Jelang Mudik Lebaran, Sopir Angkutan Keluhkan Terminal Bayangan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Menjelang libur lebaran, Terminal Mallengkeri Kota Makassar masih terpantau sepi. Tidak terlihat adanya penumpukan penumpang menjelang musim mudik Idul Fitri tahun ini. Beberapa mobil angkutan daerah masih terparkir rapi menunggu penumpang, Selasa (19/4/2022).
Salah satu sopir di Terminal, Burhanuddin mengatakan, untuk saat ini belum ramai pemudik. Biasanya penumpang akan ramai datang ke terminal pada saat puncak arus mudik.
Burhanuddin mengeluhkan keberadaan terminal bayangan yang kini digemari oleh para penumpang. Hal itu terjadi lantaran akses yang mudah serta keberangkatan mobil yang cepat.
Burhanuddin mengatakan, dirinya serta beberapa rekannya yang notabene menanti penumpang di dalam terminal merasa terbengkalai dikarenakan adanya terminal bayangan di sejumlah titik perbatasan kota.
"Ini kita terbengkalai adanya terminal bayangan, jadi semua tidak masuk ke dalam terminal, semua itu di luar daripada Terminal ada di batas Kota antara Gowa dengan Makassar, itu lebih ramai penumpang di sana," bebernya Kepada SINDOnews.
Ia menuturkan, para sopir terminal bayangan tersebut enggan memasuki terminal karena beberapa hal, salah satunya mendapatkan penumpang lebih cepat.
"Mereka enggan masuk ke terminal karena ada beberapa hal. Biasa muatan itu ingin cepat buru-buru berangkat. Terus di terminal ini kan membayar retribusi atau TPR mobil, jadi itu salah satu motivasi sopir nggak mau masuk ke terminal," ucapnya.
Hingga saat ini, Terminal Mallengkeri masih sepi pemudik. Biasanya pemudik berdatangan saat menjelang akhir Ramadhan. "Kalau sekarang masih sepi. Biasanya itu kalau sudah sisa lima hari puasa itu agak ramai karena mereka mencari mobil yang ke kampung kampungnya sendiri. jadi lima puasa lagi baru ramai," tutur Burhanuddin.
Sedari pagi, lanjut dia, mobil daerah yang berangkat hanya ada satu dengan mengangkut dua orang penumpang tujuan Kabupaten Bantaeng. Dia pun berharap arus pemudik tahun ini bisa melonjak tak seperti tahun sebelumnya yang sepi penumpang.
"Mudah-mudahan tahun ini tidak sama sebelum waktu karena ini sudah ada isu mudik jadi mudah-mudahan yang dari pulau lain di luar Sulsel menuju ke Selatan kota yang lain seperti Bulukumba dan Bantaeng mudah-mudahan mungkin minggu ke depan sudah mulai banyak," harapnya.
Sementara Direksi Terminal, Rizal Asjahad Rahman menanggapi perihal terminal bayangan yang marak di Kota Makassar. Dia bilang, perkara tersebut terjadi sudah cukup lama. Dirinya pun sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait dalam menertibkan terminal bayangan tersebut.
"Itu memang masalah dari beberapa tahun lalu terkait itu. Saya pun tetap berkoordinasi tetap dengan pihak pihak berwenang melakukan penertiban dengan hal-hal tersebut. Karena yang punya wewenang itu kan Dishub dengan kepolisian," katanya.
"Saya selalu berkoordinasi bahkan dulu sempat menurut info Pak Kadishub itu dulu banyak yang parkir di depan kantornya, tapi sudah diusir oleh Pak Kadisnya itulah mungkin mereka ini cari tempat lain," sambung Rizal.
Dia melanjutkan, yang menjadi masalah adalah kendaraan yang membuat titik-titik terminal bayangan tersebut merupakan mobil pribadi, bukan mobil angkutan umum yang berplat kuning.
