Cegah Stunting, Pemeriksaan Gigi dan Mulut Digelar di Pangkep

Kamis, 28 Juli 2022 - 08:19 WIB
loading...
Cegah Stunting, Pemeriksaan...
Kajian riset dan penyuluhan pencegahan stunting di Desa Bulu Cindea, Kabupaten Pangkep, Rabu (27/7/2022). Foto/Istimewa
A A A
PANGKEP - Pusat Penelitian dan pengembangan (Puslitbang) Kesehatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin ( Unhas ) menggelar kajian riset dan penyuluhan pencegahan stunting di Desa Bulu Cindea, Kabupaten Pangkep, Rabu (27/7/2022).

Kegiatan yang menggandeng Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian, serta Pengembangan daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Pangkep itu berupa pemeriksaan gigi mulut anak stunting.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan pada LP2M, Prof Dr drg Muhammad Harun Achmad Sp.KGA(K-KKA).,M.Kes.,FSASS. mengatakan kesehatan mulut adalah komponen penting dalam kesehatan tubuh yang secara komprehensif.



Rongga mulut yang sehat, dapat memfasilitasi konsumsi makanan bergizi dengan benar, menjaga kualitas hidup, dan menjaga produktivitas.

"Makanya dengan dilakukannya pemeriksaan gigi mulut anak-anak di Pangkep erupakan salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak secara komprehensif. Sehingga mencegah terjadinya stunting ," ucapnya.

Kata Prof Harun, kebetulan kegiatan pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut ini, juga terkait dengan bagian dari riset dan kajian penanganan stunting di Sulsel. Dimana sebelumnya telah dilakukan di beberapa Kabupaten, salah satunya di Jeneponto.

"Kalau di Pangkep itu ada sekitar 61 anak yang diajak memeriksakan gigi dan mulutnya. Mereka ini sudah didata dari Dinkes setempat. Ini juga bagian dari upaya kami sebagai tim dari SDGs Unhas yang salah satu fokusnya adalah tentang stunting," ucapnya.

Kata Staf pengajar dan peneliti yang meraih gelar guru besarnya di usia 47 tahun tersebut juga mengatakan bahwa harapannya bukan hanya Pangkep sebagai daerah sasaran riset dan pengabdian, tetapi beberapa kabupaten lagi akan disasar sesuai dengan kesiapan daerah tersebut. Sebab program ini akan dilihat jangka panjangnya terkait stunting di beberapa daerah.

Mereka akan membuat kajian dan mencoba menjadikan desa sasaran sebagai desa binaan, melihat apa permasalahan yang muncul di permukaan yang ada di kabupaten terkait kesehatan anak dan upaya maksimal dalam mencegah kejadian stunting.

"Rencananya kita usahakan semua Kabupaten di Sulsel, tetapi tentunya harus dibicarakan dan mendapat persetujuan ketersediaan komunikasi dengan pemerintah setempatnya. Ini kami mau bidik lagi untuk Kabupaten Maros," ucap pria yang merupakan spesialis kedokteran Gigi Anak Konsultan.

Output dari kegiatan tersebut adalah dalam bentuk rekomendasi kebijakan strategis terkait stunting dan Bagaimana ke depan puslitbang kesehatan dan LP2M Unhas

Kata Prof Harun, ini bersama para Dosen dengan kompetensi kesehatan terkait, termasuk dokter spesialis anak, ahli gizi, spesialis gigi anak dalam melakukan pemeriksaan dan penyuluhan kesehatandi kabupaten se-Sulsel.

Semuanya berupaya menekan angka kejadian Stunting. Sebab hal tersebut sudah menjadi persoalan nasional. Persoalan stunting, merupakan salah satu yang mempengaruhi kecerdasan anak yang merupakan generasi bangsa.

Salah satu hasil rekomendasi kebijakan yang dihasilkan, yakni memperkuat dan membuat strategi monitoring dan evaluasi tingkat kabupaten. Ini terhadap program dan pelaku program penanganan stunting, upaya yang lebih baik dan terstruktur.



Kata Prof Harun, diperlukan penetapan sasaran output dan outcome yang sistematis program penanganan stunting kabupaten. Visi Zero stunting 2026 sudah baik, namun tiap tahun, diperlukan sasaran-sasaran berupa output dan outcome yang terukur.

Salah satu hal yang bisa menjadi tolok ukur keberhasilan, utamanya program penanganan stunting daerah adalah kesesuaian data stunting. Juga malnutrisi lain, yang dilaporkan secara internal dengan audit eksternal seperti data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilaksanakan tiap tahun.

"Bisa pula Pemerintah Daerah melakukan audit dengan bantuan pihak eksternal, seperti dari perguruan tinggi atau yang lain. Ini untuk evaluasi outcome program yang sementara dan telah berjalan. Tujuannya untuk mengetahui efektifitas program dan merencanakan perbaikan-perbaikan program jika diperlukan," ucapnya.

(agn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2866 seconds (0.1#10.140)