruh bidang usaha yang ada di program ini memiliki naungan hukum yang kuat untuk mendukung pengembangan ke depannya,” kata Dwi Satriyo.
Sementara itu, local hero sekaligus Ketua Koperasi Tani Ternak Literasi Sumber Rejeki, Tomi Distianto mengatakan bahwa, Edufarm Literasi sendiri bertujuan sebagai tempat pembelajaran bagi masyarakat dari berbagai usia tentang pengelolaan ekosistem tani-ternak terintegrasi.
Adapun pembelajaran pertama adalah pembuatan silase, yakni pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan ternak fermentasi. Ini merupakan solusi yang ditawarkan Petrokimia Gresik terhadap kelompok untuk mengatasi masalah pembakaran limbah pertanian yang berdampak buruk bagi lingkungan.
“Saat ini kelompok mampu mengolah limbah pertanian sebanyak 60 ton per tahun menjadi silase yang tidak hanya dimanfaatkan untuk ternak sendiri, tetapi juga dijual ke beberapa peternak sapi di wilayah Kabupaten Lamongan,” sebut Tomi.
Program Literasi menerapkan ekosistem smart agrobisnis yang mampu menciptakan solusi risiko pertanian dan peternakan melalui asuransi dan tabungan berbasis limbah pertama di Jawa Timur.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, pada Kamis (6/10), menjelaskan bahwa, cikal bakal program ini berawal dari “Suri Insap” atau Sumbersari Industri Sapi yang dijalankan Kelompok Tani Ternak Sumber Rejeki mulai tahun 2018, dimana pada saat itu hanya berfokus pada pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan fermentasi atau silase.
“Melalui berbagai pembinaan berkelanjutan, program ini terus berkembang dan mampu menjadi solusi serta memberikan manfaat yang lebih luas, tidak hanya bagi pelakunya tetapi juga masyarakat,” ujar Dwi Satriyo.
Pengembangan pertama dilakukan pada tahun 2019 hingga 2020, dimana anggota kelompok mulai memanfaatkan limbah ternak yang selama ini menjadi momok lingkungan, sebagai media tanam.
Kemudian di tahun 2021, program Literasi mulai fokus pada pelibatan seluruh sektor baik itu pertanian, peternakan, serta potensi lain yang ada di desa untuk bersinergi membentuk kandang edukasi atau yang lebih dikenal sebagai edufarm.
“Di tahun ini, kami mendukung kelompok dalam transformasi organisasi menjadi Koperasi Tani Ternak Literasi Sumber Rejeki, agar seluruh bidang usaha yang ada di program ini memiliki naungan hukum yang kuat untuk mendukung pengembangan ke depannya,” kata Dwi Satriyo.
Sementara itu, local hero sekaligus Ketua Koperasi Tani Ternak Literasi Sumber Rejeki, Tomi Distianto mengatakan bahwa, Edufarm Literasi sendiri bertujuan sebagai tempat pembelajaran bagi masyarakat dari berbagai usia tentang pengelolaan ekosistem tani-ternak terintegrasi.
Adapun pembelajaran pertama adalah pembuatan silase, yakni pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan ternak fermentasi. Ini merupakan solusi yang ditawarkan Petrokimia Gresik terhadap kelompok untuk mengatasi masalah pembakaran limbah pertanian yang berdampak buruk bagi lingkungan.
“Saat ini kelompok mampu mengolah limbah pertanian sebanyak 60 ton per tahun menjadi silase yang tidak hanya dimanfaatkan untuk ternak sendiri, tetapi juga dijual ke beberapa peternak sapi di wilayah Kabupaten Lamongan,” sebut Tomi.