Tangis Keluarga dan Gemuruh Tahlil Mengiringi Pemakaman Korban Kecelakaan Maut Ciamis
loading...
A
A
A
MAJALENGKA - Tangis keluarga pecah di sela-sela gemuruh suara tahlil mengiringi pemakaman korban kecelakaan maut di Ciamis, Jabar. Seusai menunaikan ibadah Salat Magrib warga Burujul Wetan, Jatiwangi, Majalengka melepas kerabat mereka untuk di makamkan.
Sejumlah warga terlihat menggotong keranda. Bukan hanya satu keranda yang mereka bawa. Ada dua keranda yang terlihat di tengah kerumunan ratusan warga, pada Senin (8/8/2022) petang.
Dua keranda itu membawa almarhum Alimudin dan Elis, korban kecelakaan tunggal di Ciamis, pada Senin pagi.
Alimudin dan Elis adalah pasutri, yang menjadi korban meninggal, saat mereka akan menghadiri hajatan keluarganya di Ciamis.
Ketika jarak rumah hajatan sudah dekat, taqdir berkata lain, mobil pikap yang mereka kendarai masuk jurang, dan merenggut 8 nyawa, termasuk pasutri itu.
Selang beberapa menit kemudian, iring-iringan orang membawa keranda, kembali datang. Sama seperti yang pertama, gemuruh tahlil terdengar mengantarkan jenazah korban ke tempat peristirahatan terakhir, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat.
Jumlah warga pengantar jenazah ke dua dan seterusnya, relatif lebih sedikit dibanding yang pertama. Namun, suara gemuruh tahlil, begitu jelas terdengar mengiringi perjalanan keranda ke TPU.
"Yang pertama itu, jenazah yang suami istri. Semuanya dimakamkan sekarang," kata salah satu warga yang ikut mengantar jenazah ke pemakaman, Didi.
Sejumlah warga terlihat menggotong keranda. Bukan hanya satu keranda yang mereka bawa. Ada dua keranda yang terlihat di tengah kerumunan ratusan warga, pada Senin (8/8/2022) petang.
Dua keranda itu membawa almarhum Alimudin dan Elis, korban kecelakaan tunggal di Ciamis, pada Senin pagi.
Alimudin dan Elis adalah pasutri, yang menjadi korban meninggal, saat mereka akan menghadiri hajatan keluarganya di Ciamis.
Ketika jarak rumah hajatan sudah dekat, taqdir berkata lain, mobil pikap yang mereka kendarai masuk jurang, dan merenggut 8 nyawa, termasuk pasutri itu.
Selang beberapa menit kemudian, iring-iringan orang membawa keranda, kembali datang. Sama seperti yang pertama, gemuruh tahlil terdengar mengantarkan jenazah korban ke tempat peristirahatan terakhir, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat.
Jumlah warga pengantar jenazah ke dua dan seterusnya, relatif lebih sedikit dibanding yang pertama. Namun, suara gemuruh tahlil, begitu jelas terdengar mengiringi perjalanan keranda ke TPU.
"Yang pertama itu, jenazah yang suami istri. Semuanya dimakamkan sekarang," kata salah satu warga yang ikut mengantar jenazah ke pemakaman, Didi.