"Rata-rata yang di luar itu kan bukan plat kuning, itu dia masalahnya. Karena kalau plat hitam memang tidak bisa masuk dalam terminal karna bukan angkutan umum. Pokonya semua koordinasi kita lakukan bagaimana bisa baiklah," tutupnya.
Salah satu sopir di Terminal, Burhanuddin mengatakan, untuk saat ini belum ramai pemudik. Biasanya penumpang akan ramai datang ke terminal pada saat puncak arus mudik.
Burhanuddin mengeluhkan keberadaan terminal bayangan yang kini digemari oleh para penumpang. Hal itu terjadi lantaran akses yang mudah serta keberangkatan mobil yang cepat.
Burhanuddin mengatakan, dirinya serta beberapa rekannya yang notabene menanti penumpang di dalam terminal merasa terbengkalai dikarenakan adanya terminal bayangan di sejumlah titik perbatasan kota.
"Ini kita terbengkalai adanya terminal bayangan, jadi semua tidak masuk ke dalam terminal, semua itu di luar daripada Terminal ada di batas Kota antara Gowa dengan Makassar, itu lebih ramai penumpang di sana," bebernya Kepada SINDOnews.
Ia menuturkan, para sopir terminal bayangan tersebut enggan memasuki terminal karena beberapa hal, salah satunya mendapatkan penumpang lebih cepat.
"Mereka enggan masuk ke terminal karena ada beberapa hal. Biasa muatan itu ingin cepat buru-buru berangkat. Terus di terminal ini kan membayar retribusi atau TPR mobil, jadi itu salah satu motivasi sopir nggak mau masuk ke terminal," ucapnya.
Hingga saat ini, Terminal Mallengkeri masih sepi pemudik. Biasanya pemudik berdatangan saat menjelang akhir Ramadhan. "Kalau sekarang masih sepi. Biasanya itu kalau sudah sisa lima hari puasa itu agak ramai karena mereka mencari mobil yang ke kampung kampungnya sendiri. jadi lima puasa lagi baru ramai," tutur Burhanuddin.
Sedari pagi, lanjut dia, mobil daerah yang berangkat hanya ada satu dengan mengangkut dua orang penumpang tujuan Kabupaten Bantaeng. Dia pun berharap arus pemudik tahun ini bisa melonjak tak seperti tahun sebelumnya yang sepi penumpang.
"Mudah-mudahan tahun ini tidak sama sebelum waktu karena ini sudah ada isu mudik jadi mudah-mudahan yang dari pulau lain di luar Sulsel menuju ke Selatan kota yang lain seperti Bulukumba dan Bantaeng mudah-mudahan mungkin minggu ke depan sudah mulai banyak," harapnya.
Sementara Direksi Terminal, Rizal Asjahad Rahman menanggapi perihal terminal bayangan yang marak di Kota Makassar. Dia bilang, perkara tersebut terjadi sudah cukup lama. Dirinya pun sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait dalam menertibkan terminal bayangan tersebut.
"Itu memang masalah dari beberapa tahun lalu terkait itu. Saya pun tetap berkoordinasi tetap dengan pihak pihak berwenang melakukan penertiban dengan hal-hal tersebut. Karena yang punya wewenang itu kan Dishub dengan kepolisian," katanya.
"Saya selalu berkoordinasi bahkan dulu sempat menurut info Pak Kadishub itu dulu banyak yang parkir di depan kantornya, tapi sudah diusir oleh Pak Kadisnya itulah mungkin mereka ini cari tempat lain," sambung Rizal.
Dia melanjutkan, yang menjadi masalah adalah kendaraan yang membuat titik-titik terminal bayangan tersebut merupakan mobil pribadi, bukan mobil angkutan umum yang berplat kuning.
"Rata-rata yang di luar itu kan bukan plat kuning, itu dia masalahnya. Karena kalau plat hitam memang tidak bisa masuk dalam terminal karna bukan angkutan umum. Pokonya semua koordinasi kita lakukan bagaimana bisa baiklah," tutupnya.
(agn)