TGB Zainul Majdi: Ekspresi Keberagamaan Harus Menguatkan Ke-Indonesiaan
loading...
A
A
A
MEDAN - Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi mengajak seluruh warga bangsa untuk menempatkan rasa persaudaraan sebagai centrum (pusat) dari semua kegiatan.
Hal itu agar kompleksitas keragaman bisa dikelola secara baik demi kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa.
Apalagi belakangan ini, muncul kelompok-kelompok yang mendatangkan ideologi agama, namun justru memperuncing perbedaan yang berpotensi merusak persatuan dan kesatuan itu.
"Mari kita letakkan kebangsaan dalam arti rasa persaudaraan itu sebagai sentrum dari semua kegiatan kita. Kita boleh punya ormas keagamaan, tapi centrumnya adalah semua ekspresi keberagamaan kita harus menguatkan ke-Indonesiaan kita," kata TGB saat menjadi pembicara pada Dialog Kebangsaan yang digelar di Hotel JW Marriott, Medan, pada Jumat (9/9/2022).
TGB menjelaskan, perbedaan adalah karunia dari Allah. Karena merupakan karunia Allah, maka setiap kita tunduk pada hukum syukur dan kufur nikmat atas perbedaan tersebut.
"Ketika nikmat perbedaan itu mampu dikelola dengan baik, kata TGB, maka perbedaan akan jadi berkah. Akan menjadi modal untuk membangun sesuatu yang baik. Akan tetapi jika dikufuri, tidak disyukuri sebagaimana mestinya, maka nikmat bisa menjadi musibah," tukasnya.
TGB juga meminta masyarakat untuk menghindari sikap sombong dan takabur. Merasa diri paling benar atau paling berjasa terhadap negara. Karena sikap-sikap itu justru mendestruksi, merusak, dan menumbuhkan egoisme kelompok dan berujung pada perpecahan.
"Ada nggak ekspresi keberagamaan yang melemahkan ikatan kita sebagai bangsa Indonesia. Ketika kita mengintrodusir mendatangkan ideologi yang pada akhirnya akan merusak negara bangsa ini atas nama agama. Yang bukan menguatkan kebangsaan kita, tapi justru merusak kebangsaan kita," sebutnya.
"Saya lama tinggal di Arab. Di sana negerinya indah, namun jutaan jiwa kini meninggalkan negara-negara mereka di jazirah Arab, karena semangat keberagamaan yang muncul di sana justru menjadi sumber musibah," tandasnya.
Hal itu agar kompleksitas keragaman bisa dikelola secara baik demi kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa.
Apalagi belakangan ini, muncul kelompok-kelompok yang mendatangkan ideologi agama, namun justru memperuncing perbedaan yang berpotensi merusak persatuan dan kesatuan itu.
"Mari kita letakkan kebangsaan dalam arti rasa persaudaraan itu sebagai sentrum dari semua kegiatan kita. Kita boleh punya ormas keagamaan, tapi centrumnya adalah semua ekspresi keberagamaan kita harus menguatkan ke-Indonesiaan kita," kata TGB saat menjadi pembicara pada Dialog Kebangsaan yang digelar di Hotel JW Marriott, Medan, pada Jumat (9/9/2022).
TGB menjelaskan, perbedaan adalah karunia dari Allah. Karena merupakan karunia Allah, maka setiap kita tunduk pada hukum syukur dan kufur nikmat atas perbedaan tersebut.
"Ketika nikmat perbedaan itu mampu dikelola dengan baik, kata TGB, maka perbedaan akan jadi berkah. Akan menjadi modal untuk membangun sesuatu yang baik. Akan tetapi jika dikufuri, tidak disyukuri sebagaimana mestinya, maka nikmat bisa menjadi musibah," tukasnya.
TGB juga meminta masyarakat untuk menghindari sikap sombong dan takabur. Merasa diri paling benar atau paling berjasa terhadap negara. Karena sikap-sikap itu justru mendestruksi, merusak, dan menumbuhkan egoisme kelompok dan berujung pada perpecahan.
"Ada nggak ekspresi keberagamaan yang melemahkan ikatan kita sebagai bangsa Indonesia. Ketika kita mengintrodusir mendatangkan ideologi yang pada akhirnya akan merusak negara bangsa ini atas nama agama. Yang bukan menguatkan kebangsaan kita, tapi justru merusak kebangsaan kita," sebutnya.
"Saya lama tinggal di Arab. Di sana negerinya indah, namun jutaan jiwa kini meninggalkan negara-negara mereka di jazirah Arab, karena semangat keberagamaan yang muncul di sana justru menjadi sumber musibah," tandasnya.
(shf)