Indonesia Kurang Tenaga Ahli Epidemiologi

Rabu, 01 Oktober 2014 - 13:38 WIB
Indonesia Kurang Tenaga Ahli Epidemiologi
Indonesia Kurang Tenaga Ahli Epidemiologi
A A A
BANDUNG - Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Agus Purwadianto mengatakan, Indonesia idealnya memiiliki sekitar 568 orang ahli epidemiologi, dan 9.510 orang asisten ahli epidemiologi.

"Saat ini di Indonesia yang baru tersedia sekitar 357 ahli epidemiologi. Jumlah tersebut sudah mencakup 1 ahli epidemiologii di setiap Kabupaten/Kota, dan 1 orang asisten ahli epidemiologi di setiap puskesmas," ungkap Agus seusai membuka Pertemuan Ilmiah Epidemiologi Nasional ke -4 di Hotel Horison Bandung, kemarin.

Dengan adanya beberapa kasus penyebaran visus Ebola atau Smers, diharapkan tingkatannya lebih banyak. Misalkan desa sebaiknya memiliki epicenter, di mana sudah bisa diperkirakan penyebaran penyakitnya seperti apa.

Selain itu, Agus berharap, di setiap pelabuhan ada kantor kesehatan pelabuhan yang memiliki ahli epitemiologi. Hal ini dimaksudkan agar penyakit menular yang berakibat terjadinya pendemi dapat dicegah.

"Kemampuan deteksi dini ini harus dibarengi dengan kemampuan dalam penerapan pendekatan epidemiologi," tambahnya.

Dalam dua dasa warsa terakhir, Agus menyebutkan, Indonesia telah mengalami dua pendemi, yaitu pandemi SARS di tahun 2012 dan pandemi Influenza A (H1N1) tahun 2009. Hal ini tentu merugikan secara ekonomi dan megancam nyawa manusia.

Menurutnya, terkendalinya kedua penyebaran virus berbahaya tersebut, berkat penerapan pendekatan epidemiologi di tingkat global, regional, dan nasional.

"Pendekatan epidemiologi juga digunakan untuk mendeteksi, dan menyelesaikan berbagai masalah kesehatan, seperti masalah peningkatan gizi buruk, keracunan makanan, kejadian kecelakaan, dan kejadian berbagai penyakit tidak menular, termasuk pada gangguan kejiwaan," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8599 seconds (0.1#10.140)