Ini Keseruan Mahasiwa Jepang Main Angklung dan Menyanyikan Lagu Cublak-cublak Suweng
loading...
A
A
A
SALATIGA - Sebanyak 12 mahasiswa Keio University, Jepang belajar memainkan alat musik angklung dan mempelajari lagu-lagu Jawa seperti Cublak-cublak Suweng. Keseruan mereka bertambah saat belajar tari ondel-ondel.
Para mahasiswa itu mengikuti program intensif bahasa dan budaya Indonesia (PIBBI) di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Selama mengikuti program yang digelar pada 21 Agustus hingga 2 September 2022 mereka belajar bahasa dan budaya Indonesia.
Direktur LTC UKSW Johanna Likumahuwa mengatakan, PIBBI Keio kembali diadakan setelah kurang lebih dua setengah tahun vakum karena pandemi Covid-19.
“Kami sangat senang akhirnya program internasional UKSW kembali dilakukan secara offline. Terakhir kali PIBBI Keio diselenggarakan adalah pada bulan Maret 2020," katanya, Sabtu (3/9/2022).
Dalam PIBBI Keio kali ini, peserta melakukan banyak kunjungan lokal seperti ke pasar tradisional, lapangan Pancasila, hingga cafe-cafe yang ada disekitar UKSW untuk melakukan interaksi dengan warga setempat.
Selain itu, peserta juga mencoba alat transportasi lokal seperti angkot, becak, dokar, hingga transportasi online sambil membuat laporan dan presentasi mengenai kunjungan mereka.
LTC UKSW juga menggandeng Program Studi Destinasi Pariwisata Fakultas Interdisiplin dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Bachelor of International Primary Education (BIPE) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk mengadakan kegiatan Berbagi Budaya.
Dalam kegiatan Berbagi Budaya ini, para peserta PIBBI Keio berinteraksi secara intensif dengan mahasiswa UKSW mengenai budaya Jepang dan Indonesia.
"Seputar makanan khas, tempat wisata, festival di Jepang, mencoba makanan kecil Salatiga seperti klepon, putu ayu, hingga lekker, dan juga bermain permainan tradisional Indonesia serta permainan yang biasanya dilakukan ketika merayakan Kemerdekaan Indonesia," ucapnya.
Sementara itu, penanggung jawab PIBBI Keio dari Keio University, Yo Nonaka merasa senangnya PIBBI Keio dapat kembali diselenggarakan setelah vakum selama kurang lebih dua setengah tahun.
"Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata kuliah pilihan di sana dan selama ini peminatnya cukup banyak," ujarnya.
Menurutnya, melalui PIBBI, mahasiswa Keio mendapatkan pengalaman berharga karena dapat langsung berkomunikasi, berinteraksi dan berteman dengan orang Indonesia dan juga belajar budayanya.
"Ini akan jadi pengalaman berharga buat mahasiswa Keio. Saya berharap PIBBI dapat kembali diadakan secara onsite Februari mendatang,” ujarnya.
Para mahasiswa itu mengikuti program intensif bahasa dan budaya Indonesia (PIBBI) di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Selama mengikuti program yang digelar pada 21 Agustus hingga 2 September 2022 mereka belajar bahasa dan budaya Indonesia.
Direktur LTC UKSW Johanna Likumahuwa mengatakan, PIBBI Keio kembali diadakan setelah kurang lebih dua setengah tahun vakum karena pandemi Covid-19.
“Kami sangat senang akhirnya program internasional UKSW kembali dilakukan secara offline. Terakhir kali PIBBI Keio diselenggarakan adalah pada bulan Maret 2020," katanya, Sabtu (3/9/2022).
Dalam PIBBI Keio kali ini, peserta melakukan banyak kunjungan lokal seperti ke pasar tradisional, lapangan Pancasila, hingga cafe-cafe yang ada disekitar UKSW untuk melakukan interaksi dengan warga setempat.
Selain itu, peserta juga mencoba alat transportasi lokal seperti angkot, becak, dokar, hingga transportasi online sambil membuat laporan dan presentasi mengenai kunjungan mereka.
LTC UKSW juga menggandeng Program Studi Destinasi Pariwisata Fakultas Interdisiplin dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Bachelor of International Primary Education (BIPE) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk mengadakan kegiatan Berbagi Budaya.
Dalam kegiatan Berbagi Budaya ini, para peserta PIBBI Keio berinteraksi secara intensif dengan mahasiswa UKSW mengenai budaya Jepang dan Indonesia.
"Seputar makanan khas, tempat wisata, festival di Jepang, mencoba makanan kecil Salatiga seperti klepon, putu ayu, hingga lekker, dan juga bermain permainan tradisional Indonesia serta permainan yang biasanya dilakukan ketika merayakan Kemerdekaan Indonesia," ucapnya.
Sementara itu, penanggung jawab PIBBI Keio dari Keio University, Yo Nonaka merasa senangnya PIBBI Keio dapat kembali diselenggarakan setelah vakum selama kurang lebih dua setengah tahun.
"Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata kuliah pilihan di sana dan selama ini peminatnya cukup banyak," ujarnya.
Menurutnya, melalui PIBBI, mahasiswa Keio mendapatkan pengalaman berharga karena dapat langsung berkomunikasi, berinteraksi dan berteman dengan orang Indonesia dan juga belajar budayanya.
"Ini akan jadi pengalaman berharga buat mahasiswa Keio. Saya berharap PIBBI dapat kembali diadakan secara onsite Februari mendatang,” ujarnya.
(shf)