Tangis Keluarga Pecah saat 5 Korban Tewas Kecelakaan Maut di Papua Barat Dimakamkan Satu Liang
loading...
A
A
A
BELU - Tangis haru tak dapat dibendung lagi, saat lima jenazah korban kecelakaan maut di Jalan Trans Pegunungan Arfak, Kabupaten Manokowari, Papua Barat, dimakamkan. Jenazah para korban dimakamkan dalam satu liang lahat.
Sebelum dimakamkan, kelima jenazah ini diarak dan dilaksanakan ritual adat sesuai kepercayaan keluarga. Kelima korban kecelakaan maut tersebut, merupakan satu rumpun kelaurga dari Desa Derok Faturene, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, NTT.
Anak, istri, serta keluarga besar para korban kecelakaan maut tersebut, tak henti-hentinya menangis saat jenazah mulai diarak dari rumah duka menuju ke tempat pemakaman umum (TPU) Welafu.
Kelima jenazah dilepas keluarga dengan ritual adat di depan pintu rumah duka, dan selajutnya diarak keluarga secara berurutan hingga tempat pemakaman. Prosesi pemakaman dilaksanakan secara Katolik.
Menurut istri almarhum Servasius Lelo, Prianan Anok, sebelum terjadinya kecelakaan maut yang menimpa rombongan suaminya, dia sempat mendapat telepon dari suaminya, dan berpesan untuk selalu menjaga kesehatan anak-anak.
"Saya tidak menyangka jika pesan yang disampaikan lewat telepon tersebut, merupakan pesan terakhir dari suami saya. Kami semua sangat terpukul atas kepergiannya untuk selamanya," ungkap Prianan Anok, sambil terus menahan kepiluan hatinya.
Prianan Anok tak luma menyampaikan rasa terimakasihnya kepada perusahan tempat suaminya bekerja, serta pemerintah yang sudah mengupayakan membawa pulang jenazah suaminya, sehingga bisa dimakamkan ke kampung halamannya.
Rasa terimakasih juga diungkapkan Marianus Ulu. Perwakilan keluarga korban ini, mengaku seluruh keluarga korban sangat terbantu dengan upaya pemulangan jenazah yang dilakukan perusahaan serta pemerintah. Bahkan, bantuan juga diberikan hingga proses pemakaman selesai.
Kelima korban tewas dalam kecelakaan maut di Manokwari, Papua Barat, yang dimakamkan dalam satu liang lahat ini, antara lain almarhum Servasius Lelo, Adrianus Mauk, Stevanus Malik, Adi Nahak, dan Isitin Nahak.
Sebelum dimakamkan, kelima jenazah ini diarak dan dilaksanakan ritual adat sesuai kepercayaan keluarga. Kelima korban kecelakaan maut tersebut, merupakan satu rumpun kelaurga dari Desa Derok Faturene, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, NTT.
Anak, istri, serta keluarga besar para korban kecelakaan maut tersebut, tak henti-hentinya menangis saat jenazah mulai diarak dari rumah duka menuju ke tempat pemakaman umum (TPU) Welafu.
Baca Juga
Kelima jenazah dilepas keluarga dengan ritual adat di depan pintu rumah duka, dan selajutnya diarak keluarga secara berurutan hingga tempat pemakaman. Prosesi pemakaman dilaksanakan secara Katolik.
Menurut istri almarhum Servasius Lelo, Prianan Anok, sebelum terjadinya kecelakaan maut yang menimpa rombongan suaminya, dia sempat mendapat telepon dari suaminya, dan berpesan untuk selalu menjaga kesehatan anak-anak.
"Saya tidak menyangka jika pesan yang disampaikan lewat telepon tersebut, merupakan pesan terakhir dari suami saya. Kami semua sangat terpukul atas kepergiannya untuk selamanya," ungkap Prianan Anok, sambil terus menahan kepiluan hatinya.
Prianan Anok tak luma menyampaikan rasa terimakasihnya kepada perusahan tempat suaminya bekerja, serta pemerintah yang sudah mengupayakan membawa pulang jenazah suaminya, sehingga bisa dimakamkan ke kampung halamannya.
Rasa terimakasih juga diungkapkan Marianus Ulu. Perwakilan keluarga korban ini, mengaku seluruh keluarga korban sangat terbantu dengan upaya pemulangan jenazah yang dilakukan perusahaan serta pemerintah. Bahkan, bantuan juga diberikan hingga proses pemakaman selesai.
Kelima korban tewas dalam kecelakaan maut di Manokwari, Papua Barat, yang dimakamkan dalam satu liang lahat ini, antara lain almarhum Servasius Lelo, Adrianus Mauk, Stevanus Malik, Adi Nahak, dan Isitin Nahak.
(eyt)