Selawatkan Ganjar Presiden, Ribuan Santri di Malang Yakin UMKM Keislaman Mandiri
loading...
A
A
A
MALANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menginisiasi program Lapak Ganjar. Program tersebut memungkinkan para UMKM dipromosikan produknya secara gratis lewat akun Instagram Ganjar, @ganjar_pranowo.
Program tersebut dinilai membantu melariskan berbagai produk masyarakat, sehingga UMKM bisa berdiri mandiri. Khususnya UMKM keislaman yang dikelola para santri.
Hal itu merupakan salah satu alasan 2.500 santri di Malang yang tergabung dalam Santri Dukung Ganjar Jawa Timur (SDG Jatim) menggelar sejuta selawat dan doa bersama untuk mendukung Ganjar menjadi presiden di 2024.
Mereka adalah santri Pondok Pesantren Al Ihsan Al Murtadlo, Jalan Pesantren Gang II Blambangan, Krebet, Bululawang, Kabupaten Malang. Selawat juga diikuti asosiasi kiyai, pengasuh ponpes, ustaz, ibu-ibu majelis taklim, dan masyarakat umum.
"Alhamdulillah pada kesempatan hari ini santri bersama pengasuh dan bersama muslimat fathayat, kaum muslimin dan muslimat sekitarnya sangat mendukung sekali adanya doa bersama," kata Pengasuh Ponpes Al Ihsan Al Murtadlo, KH Badrus Shofil Ufa, Senin (20/6/2022).
Pria yang akrab disapa Gus Badrus itu mengatakan, Ganjar merupakan pemimpin yang agamis. Dia mengatakan, Ganjar sering bersilaturahmi dengan ulama dan para santri di ponpes, sehingga civitas pesantren merasa dekat dengan Gubernur Jateng itu.
"Adapun santri berperan mendoakan Bapak Ganjar sebagai calon presiden tahun 2024 karena Bapak Ganjar adalah seorang yang agamis. Sering silaturahim sama ulama, sering berkunjung ke pondok-pondok pesantren," imbuhnya.
Sementara itu, Koordinator Nasional SDG, Acep Amirudin meyakini Ganjar bisa membangkitkan ekonomi UMKM lewat Lapak Ganjar. Khususnya UMKM keislaman yang melibatkan para santri dan tokoh agama.
Menurut Acep, santri dapat berperan penting dalam kebangkitan tersebut. Pasalnya, kini santri pandai memanfaatkan digitalisasi, sehingga Acep menilai Lapak Ganjar sangat bermanfaat untuk mereka.
"Bagi para santri yang terjun di dunia usaha, UMKM, itu sangat bisa memanfaatkan, terlebih digitalisasi ini para santri juga ikut terlibat," kata Dosen salah satu Universitas Islam di Bandung ini.
Program tersebut dinilai membantu melariskan berbagai produk masyarakat, sehingga UMKM bisa berdiri mandiri. Khususnya UMKM keislaman yang dikelola para santri.
Hal itu merupakan salah satu alasan 2.500 santri di Malang yang tergabung dalam Santri Dukung Ganjar Jawa Timur (SDG Jatim) menggelar sejuta selawat dan doa bersama untuk mendukung Ganjar menjadi presiden di 2024.
Mereka adalah santri Pondok Pesantren Al Ihsan Al Murtadlo, Jalan Pesantren Gang II Blambangan, Krebet, Bululawang, Kabupaten Malang. Selawat juga diikuti asosiasi kiyai, pengasuh ponpes, ustaz, ibu-ibu majelis taklim, dan masyarakat umum.
"Alhamdulillah pada kesempatan hari ini santri bersama pengasuh dan bersama muslimat fathayat, kaum muslimin dan muslimat sekitarnya sangat mendukung sekali adanya doa bersama," kata Pengasuh Ponpes Al Ihsan Al Murtadlo, KH Badrus Shofil Ufa, Senin (20/6/2022).
Pria yang akrab disapa Gus Badrus itu mengatakan, Ganjar merupakan pemimpin yang agamis. Dia mengatakan, Ganjar sering bersilaturahmi dengan ulama dan para santri di ponpes, sehingga civitas pesantren merasa dekat dengan Gubernur Jateng itu.
"Adapun santri berperan mendoakan Bapak Ganjar sebagai calon presiden tahun 2024 karena Bapak Ganjar adalah seorang yang agamis. Sering silaturahim sama ulama, sering berkunjung ke pondok-pondok pesantren," imbuhnya.
Sementara itu, Koordinator Nasional SDG, Acep Amirudin meyakini Ganjar bisa membangkitkan ekonomi UMKM lewat Lapak Ganjar. Khususnya UMKM keislaman yang melibatkan para santri dan tokoh agama.
Menurut Acep, santri dapat berperan penting dalam kebangkitan tersebut. Pasalnya, kini santri pandai memanfaatkan digitalisasi, sehingga Acep menilai Lapak Ganjar sangat bermanfaat untuk mereka.
"Bagi para santri yang terjun di dunia usaha, UMKM, itu sangat bisa memanfaatkan, terlebih digitalisasi ini para santri juga ikut terlibat," kata Dosen salah satu Universitas Islam di Bandung ini.