Dinas Perikanan Bulukumba Tawarkan Cara Cerdas Cari Ikan
loading...
A
A
A
BULUKUMBA - Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan Dinas Perikanan Bulukumba menggagas dan menawarkan cara Cerdas Cari Ikan (Cecar). Tawaran Cecar ini untuk memudahkan nelayan atau masyarakat yang hobi mancing untuk mendapatkan spot-spot potensi yang banyak ikannya.
Kabid Perikanan Tangkap, Dinas Perikanan dan Kelautan Bulukumba, Yusli Sandi mengatakan, jika dulu nelayan atau pemancing mencari ikan di laut hanya pakai praduga atau mengandalkan terkaan saja.
Namun sekarang, kata Yusli nelayan tidak perlu lagi menduga-duga, karena dengan bantuan satelit kita dapat mendeteksi klorofil-a (plankton yang menjadi makanan ikan), sehingga daerah atau lokasi tangkapan ikan (fishing ground) lebih pasti.
Asumsinya jika terjadi kelimpahan makanan ikan, akan terjadi pula kelimpahan ikan, karena secara naluria ikan bermigrasi untuk mencari makanan.
Dikatakan, cara menentukan lokasi ikan yaitu dengan cara menganalisis data citra satelit secara time series oleh Balai Riset Observasi Laut (BROL) Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Dari informasi satelit ini, nelayan bisa memasukkan titik koordinat yang diberikan di GPS atau Google Map android sebagai panduan.
“Hasil analisis lokasi fishing ground (titik koordinat) tersebut selanjutnya disebar via grup WA atau SMS ke nelayan secara langsung,” ungkapnya Yusli, Selasa (17/05/2022).
Untuk memudahkan koordinasi dan membagi titik koordinat dari BROL, pihaknya, kata Yusli membuat grup Whatshapp bagi para nelayan dan warga yang hobby mancing. Dengan adanya titik koordinat tersebut, nelayan tidak lagi mencari ikan di laut tapi langsung menuju ke lokasi ikan.
“Untuk mempermudah nelayan, kami luncurkan program yang disebut CECAR (Cerdas Cari Ikan). Sesuai namanya nelayan diharapkan lebih cerdas dalam menangkap ikan dan tidak lagi keliling ke sana kemari mencari ikan tapi mereka langsung ke titik lokasi (koordinat) yang sudah ditentukan,” jelasnya.
Menurutnya, kelebihan atau manfaat dari CECAR ini dapat menghemat biaya operasional para nelayan untuk melaut seperti BBM. Karena nelayan tidak perlu putar-putar lagi di laut untuk mencari ikan dan tentu juga akan meningkatkan hasil tangkapan ikan.
Meski demikian, Yusli mengungkapkan bahwa titik koordinat tersebut ada sedikit kelemahannya karena yang dideteksi hanya klorofil-a (makanan ikan) bukan ikannya. Tidak bisa ditentukan jam berapa ikan betul-betul melimpah untuk makan. Makanya titik koordinat itu berlaku selama 3 hari dan akan diupdate lagi.
Kabid Perikanan Tangkap, Dinas Perikanan dan Kelautan Bulukumba, Yusli Sandi mengatakan, jika dulu nelayan atau pemancing mencari ikan di laut hanya pakai praduga atau mengandalkan terkaan saja.
Namun sekarang, kata Yusli nelayan tidak perlu lagi menduga-duga, karena dengan bantuan satelit kita dapat mendeteksi klorofil-a (plankton yang menjadi makanan ikan), sehingga daerah atau lokasi tangkapan ikan (fishing ground) lebih pasti.
Asumsinya jika terjadi kelimpahan makanan ikan, akan terjadi pula kelimpahan ikan, karena secara naluria ikan bermigrasi untuk mencari makanan.
Dikatakan, cara menentukan lokasi ikan yaitu dengan cara menganalisis data citra satelit secara time series oleh Balai Riset Observasi Laut (BROL) Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Dari informasi satelit ini, nelayan bisa memasukkan titik koordinat yang diberikan di GPS atau Google Map android sebagai panduan.
“Hasil analisis lokasi fishing ground (titik koordinat) tersebut selanjutnya disebar via grup WA atau SMS ke nelayan secara langsung,” ungkapnya Yusli, Selasa (17/05/2022).
Untuk memudahkan koordinasi dan membagi titik koordinat dari BROL, pihaknya, kata Yusli membuat grup Whatshapp bagi para nelayan dan warga yang hobby mancing. Dengan adanya titik koordinat tersebut, nelayan tidak lagi mencari ikan di laut tapi langsung menuju ke lokasi ikan.
“Untuk mempermudah nelayan, kami luncurkan program yang disebut CECAR (Cerdas Cari Ikan). Sesuai namanya nelayan diharapkan lebih cerdas dalam menangkap ikan dan tidak lagi keliling ke sana kemari mencari ikan tapi mereka langsung ke titik lokasi (koordinat) yang sudah ditentukan,” jelasnya.
Menurutnya, kelebihan atau manfaat dari CECAR ini dapat menghemat biaya operasional para nelayan untuk melaut seperti BBM. Karena nelayan tidak perlu putar-putar lagi di laut untuk mencari ikan dan tentu juga akan meningkatkan hasil tangkapan ikan.
Meski demikian, Yusli mengungkapkan bahwa titik koordinat tersebut ada sedikit kelemahannya karena yang dideteksi hanya klorofil-a (makanan ikan) bukan ikannya. Tidak bisa ditentukan jam berapa ikan betul-betul melimpah untuk makan. Makanya titik koordinat itu berlaku selama 3 hari dan akan diupdate lagi.
(agn)