PPDB Jateng, Ganjar Ancam Pidanakan Pembuat SKD Aspal

Selasa, 23 Juni 2020 - 13:21 WIB
loading...
PPDB Jateng, Ganjar Ancam Pidanakan Pembuat SKD Aspal
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memperingatkan kepada calon siswa dan orangtua siswa untuk jujur dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2020. Foto Dok/SINDOnews
A A A
SURABAYA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memperingatkan kepada calon siswa dan orangtua siswa untuk jujur dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2020. Apabila terbukti melakukan pemalsuan data, dirinya tidak segan untuk membawa ke ranah hukum.

Dari laporan Dinas Pendidikan Jateng, banyak calon siswa yang menggunakan SKD (surat keterangan domisili), khususnya di beberapa sekolah favorit di Jawa Tengah. (Baca: Cerita Warga Semarang Rogoh Rp1,3 Juta Untuk Rapid Test )

"Soal SKD ini, saya minta dicek secara serius mulai sekarang. Saya ingatkan, tolong jangan ajari anak kita untuk tidak jujur. Jangan gunakan SKD Aspal, asli tapi palsu karena dia tidak tinggal di situ. Bukan tidak mungkin kalau ini masif (penggunaan SKD Aspal), saya gandeng kepolisian dan penegak hukum karena ini termasuk pemalsuan data," kata Ganjar usai rapat evaluasi PPDB di ruang kerjanya, Selasa (23/6/2020).

Ganjar meminta Disdik untuk mengerahkan semua guru yang ada di Jateng melakukan validasi dan verifikasi. Disdik juga diminta menggandeng Disdukcapil untuk memastikan kebenaran SKD itu. "Didata berapa pendaftar yang pakai SKD, cek semuanya dengan benar. Gandeng Dukcapil untuk melakukan cleansing data agar ini benar-benar akurat," tegasnya.

Tak hanya soal SKD, pihaknya juga mewanti-wanti adanya penggunaan sertifikat kejuaraan palsu. Untuk itu, pihaknya meminta Disdik jeli dan teliti dalam proses validasi serta verifikasi itu. "Kalau ditemukan, jangan segan untuk langsung mencopot. Karena ini soal integritas," tegas Ganjar.

Ia juga menyoroti soal jalur afirmasi anak tenaga medis yang bertugas dalam penanganan covid-19. Ganjar menegaskan, jalur itu hanya khusus bagi anak tenaga medis saja. (Baca: Wali Kota Solo Izinkan Anak 5 Tahun ke Atas Pergi ke Mal )

"Jadi kmi memfasilitasi pejuang covid, itu hanya untuk anak tenaga medis, tidak semuanya. Sekarang ada yang mengaku tim covid dan menggunakan itu, kan tidak. Misalnya saya sekarang ini juga masuk tim penanganan Covid-19, tapi ya jangan kemudian saya mendaftarkan anak saya melalui jalur itu," pungkasnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5449 seconds (0.1#10.140)