Pengasuh Pesantren Tebuireng: Saatnya Santri Bertindak Lawan Penyebaran Radikalisme

Rabu, 15 Juni 2022 - 20:51 WIB
loading...
Pengasuh Pesantren Tebuireng:...
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin menyatakan penyebaran radikalisme dan terorisme berbungkus agama masih jadi ancaman serius. Foto/Ist
A A A
JOMBANG - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin menyatakan penyebaran radikalisme dan terorisme berbungkus agama masih jadi ancaman serius.

Karena itu, sudah butuh keterlibatan banyak pihak, salah satunya dari kalangan pondok pesantren dan santri yang memiliki ilmu agama mumpuni.



Gus Kikin menyatakan, sosialisasi bahaya penyebaran radikalisme menjadi salah satu strategi dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman, serta keterampilan kepada para santri.

Sehingga santri mampu menyaring berbagai informasi yang beredar serta menyebarkan konten perdamaian terutama di dunia maya hingga keseluruh penjuru negeri, bahkan dunia.

Hal itu disampaikan Gus Kikin dalam workshop dan pelatihan santri melalui bidang agama dan multimedia di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Selasa (14/6/2022).

"Sudah bukan waktunya kita tinggal diam, sudah waktunya kita berbicara, saatnya kita bertindak," ungkap Gus Kikin dikutip Rabu (15/6/2022).

Pelatihan kerjasama dengan BNPT ini diikuti 60 santri seluruh Jawa Timur (Jatim). Para santri dapat memperkuat pemahaman terhadap syariat, juga memperkuat kewajiban dalam beragama.



"Kalau BNPT kan memiliki sistem yang canggih, mengikuti perkembangan zaman, jadi kita juga belajar menghadapi cara-cara yang melibatkan teknologi dalam aktivitas sehari-hari untuk menyebarkan konten perdamaian yang jauh dari radikalisme terorisme,” lanjut Gus Kikin.

Wakil Ketua PWNU Jatim ini menjelaskan, bahwa saat ini keadaan dunia sedang tidak baik-baik. Karenanya perlu adanya keterlibatan Indonesia dalam mengabil langkah untuk menjaga perdamaian di dunia nyata maupun dunia maya.

“Dengan melihat kondisi yang ada sekarang, mudah-mudahan kita mampu, tidak hanya kita bertahan tetapi harus bangkit, sehingga Islam di Indonesia ditunggu di mana-mana, Islam yang wasathiyah, Islam yang ramah sedang ditunggu di dunia”, tegasnya.



Menurutnya, Islam wasathiyah merupakan bagian dari moderasi Islam yang dapat dijadikan vaksin radikalisme terorisme. Islam wasathiyah sejatinya merupakan ajaran ulama Nusantara yang selama ini dianut dan diamalkan oleh umat Islam.

“Islam yang wasathiyah, Islam yang mampu memisahkan pertikaian, menjauhkan peperangan, menjaga perdamaian. Itu yang sedang ditunggu,” pungkasnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1815 seconds (0.1#10.140)