Survei Deloitte Indonesia: Tren Pengguna Layanan Telemedisin Meningkat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Layanan digital kesehatan atau telemedisin ternyata disukai masyarakat dan akan terus berkembang di masa depan. Survei yang dilakukan Deloitte Indonesia menunjukkan bahwa 98 persen pengguna akan terus menggunakan layanan telemedisin di masa depan.
Menyikapi tren ini, Deloitte menerbitkan laporan survei layanan digital kesehatan yang dimuat dalam publikasi Digitising Indonesia’s Health Care Sector. Dalam survei ditemukan.
Life Science and Healthcare Industry Leader, Deloitte Indonesia, Steve Aditya mengatakan, responden survei mencakup pengguna dan tenaga kesehatan di Indonesia. Survei bagi pengguna dilakukan terhadap 224 responden. Dalam survei yang dilakukan Deloitte Indonesia ini terungkap bahwa mayoritas pengguna telemedisin puas dengan layanan yang diberikan.
"Sekitar 57 persen responden merasa puas dengan layanan telemedisin. Hampir semua responden atau sekitar 98 persen menyatakan bahwa mereka akan terus menggunakan layanan telemedisin di masa depan. Dan sekitar 38 persen responden percaya bahwa layanan telemedisin dapat menggantikan setidaknya seperempat kunjungan mereka ke rumah sakit," beber Steve, Kamis (1/9/2022).
Temuan tersebut, tambah Steve, mengungkapkan masih terbukanya peluang pengembangan telemedisin di Indonesia dan juga bisnis di bidang tersebut. Survei juga dilakukan terhadap 30 tenaga kesehatan.
Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian kecil atau sebanyak 27,8 persen responden merasa yakin dalam memanfaatkan telemedisin dalam pekerjaannya. Sedangkan, 38,80 persen merasa kurang yakin disebabkan oleh kualitas peralatan.
"Responden tenaga kesehatan menekankan pentingnya perkembangan teknologi kesehatan digital dan infrastruktur telekomunikasi, serta sistem informasi kesehatan yang terintegrasi dalam mewujudkan layanan telemedisin yang lebih optimal," ungkapnya.
Lanjut Steve, di masa depan, layanan telemedisin juga dapat diintegrasikan dengan teknologi bio-genomika (bio-genomics). "Teknologi ini berpeluang memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien," jelasnya.
Deketahui, untuk mendukung layanan teknologi kesehatan digital, pemerintah kini sedang melaksanakan Proyek Palapa Ring yang membangun jaringan serat optik nasional sepanjang lebih dari 35.000 km kabel laut dan lebih dari 21 km kabel di daratan untuk menyediakan jaringan 4G di 34 provinsi dan 440 kota dan kabupaten.
Pada tahun 2025 jaringan 5G akan dibangun di seluruh Indonesia. Pembangunan infrastruktur ini sangat penting bagi penyediaan layanan kesehatan digital di Indonesia.
Brian Indradjaja selaku Technology Media and Telecommunications Industry Leader, Deloitte Indonesia mengatakan, pembangunan infrastruktur baik telekomunikasi maupun jaringan distribusi dan logistik sangat penting untuk mendukung layanan kesehatan digital saat ini dan di masa depan.
Hal itu, lanjut Brian, sangat membantu untuk memastikan kecepatan pengiriman obat-obatan dan alat diagnostik sehingga sampel tes diagnostik yang dikirim untuk laboratorium memiliki shelf-life yang baik.
"Dengan semakin berkembangnya telemedisin dan ketersediaan infrastruktur yang semakin berkualitas, diharapkan seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati layanan kesehatan digital," tutup Brian.
Menyikapi tren ini, Deloitte menerbitkan laporan survei layanan digital kesehatan yang dimuat dalam publikasi Digitising Indonesia’s Health Care Sector. Dalam survei ditemukan.
Life Science and Healthcare Industry Leader, Deloitte Indonesia, Steve Aditya mengatakan, responden survei mencakup pengguna dan tenaga kesehatan di Indonesia. Survei bagi pengguna dilakukan terhadap 224 responden. Dalam survei yang dilakukan Deloitte Indonesia ini terungkap bahwa mayoritas pengguna telemedisin puas dengan layanan yang diberikan.
"Sekitar 57 persen responden merasa puas dengan layanan telemedisin. Hampir semua responden atau sekitar 98 persen menyatakan bahwa mereka akan terus menggunakan layanan telemedisin di masa depan. Dan sekitar 38 persen responden percaya bahwa layanan telemedisin dapat menggantikan setidaknya seperempat kunjungan mereka ke rumah sakit," beber Steve, Kamis (1/9/2022).
Temuan tersebut, tambah Steve, mengungkapkan masih terbukanya peluang pengembangan telemedisin di Indonesia dan juga bisnis di bidang tersebut. Survei juga dilakukan terhadap 30 tenaga kesehatan.
Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian kecil atau sebanyak 27,8 persen responden merasa yakin dalam memanfaatkan telemedisin dalam pekerjaannya. Sedangkan, 38,80 persen merasa kurang yakin disebabkan oleh kualitas peralatan.
"Responden tenaga kesehatan menekankan pentingnya perkembangan teknologi kesehatan digital dan infrastruktur telekomunikasi, serta sistem informasi kesehatan yang terintegrasi dalam mewujudkan layanan telemedisin yang lebih optimal," ungkapnya.
Lanjut Steve, di masa depan, layanan telemedisin juga dapat diintegrasikan dengan teknologi bio-genomika (bio-genomics). "Teknologi ini berpeluang memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien," jelasnya.
Deketahui, untuk mendukung layanan teknologi kesehatan digital, pemerintah kini sedang melaksanakan Proyek Palapa Ring yang membangun jaringan serat optik nasional sepanjang lebih dari 35.000 km kabel laut dan lebih dari 21 km kabel di daratan untuk menyediakan jaringan 4G di 34 provinsi dan 440 kota dan kabupaten.
Pada tahun 2025 jaringan 5G akan dibangun di seluruh Indonesia. Pembangunan infrastruktur ini sangat penting bagi penyediaan layanan kesehatan digital di Indonesia.
Brian Indradjaja selaku Technology Media and Telecommunications Industry Leader, Deloitte Indonesia mengatakan, pembangunan infrastruktur baik telekomunikasi maupun jaringan distribusi dan logistik sangat penting untuk mendukung layanan kesehatan digital saat ini dan di masa depan.
Hal itu, lanjut Brian, sangat membantu untuk memastikan kecepatan pengiriman obat-obatan dan alat diagnostik sehingga sampel tes diagnostik yang dikirim untuk laboratorium memiliki shelf-life yang baik.
"Dengan semakin berkembangnya telemedisin dan ketersediaan infrastruktur yang semakin berkualitas, diharapkan seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati layanan kesehatan digital," tutup Brian.
(don)