Harga Daging Sapi di Madina Meroket Jelang Lebaran, Pedagang dan Pembeli Kelimpungan
loading...
Sehari jelang lebaran, harga daging sapi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara, menembus harga Rp180 ribu per kg. Foto/iNews TV/Ahmad Husein Lubis
A
A
A
MANDAILING NATAL - Pedagang dan pembeli daging sapi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, dibuat kelimpungan dengan meroketnya harga daging sapi saat sehari menjelang lebaran. Pedagang daging sapi terpaksa menaikkan harga daging sapinya, karena harga beli sapi hidup juga mengalami kenaikan.
Salah seorang pedagang daging sapi di pasar tradisional di Kabupaten madina, Syamsi mengaku, saat ini harga daging sapi mencapai Rp180 ribu per kg. "Harganya terpaksa dinaikkan, karena harga beli sapi hidup juga mengalami kenaikan," tegasnya.
Dia mencontohkan, untuk harga sapi hidup berbobot 600 kg kini dijual seharga Rp45 juta per ekor. Kondisi ini membuat pedagang daging sapi, terpaksa menaikkan harga jual daging sapinya. Diakuinya, akibat kenaikan harga daging sapi ini, tingkat penjualan daging sapi berkurang hingga 40 persen.
Para pedagang daging sapi mengaku tak mungkin menurunkan harga jual daging sapinya, lantaran tak mau merugi. Pembeli yang masih membeli daging sapi, terpaksa mengurangi jumlah pembelian. Meski demikian, Syamsi menyebut masih ada juga pembeli yang membeli daging sapi dalam jumlah banyak, karena akan dinikmati bersama keluarga saat lebaran.
Salah seorang pedagang daging sapi di pasar tradisional di Kabupaten madina, Syamsi mengaku, saat ini harga daging sapi mencapai Rp180 ribu per kg. "Harganya terpaksa dinaikkan, karena harga beli sapi hidup juga mengalami kenaikan," tegasnya.
Dia mencontohkan, untuk harga sapi hidup berbobot 600 kg kini dijual seharga Rp45 juta per ekor. Kondisi ini membuat pedagang daging sapi, terpaksa menaikkan harga jual daging sapinya. Diakuinya, akibat kenaikan harga daging sapi ini, tingkat penjualan daging sapi berkurang hingga 40 persen.
Para pedagang daging sapi mengaku tak mungkin menurunkan harga jual daging sapinya, lantaran tak mau merugi. Pembeli yang masih membeli daging sapi, terpaksa mengurangi jumlah pembelian. Meski demikian, Syamsi menyebut masih ada juga pembeli yang membeli daging sapi dalam jumlah banyak, karena akan dinikmati bersama keluarga saat lebaran.
(eyt)
Explore More