Sudah 106 Pasien Covid-19 di Sulsel Dinyatakan Sembuh
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Angka kesembuhan kasus virus corona baru alias covid-19 di Sulsel terus meningkat. Per hari ini, Senin (27/4/2020), total pasien sembuh dari virus ganas tersebut sudah mencapai 106 orang. Terdata adanya penambahan tujuh kasus kesembuhan dibandingkan data penanganan covid-19 Sulsel sehari sebelumnya.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Sulsel pada hari ini tidak mencatat adanya penambahan kasus. Total ada 440 pasien positif corona di provinsi yang dipimpin oleh Nurdin Abdullah. Sulsel masih tercatat masuk lima besar kasus covid-19 terbanyak di Indonesia.
Selanjutnya untuk angka kematian, Sulsel mencatat adanya penambahan satu kasus. Sehingga jumlah yang meninggal akibat virus mematikan ini di Sulsel sudah mencapai 37 orang.
Bila dilihat secara keseluruhan, angka kematian Sulsel terbilang rendah dibandingkan sejumlah provinsi lain. Misalnya saja Banten yang berada di peringkat enam kasus covid-19 terbanyak. Dari 382 kasus, jumlah pasien sembuh hanya 33 orang dan jumlah pasien yang meninggal mencapai 40 orang.
Secara nasional, Indonesia hari ini mencatat adanya penambahan 214 kasus baru covid-19. Sehingga jumlah positif corona sebanyak 9.096 orang, sembuh 1.151 orang dan 756 meninggal dunia. "Kasus positif yang kita dapatkan adalah 9.096 orang," ungkap Juru Bicara Pemerintah Penanganan virus Corona (COVID-19) Achmad Yurianto.
Yuri mengatakan kasus sembuh bertambah 44 orang sehingga akumulasinya menjadi 1.151 orang. Kasus meninggal bertambah 22 orang sehingga akumulasinya menjadi 765 orang. "Kemudian yang sudah sembuh menjadi 1.151 orang. Sementara yang meninggal ada 765 orang.
Menurut Yuri, kasus meninggal ini pada kelompok usia 60 tahun. "Antara 41 sampai 60 tahun. Dan beberapa diantaranya di atas 61 tahun ke arah 80 tahun," katanya.
Kasus kematian ini, kata Yuri juga diperparah dengan adanya faktor komorbid yang paling banyak yang pertama adalah hipertensi. Kemudian yang kedua adalah diabetes. Ketiga adalah jantung. Dan yang keempat adalah penyakit paru-paru.
"Baik asma, penyakit paru obstruksi menahun semacam bronkitis kronis dan seterusnya inilah menjadi komorbid dan menyebabkan angka kematian kita cukup tinggi," tutup dia.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Sulsel pada hari ini tidak mencatat adanya penambahan kasus. Total ada 440 pasien positif corona di provinsi yang dipimpin oleh Nurdin Abdullah. Sulsel masih tercatat masuk lima besar kasus covid-19 terbanyak di Indonesia.
Selanjutnya untuk angka kematian, Sulsel mencatat adanya penambahan satu kasus. Sehingga jumlah yang meninggal akibat virus mematikan ini di Sulsel sudah mencapai 37 orang.
Bila dilihat secara keseluruhan, angka kematian Sulsel terbilang rendah dibandingkan sejumlah provinsi lain. Misalnya saja Banten yang berada di peringkat enam kasus covid-19 terbanyak. Dari 382 kasus, jumlah pasien sembuh hanya 33 orang dan jumlah pasien yang meninggal mencapai 40 orang.
Secara nasional, Indonesia hari ini mencatat adanya penambahan 214 kasus baru covid-19. Sehingga jumlah positif corona sebanyak 9.096 orang, sembuh 1.151 orang dan 756 meninggal dunia. "Kasus positif yang kita dapatkan adalah 9.096 orang," ungkap Juru Bicara Pemerintah Penanganan virus Corona (COVID-19) Achmad Yurianto.
Yuri mengatakan kasus sembuh bertambah 44 orang sehingga akumulasinya menjadi 1.151 orang. Kasus meninggal bertambah 22 orang sehingga akumulasinya menjadi 765 orang. "Kemudian yang sudah sembuh menjadi 1.151 orang. Sementara yang meninggal ada 765 orang.
Menurut Yuri, kasus meninggal ini pada kelompok usia 60 tahun. "Antara 41 sampai 60 tahun. Dan beberapa diantaranya di atas 61 tahun ke arah 80 tahun," katanya.
Kasus kematian ini, kata Yuri juga diperparah dengan adanya faktor komorbid yang paling banyak yang pertama adalah hipertensi. Kemudian yang kedua adalah diabetes. Ketiga adalah jantung. Dan yang keempat adalah penyakit paru-paru.
"Baik asma, penyakit paru obstruksi menahun semacam bronkitis kronis dan seterusnya inilah menjadi komorbid dan menyebabkan angka kematian kita cukup tinggi," tutup dia.
(tri)